NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabat'kan?

"Tumben lo ke tempat gue?" Dave bertanya saat dia membukakan pintu dan menemukan Rina sudah nangkring di depan Apartemennya. Perempuan itu mengendikkan bahu acuh, dia nyelonong masuk bahkan sebelum si pemilik rumah mempersilahkan. Dave cuma mendengus melihat hal itu, Rina dan sikap seenaknya memang tidak pernah hilang.

Perempuan itu duduk di sofa, tepat di sebelah HP Dave yang sudah mati. Diam-diam dia mengucap syukur, untung telfonnya dan Okta tadi sudah dimatikan. Kalau tidak Rina bisa-bisa dengar dan berujung dia gagal jalan berdua dengan Okta.

"Nggak ada makanan nih?. Laper gue" keluh Rina sembari melepas jaket yang dia pakai.

"Lo kesini cuma mau numpang makan doang?" tanya Dave dengan muka sinis. Rina kontan menampol kepala cowok itu.

"Gak usah sok heran deh lo, biasanya gue sama Okta juga sering kesini ngabisin makanan di kulkas, lo diem aja tuh"

"Ya itukan pas ada Okta, kalo sekarang ya beda lah"

"Oh jadi ceritanya lo pilih kasih nih"

Rina mengangguk-angguk sok dramatis. Memang dari dulu dia itu terkenal sebagai ratu drama. Jadi gaya sok tersinggungnya saat ini sangat tidak mempan untuk Dave.

"Dih baperan!"cibir cowok itu. Dan dengan tidak punya perasaannya, Dave meletakkan kakinya di atas paha Rina. Membuat perempuan itu diam-diam menahan diri untuk nggak menampol kepala Dave menggunakan tongkat baseball.

"Pijitin kaki gue dulu, entar lo boleh ngabisin sosis di kulkas gue"

Rina melotot kesal, tangannya bergerak memberi cubitan maut di kaki Dave hingga cowok itu memekik keras saat bulu kakinya ikut tercabut. "LO PIKIR GUE APAAN CUMA DIBAYAR PAKE SOSIS SO NICE?!"

"Lo kan babu gue"

*************

Jarum jam menunjukkan pukul 23.58, dua menit menuju pergantian hari, dan dua menit juga menuju umur 27 untuk laki-laki bernama Dave Bramantyo. Di depan potongan kue yang besarnya tidak lebih dari alas cangkir kopi, cowok itu menanti jarum panjang menunjuk kearah angka 12 sebagai akhir dari penantiannya hari ini.

Seperti biasa, dia selalu merayakan hari kelahirannya di Bumi sendirian. Tanpa keluarga, tanpa siapapun. Di dalam kamar yang lampunya sengaja dia matikan, cowok itu duduk di lantai menghadap langit. Sambil sesekali melirik kearah jam dinding. Dave dan sepi memang selalu berdampingan.

Detik-detik yang ditunggu tiba, jarum runcing itu menunjuk angka dua belas tepat. Alarm digital yang Dave pasang berdering, menyatakan bahwa kini Dave yang berumur 27 tahun sudah tiba.

Cowok itu lalu menyalakan lilin kecil menggunakan korek yang dia bawa di kantong celana. Lilin warna merah itu dia tancapkan di tengah kue, membuat cahaya apinya menjadi satu-satunya penerangan di kamar itu.

"Happy birthday to me, happy birthday to me, happy birthday happy birthday, happy birthday to me"

Nyanyian lagu ulang tahun dia nyanyikan sendiri. Setelah memanjatkan doa di umur yang ke-27, Dave meniup lilin itu dengan sekali tiupan.

"Happy birthday Dave bangsatt" ucapnya pada diri sendiri sambil tertawa hambar.

"Semoga, di umur yang makin tua, lo gak makin jadi pecundang, dan gak makin goblokk ya, semangat buat jalanin hidup yang berantakan!"

Dave membuang lilin kecil itu ke sembarang arah, melihat kue brownies cokelat itu dengan tatapan datar. Dia mengambil sendok, dan memakan kue itu dengan sejuta perasaan berkecamuk.

Bahkan kue yang manis pun nggak bisa memperbaiki hidupnya yang terlanjur pahit.

Sampai akhirnya ponsel Dave berdering nyaring mengisi seluruh ruangan. Volumenya memang nggak kira-kira, si pemilik sengaja menyetel volume full power supaya kalau dia ketiduran tetap bisa kebangun.

Okta is calling you

Hidup Dave memang pahit, tapi Okta mungkin adalah satu-satunya bagian paling indah dari hidupnya.

Dave dan sepi memang selalu berdampingan, tapi mungkin dia lupa kalau dia punya Okta yang selalu menjadi pembatas agar sepi tidak bisa mengganggu hidup Dave.

Bahkan disaat seluruh dunia pergi, Okta akan terus ada.

"HAPPY BIRTHDAY DAVE JELEKKK, YANG MAKIN TUA MAKIN TAMBAH JELEK"

Baru juga videocall dia angkat, kupingnya langsung dihadiahi teriakan melengking Okta yang nyaringnya melebihi provokator demo. Cowok itu kontan menjauhkan ponselnya, sambil menggosok kuping yang terasa mendengung.

"Bangkee" umpat Dave setelah kembali mengarahkan kamera ke wajah. Okta tertawa kencang di seberang sana. "Mulut lo yee, emang minta diruqyah dulu"

Perempuan itu masih cengengas-cengenges gak jelas, dari backgroundnya dia bisa menyimpulkan kalau Okta sedang berada di dalam kamar.

"Refleks, elah. Sensi amat sih" sahut Okta dengan santainya. "Gue cuma terlalu exited ngerayain ulang tahun lo. Ya meskipun sebenernya nggak penting-penting amat sih"

"Sialan" dengus Dave lagi, dan perempuan itu kembali tertawa.

"Lo tuh harusnya bersyukur, masih ada malaikat tanpa sayap yang peduli sama lo"

"Udah deh, Ta. Jangan bikin gue mau muntah" Dave mendelik malas, Okta dan sifat narsisnya tidak pernah berubah seperti saat mereka baru kenal dulu. Tapi, tanpa sadar itu juga yang membuat dia kelihatan menarik dan istimewa. Okta dengan segala sifat unik yang tidak pernah dibuat-buat.

"Suara lo nggak ada akhlak gitu, lakik lo apa nggak kebangun?". Pasalnya ini sudah pukul 00.30 WIB. Jamnya orang-orang pada molor, mengistirahatkan diri setelah seharian bergelut dengan kenyataan.

"Orang sibuk dia tuh, jam segini belum pulang" Okta menyahut dengan malas. Perempuan itu terlihat sangat santai, mengambil guling lalu memposisikan diri tidur miring.

"Anjirr, sadis banget ya jadi artis" dia bergidik ngeri. Jadi pramugara yang kerjanya paling lama 10 jam aja dia udah ngeluh, apalagi jadi artis yang tiap harinya hampir 20 jam di drpan kamera. Dave membayangkan saja udah angkat tangan.

"Untung gue nggak jadi artis" celetuknya.

"Tampang lo mah gak cocok jadi artis" Okta balas meledek. "Dapet pun paling bagian peran cleaning servis"

"Anjing banget tuh mulut!"

Okta tertawa ngakak, ngerjain Dave memang hiburan tersendiri untuknya. Apalagi kalau cowok itu sudah ngamuk-ngamui dan berujung mengabsen seluruh hewan yang ada di Ragunan.

Hening beberapa saat, dua orang itu sama-sama diam. Okta melihat langit-langit kamarnya dan Dave masih setia menatap wajah seseorang di layar ponsel itu tanpa berkedip.

"Ta, lo nggak ngerasa kesepian?".

"Nggak, kan gue masih punya lo"

Jawabannya santai, tapi jantung Dave yang mendadak jadi nggak santai.

"Oh ya, besok jadi kan?", Okta bertanya dengan tidak punya dosa setelah membuat anak orang nyaris jantungan.

"Jadilah"

"Rina bisa?"

Dave diam beberapa saat. Jujur dia belum bilang ke Rina, dan mungkin dia tidak akan bilang karena rencananya dia cuma pengen pergi berdua dengan Okta. Berdua, saja.

"Rina nggak bisa, besok dia take-off ke Makasar. Berdua aja, gapapa kan Ta?" dia bertanya dengan hati-hati. Takut perempuan itu merasa tidak nyaman.

Okta diam sebentar, entah apa yang dia pikirkan. Sebelum akhirnya dia mengangguk setuju. "Oh yaudah, gapapa kok" sahutnya. "Kalo gitu ini gue matiin dulu ya, si Vano kayaknya udah pulang"

"Oke, thanks lo udah mau nemenin gue disaat gue lagi ulang tahun" cowok itu berucap dengan tulus, mengundang senyyman terbit di bibir perempuan bernama Oktavia Adisty.

"Happy birthday sekali lagi Dave, harapan gue cuma semoga lo selalu bahagia terus dan tetap jadi Dave yang gue kenal"

***************

Suara mobil terparkir di garasi membuat Okta langsung menarik selimut sampai menutup leher, lalu tidur membelakangi pintu. Pura-pura tidur, dan mencoba mengatur nafasnya se-rileks mungkin. Bukan apa-apa, dia cuma belum siap kalau harus bicara dengan Vano. Takut kalau kelepasan emosi.

Suara langkah kaki mendekat dan suara engsel pintu ditarik semakin membuat jantung Okta berdegup kencang. Dia masih mencoba tidur, berharap ada keajaiban dia bisa langsung tidur dalam waktu 1 menit. Meskipun itu mustahil.

Pintu kamar dibuka, tanpa balik badan pun Okta sudah tahu kalau itu Vano. Wangi parfum cowok itu sudah dia hafal di luar kepala.

Vano berdiri sebentar di dekat kasur, melihat Okta yang tidur memunggunginya. Dia lalu membuka lemari, mengambil baju tidur lalu masuk ke kamar mandi untuk ganti baju. Okta menghela nafas panjang, melirik pintu sebentar kemudian kembali pura-pura tidur.

10 menit setelahnya Vano keluar dari toilet. Langkah kakinya bergerak menuju kasur, dan tidur di samping Okta. Perempuan itu bisa merasakan kasur sampingnya bergerak, tapi yang membuat jantung Okta nyaris lepas adalah saat tangan Vano tiba-tiba bergerak memeluk pinggangnya dari belakang.

"Gue tau lo belum tidur" cowok itu meletakkan dagunya di bahu Okta. Dengan mata terpejam, tangannya memeluk pinggang perempuan itu erat-erat.

Dalam kondisi seperti ini, Okta merasa pasukan oksigen di kamar mereka sangat sedikit. Bahkan untuk dia gunakan bernafas pun rasanya sulit. Tekad untuk pura-pura tidur rasanya langsung hilang. Matanya terbuka lebar sekarang. Yang jadi masalah saat ini adalah bagaimana caranya supaya Vano tidak sampai tau kalau jantungnya sedang dugem di dalam sana.

"Kenapa, mau ngehindarin gue?" gumam Vano dengan lirih, nafasnya sangat terasa di leher Okta. Dia menelan ludah kasar.

"Seluruh dunia sekarang lagi ngehindarin gue, Ta. Lo jangan gitu juga ya"

Suara Vano semakin rendah, seperti ada setumpuk beban yang terdapat di dalamnya. Tanpa sadar Okta ikut menggenggam tangan Vano di perutnya.

"Gue capek banget, Ta"

Okta spontan membalikkan badannya. Membuat dia tidur berhadapan dengan Vano. Mata cowok itu memandangnya sayup, Vano kali ini terlihat sangat kusut.

"Capek kan, istirahat dulu gih. Gue nina bobo-in", suara halus milik perempuan itu berhasil mengantarkan ketenangan tersendiri. Vano menarik Okta mendekat, menjadikan lengannya sebagai bantalan perempuan itu. Dia memeluknya erat. Mungkin mulai saat ini, Vano menjadikan pelukan perempuan ini sebagai tempat ternyamannya.

Okta menenggelamkan kepalanya di dada Vano, merasakan detak jantung cowok itu yang seirama dengannya. "Jangan dilepas ya, Ta. Biar kayak gini, sebentar aja"

"Gue nggak akan pergi, Van. Kecuali lo yang nyuruh gue untuk pergi"

...****************...

Gak bisa ngomong apa-apa lagi tentang Vano😭

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN VOTENYA MANTEMAN💕

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!