NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

“Perlu aku membantu mu, sayang?” tawar Alex dengan seringai di bibirnya, tangannya bahkan berani menyentuh tangan Wati yang sedingin es.

Deru nafas Wati gak beraturan, ‘Aku gak salah.’

“Tangan mu dingin sekali, sayang? Apa cara mengemudi ku membuat mu takut? Tapi aku hanya ingin mengabulkan mu, lebih cepat bawa mobilnya kan?” beo Alex gak ingin disalahkan.

Sreek.

Wati menepis tangan Alex yang berhasil melepas sabuk pengaman pada tubuhnya.

“Kenapa kamu terus mengikuti ku, pak? Tolong jangan pernah ikuti aku lagi! Jangan ganggu hidup ku lagi! Sudah cukup kekacauan hidup ku karena anda, pak!” seru Wati dengan penuh emosi.

Grap.

Alex mencekal pergelangan Wati, gak peduli seberapa keras usaha Wati untuk melepaskan tangannya dari cekalannya.

“Bukan aku yang menyebabkan kekacauan dalam hidup mu, Wati! Tapi kamu nya aja yang salah memilih teman hidup. Aku berjanji, tidak akan membuat mu sesakit ini jika bersama ku! Akan ku balas orang orang yang berani menyakiti mu!”

“Bohong! Semua pria itu sama! Tukang selingkuh! Setelah mendapatkan yang diinginkan, pasti yang lama akan ditinggalkan!” sentak Wati.

“Aku tidak seperti itu, Wati! Aku setia pada mu! Aku menunggu mu, aku menerima mu dengan segala kekurangan mu, segala kebodohan mu! Buka mata mu! Kamu hanya perlu menerima ku, dan ikut dengan ku! Tapi jika kamu punya pilihan lain, kita bisa tinggal di mana pun kamu ingin!” ujar Alex dengan serius.

Wati tersenyum sinis, gak percaya dengan pernyataan Alex.

“Pak Alex pikir aku wanita yang mata duitan? Gila harta? Wanita yang bisa dibeli dengan uang, kemewahan? Wanita yang mudah di perdaya dengan kata manis pria? Justru aku bisa mati kapan saja jika bersama mu, pak!” tuduh Wati seenak jidatnya.

“Jangan seburuk itu menilai ku, Wati! Jika aku ingin melenyapkan mu, sudah aku lakukan setelah aku puas bermain dengan mu!”

Wati menggeleng, “Gak, aku gak percaya dengan bapa! Bapa penipu, pembohong, bapa kejam!”

Alex terkekeh, “Bukan kah kamu yang penipu, kamu bahkan belajar dengan baik dari suami brengsek mu untuk menipu ku!”

Wati gak lagi meronta, ia menatap kesal Alex, ‘Percuma aku lari juga, sepertinya emang gak ada celah untuk ku kabur dari pak Alex.’

‘Apa kata kata ku berhasil menyadarkan Wati? Tapi aku perlu membuktikannya, jangan sampai aku dipermainkan lagi.’ pikir Alex.

Alex berseringai, “Kamu sudah menyadari kebodohan mu? Sudah sadar, siapa yang jadi penipunya di sini?”

Wati menghembuskan nafasnya kasar, “A- aku hanya belum bisa menerima kenyataan ini, a- aku masih ingat janji ku! Tolong beri aku waktu, setidaknya sampai rumah tangga ku dengan mas Hasan selesai. A- aku gak ingin nama baik pak Alex rusak sebagai orang ketiga dalam kegagalan pernikahan ku.”

‘Kamu memang wanita yang di takdirkan untuk ku, Wati! Meski aku harus sabar menghadapi keplinplanan mu!’ pikir Alex menahan senyum di bibirnya.

Alex mencubit dagu Wati, membuat wanita itu menatap ke arahnya.

“Sama dengan mu sebelumnya. Aku tidak percaya dengan mu, bisa saja kamu mencoba lari dan bersembunyi lagi dari ku! Karena itu, 2 jam dari sekarang. Aku akan menjemput mu di sini. Puaskan diri mu berbagi keluh kesah dengan teman wanita mu itu!” putus Alex.

