Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LANJUTAN DARI EPISODE 11 KEBAHAGIAN YANG DI DAPAT GERHANA DARI KELUARGA BARU
Mendengar perkataan Lyra, Pak Adi Cokro semakin terkejut dan yakin bahwa Gerhana bukanlah anak sembarangan. "Anak ini pasti mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh anak lain," gumam Pak Adi Cokro dalam hatinya.
Tanpa diketahui oleh Pak Adi Cokro dan Lyra, Gerhana yang mempunyai kemampuan membaca pikiran orang lain, termasuk pikiran Pak Adi Cokro, langsung menjawab, "Semua itu adalah kehendak dari Sang Maha Pencipta, Pak. Saya hanya beruntung karena masih dilindungi-Nya," terang Gerhana kepada Pak Adi Cokro dan Lyra.
"Alhamdulillah, Nak, kalau kamu tidak apa-apa," buru-buru Pak Adi Cokro berkata sambil tersenyum manis (yang memperlihatkan giginya yang putih) karena Pak Adi Cokro merasa bahwa Gerhana dapat membaca pikirannya.
"Ya sudah, kalau begitu kalian segeralah berganti pakaian, setelah itu kita makan siang bersama," kata Pak Adi Cokro kepada Lyra dan Gerhana.
"Siap, Bos," kata Lyra. "Baik, Pak," kata Gerhana. Mereka berdua pun langsung pergi meninggalkan Pak Adi Cokro menuju kamar masing-masing untuk berganti pakaian.
Setelah mereka berdua selesai berganti pakaian, mereka pun langsung pergi ke ruang makan untuk menikmati makan siang bersama Pak Adi Cokro. Di ruang makan, mereka semua menikmati hidangan yang ada di atas meja yang sudah disiapkan oleh pembantu rumah tangga Pak Adi Cokro. Mereka pun makan bersama tanpa ada seorang pun yang berkata-kata lagi.
Setelah makan siang selesai, barulah Pak Adi Cokro mengajak Lyra dan Gerhana untuk sekadar berbincang-bincang di ruang keluarga.
"Lyra, Gerhana, Papi ada rencana di hari Minggu nanti. Papi ingin mengajak kalian untuk pergi bersama-sama ke sebuah tempat yang kalian inginkan karena Papi ingin menghabiskan waktu bersama kalian berdua," ucap Pak Adi Cokro kepada Lyra dan Gerhana.
"Papi serius, Pi?" kata Lyra kepada Pak Adi Cokro. "Ya, Papi serius, Nak," kata Pak Adi Cokro kepada Lyra.
"HORE! ASYIK! Akhirnya kita jalan-jalan lagi!"
"YE... YE... YE... kita jalan-jalan..."
"YE... YE... YE... kita jalan-jalan..." Seru Lyra yang membuat Pak Adi Cokro tersenyum bahagia melihat betapa senangnya anak semata wayangnya.
"Papi berjanji, Nak, Papi akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membuat kalian bahagia, terutama kamu, Nak Gerhana. Bapak akan berusaha untuk menjadi orang tua yang baik untukmu."
Tiba lah hari yang ditunggu-tunggu. Pak Adi Cokro, Lyra, dan Gerhana pun segera berangkat untuk pergi ke suatu tempat guna menghabiskan waktu bersama-sama. Pak Adi Cokro pun bertanya kepada anak semata wayangnya, Lyra, "Kita hari ini mau ke mana, Bos?" kata Pak Adi Cokro kepada Lyra. "Bagaimana kalau kita berenang saja, Pi? Sudah lama sekali Lyra tidak berenang," kata Lyra kepada ayahnya, Pak Adi Cokro. "Siap, