NovelToon NovelToon
DOSEN CANTIK YANG JUTEK

DOSEN CANTIK YANG JUTEK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Tata susila / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Chicklit / Tamat
Popularitas:534.9k
Nilai: 5
Nama Author: RADISYA

Asti seorang gadis yang berusia 28 tahun, dan memiliki wajah yang baby face, banyak orang yang mengira bahwa Asti seperti gadis belia.
Asti memiliki otak yang cerdas, piawai dalam berkomunikasi dan mempunyai sifat penyayang.
Berjalannya waktu, Asti mengenal sosok pria bernama Tomi.
Asti terkenal dengan sifatnya yang cuek dan jutek.
Apakah sosok Tomi Berhasil meruntuhkan hati sang dosen cantik yang jutek?
Di balik sikap Asti yang cuek dan jutek, ia bersama-sama temannya memiliki wadah untuk saling bertukar informasi, berbanding terbalik keseruan pada saat dia bersama sama di geng bucin.
Keseruan apa yang ada di geng bucin?
mari kita bersama membaca keseruannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RADISYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Tomi Pamit Kepada Asti.

Kepulangan Pak Eko meninggalkan Asti sendiri yang masih tetap duduk merenung di teras rumahnya dengan wajah muram. Ia merasa sedih, ketenangan hidup dan kedamaian batin yang selama ini menyelimuti dirinya telah terobek-robek.

Dua orang lelaki yang satu ganteng gagah dan harmonis serta yang satu lagi tampan, simpatik dan sukses, sedang berlomba untuk mendapatkan perhatiannya.

Padahal ia tidak ingin mengikatkan dirinya kepada salah seorang pun di antara keduanya.

Asti sadar betul bahwa untuk menghindari kedua orang lelaki itu tidaklah mudah. Yang seorang adalah rekan kerjanya dan pasti akan sering berjumpa dengannya.

Yang seorang lagi adalah mahasiswanya yang sedang menyusun tugas penulisan ilmiah yang diberikannya. Jadi pasti ia akan sering berhubungan dengannya.

Namun bagaimana pun sulitnya itu, Asti dengan segala daya usahanya akhirnya berhasil merentangkan jarak di antara dirinya dengan kedua lelaki itu.

Di luar jam-jam mengajar, Asti tidak mau masuk ke ruang dosen yang disediakan. Ia lebih memilih berlama-lama duduk di perustakaan.

Sedangkan kalau menghadapi Tomi mahasiswanya itu, saat di ruangan kuliah ia selalu menghindari bentroknya pandang mata antara dirinya dengan lelaki itu.

Sikapnya anggun dan berusaha mengambil jarak, bahkan tampak dingin dan apabila ia terpaksa harus naik kendaraan umum karena mobil mau di pakai oleh orang tuanya.

Asti selalu keluar kampus dengan hati-hati agar jangan sampai terlihat oleh Tomi maupun oleh Pak Eko.

Kendati keduanya mempunyai mobil bagus yang ber AC dan harum baunya, Asti lebih suka berdiri berdesakan di dalam bis yang pengap dan berbau macam-macam itu.

Pak Eko yang sudah mengetahui pendirian Asti mengenai hubungannya dengan kaum pria, mengerti bahwa batas-batas yang dipasang oleh gadis itu terhadap dirinya adalah merupakan bagian dari pandangannya itu.

Seolah gadis itu hendak menunjukkan bukti-bukti dari apa yang pernah dikatakannya di teras rumahnya beberapa waktu yang lalu.

Terlepas setuju atau tidaknya dan terlepas dari tersinggung atau tidaknya ia terhadap perubahan-perubahan sikap Asti belakangan ini, namun ia mampu memahami gadis itu.

Namun tidak demikian halnya dengan Tomi. Ia tidak mengerti mengapa sikap Asti berubah dingin dan seperti sulit disentuh dan digapai.

Lebih-lebih jika itu dikaitkan dengan kejadian yang mereka alami di dapur rumah gadis itu beberapa waktu yang lalu.

Sedikitnya ia berpikir bahwa sesudah kejadian intim di dapur rumah Asti waktu itu, Asti akan menjadi lebih hangat dan manis terhadapnya dan tidak lagi sering menegur, mengkritik dan memarahinya.

Mengapa sikap Asti yang membingungkan itu Tomi merasa lebih suka menghadapi Asti yang marah, yang menegurnya, yang menatapnya dengan jengkel.

Sebab setidaknya sikap itu menunjukkan bahwa kehadirannya dirasakan oleh gadis itu.

Tetapi sekarang, Asti seperti menganggapnya angin lalu belaka. Menyapukan pandangan matanya di ruang kuliah pun tidak.

Gadis itu seperti orang asing saja rasanya.

Merasa bingung menghadapi arah perkembangan yang tidak disangka-sangkanya itu, Tomi sengaja meluangkan waktunya untuk menemui Asti di rumahnya sekali lagi, ia tidak ingin pergi dalam ketidak pastian yang menyakitkan seperti itu.

Kedatangan Tomi sore itu diterima oleh pembantu rumah tangga orang tua Asti. melihat itu Tomi ingat bahwa Asti di rumah itu masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia sering lupa, sebab Asti tampak selalu mandiri.

“Apakah Bapak dan Ibu ada di rumah?” tanyanya kepada pembantu rumah tangga yang membukakan pintu untuknya itu.

“Baru saja pergi Pak. Bapak mencari Bapak dan Ibu?”

“Sebetulnya tidak. Saya hanya ingin berkenalan saja dengan tuan dan nyonya rumah ini.

Tetapi sebenarnya yang saya cari adalah Ibu Asti. Apakah beliau ada di rumah, Mba?”

“Ada Pak. Baru saja keluar dari kamar mandi, silahkan duduk dulu,” sahut pembantu rumah tangga itu.

“Saya akan memanggilnya”

“Baik terimakasih” sambil duduk Tomi membiarkan hatinya bersorak gembira, seperti waktu kedatangannya yang lalu, kali ini pun ia bernasib baik. Asti hanya sendiri di rumah, Pantaslah rumah ini tampak sepi.

Asti yang diberitahu oleh pembantu rumah tangganya bahwa ada tamu yang mencarinya merasa kesal. Rambutnya masih basah kuyup sesudah mandi dan keramas tadi.

“Mba sudah pernah melihat tamu itu belum?” tanyanya sambil menyentuh rambutnya yang basah dengan handuk kecil.

“Belum Non, tetapi orangnya ganteng dan gagah Non!” sahut sang pembantu rumah tangga itu sambil tersenyum girang.

“Naik mobil?”

“Iya betul, mobil nya warna merah hati Non!”

Asti mengeluh di dalam hatinya, Ia tidak ingin bertemu dengan lelaki yang paling membuatnya jadi kehilangan ketenangan dan kedamaian hati itu. Lebih-lebih sekarang di saat ia tidak siap menerima tamu. Pengering rambutnya sedang rusak pula, sungguh menyebalkan.

Dengan perasaan kesal yang tidak disembunyikannya, Asti terpaksa menemui Tomi ke ruang tamu.

“Selamat sore, Bu Asti!” kata Tomi begitu Asti muncul. Ia sudah melihat air muka keruh yang diperlihatkan oleh sang nona rumah itu.

Tetapi ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh keadaan. Terlebih-lebih mengingat beberapa saat lagi ia akan berpisah selama beberapa bulan dengan gadis itu.

“Sore…” Asti langsung duduk di salah satu kursi tamu yang ada.

“Ada urusan apa lagi?”

Tomi tidak segera menjawab pertanyaan yang tidak ramah itu, ia sedang mengagumi gadis yang duduk di depannya tanpa make up dan dengan rambut yang masih basah itu. Dalam keadaan apa pun Asti tampak amat cantik dan mempesona baginya.

“Ada apa lagi datang kesini?” Asti mengulang pertanyaannya tadi. Tetapi karena ia sadar bahwa mata lelaki itu tengah menatapinya dengan kagum, kedua belah pipinya perlahan-lahan memancarkan warna kemerahan yang semakin menambah kekaguman Tomi.

“Saya hanya mau pamit kepada Ibu” kata Tomi sesudah ia berhasil menenangkan dirinya.

“Besok sore, saya sudak akan berangkat keluar kota dan saya berterimakasih bahwa Ibu telah membimbing saya sehingga saya mendapat nilai A untuk mata kuliah yang Ibu berikan pada ujian mid-semester kemarin”

“Itu bukan jasa saya…” Asti mulai merasa hatinya tidak enak. Pertama, karena kedatangan Tomi kemari di sertai dengan tujuan yang baik, namun ia telah bersikap tidak ramah kepadanya tadi.

Kedua, sikap Tomi begitu manis, menghormati dan tetap tersenyum ramah kendati yang dihadapinya adalah wajah cemberut dan sinar matanya yang dingin.

“Bagaimana pun juga, kalau bukan karena teguran dan saran dari Ibu, tidak mungkin saya akan mencapai hasil sebagus ini!” kata Tomi lagi.

“Perlu Ibu ketahui bahwa sebelum Ibu menegur saya pada hari pertama kita bertemu di tempat ini, saya tidak menganggap filsafat itu sebagai ilmu yang penting.

Berkat Ibu saya sekarang menyadari bahwa ternyata filsafat sebagai ilmu mempunyai bidang pembahasan yang amat luas karena obyeknya adalah seluruh kenyataan di dunia ini.

Semakin saya mengetahuinya semakin saya ingin tahu kebih banyak lagi.

Sampai-sampai saya berpikir, sesudah saya menyelesaikan studi saya ini, saya ingin kuliah filsafat di tempat Ibu kuliah dulu”

“Saya hanya melakukan kewajiban saya sebagai seorang pendidik atau pengajar…” jawab Asti perlahan.

1
vera tri
terlalu bertele-tele ceritanya....
Okta Rahayu
Lumayan
Karate Cat 🐈
seru
SalsaDCArmy
bagus ceritanya 🥰
Allessha Nayyaka
terhanyut oleh cerita nya
sangat keren
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
akhirnya sah jg asti ma tomi..Alhamdulillah
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
belah duren di pending nyampe selesai resepsi di hotel ya
🍁FAIZ❣️💋🄽🄸🅃🄰👻ᴸᴷ
kisah cinta author nih😊
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
alhamdulillah sah....
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
alhamdulillah... akhirnya sudah sah juga☺
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
waah tinggal menunggu selangkah lagi, sehabis ini Asti dan Tomi ijab kabul, dan akhirnya mereka sah, trus tunggu launching Asti dan Tomi junior 🤭🤭
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di karya keren ini 😍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
mama Laras jangan capek2 yaa, biar saat hari H tetap fit, moga aja semuanya lancar, Tomi dan Rasti segera halal dan segera memberikan cucu
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
tinggal ijab kabul.... moga lancar
Elisabeth Ratna Susanti
asyik nih 😍😍😍
jhon teyeng
enak pacaran hbs nikah mau apapun jg sdh halal. nikmat lhoh😁
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
bener banget itu eyang, mangkanya lebih baik pacarannya setelah menikah, kan enak sudah halal, karena kebanyakan orang-orang jaman sekarang, gaya pacarannya sudah gak sehat
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
hihihi sabar Ry, mangkanya abis ini Maryam segera kamu lamar terus secepatnya kamu nikahi biar bisa sama Maryam terus🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!