Wati menggeleng, mencoba meyakinkan Alex, “Tidak, aku tidak akan lari. Kamu bisa percaya pada ku. Aku membawa berkas pernikahan ku, aku akan mengurus perceraian ku dengan mas Hasan.”

Dring dring dring.

Dering telpon berbunyi dari ponsel Wati yang ada di dalam tas.

Alex membiarkan Wati menjawab teleponnya.

< “Iya, Nis! Aku baru sampai di depan rumah mu ini!” > beo Wati namun tatapannya masih terfokus pada Alex yang ada di sampingnya.

[ “Oke, tunggu aku. Aku akan turun bukakan gerbang untuk mu!” ]

< “Oke!” >

Sreeek.

Dengan cepat Alex merebut benda pipih bin ajaib Wati dari tangannya.

Wati membola gak percaya.

“Apa yang mau bapa lakukan pada ponsel ku? Cepat kembalikan pada ku sini!” Wati mengulurkan tangannya mencoba merebut kembali ponselnya dari Alex.

“Pinjam sebentar, pelit sekali.” tangan kiri Alex menghalau tangan Wati, sementara tangan kanannya mengutak atik ponsel wanitanya itu.

“Jangan aneh aneh dengan ponsel ku, pak!”

“Sssttt, diam sebentar!”

Tring tring tring.

Kini ponsel Alex berdering, dengan nomor asing terpampang di layar ponsel mahalnya.

“Besok, kita makan siang bersama. Tidak ada penolakan, jika ingin aku biarkan kamu ke luar dari mobil ini. Dan tinggal beberapa malam di tempat teman mu ini! Betapa murah hatinya kekasih mu ini kan, sayang!” seru Alex tanpa ingin di bantah, sempat sempatnya membanggakan dirinya.

Wati menatap gak ikhlas ponselnya. Tertera ia melakukan panggilan pada nomor yang baru saja ditambahkan pada kontaknya.

“Jangan memutuskan seenak mu, pak! Aku gak mau makan siang dengan mu! Aku banyak kerjaan.” kekeh Wati, berusaha menolak ajakan Alex.

“Jadwal mu tidak sepadat jadwal kerja ku, Wati! Besok siang orang ku yang akan menjemput mu!”

Alex keluar dari mobil tanpa diperintah. Pria itu mengeluarkan koper milik Wati dari bagasi. Disusul dengan Wati yang keluar dari mobil, tepat saat itu Nisa membuka pintu pagar rumahnya.

“Omong kosong, seperti bapa sudah tau aja tempat kerja ku yang baru!” cibir Wati, dengan tangan kanannya melambai pada Nisa.

“Aku pikir kamu gak jadi kerumah ku, Ti!” beo Nisa, usai peluk kangen dengan Wati.

“Jadi lah, maaf ya aku bawa koper sekalian.” Wati menoleh ke arah kopernya yang tengah di seret Alex.

“Tidak masalah, aku malah senang kamu tinggal dengan ku!” Nisa mengelus punggung Wati meyakinkan.

“Eh jangan di taro situ pak supir, tolong sekalian aja dibawa masuk sampai kedepan rumah!” titah Nisa, saat pria itu meletakkan koper di depan pagar.

“Dengan senang hati, mbak!” celetuk Alex tanpa protes pada Nisa.

“Gak perlu, pak! Aku bisa membawanya sendiri! Bapak udah boleh pergi!” tolak Wati gak enak hati.

“Jangan sungkan pada kekasih mu sendiri, sayang!” celetuk Alex tanpa tau malu, menarik koper Wati melewati pagar rumah Nisa.

Nisa terperangah, “Hah? Jadi dia bukan sopir taksi online? Di- dia kekasih mu? La- lalu gimana dengan Hasan? Kalian belum berpisah kan?”

Bersambung…

Tinggalin jejak napa ya... Sepi bener ini 🙄 ora ada jempol, ora ada komen, apa lagi bintang. Kaga ngarep vote ama hadiah dah.

1
lina
pecat2. udah kaya perusahaan dewek bae u. kuli juga u sama orag
lina
karyawan ja belagu
lina
ank u yg g luny hrga diri. g punya otak
lina
manipulatif nih org
lina
kaya ank u y.
lina
dasar kaga tau malu
lina
wahwah wah. minta d apain ini orng
lina
dasar serakah
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
partini
good story
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!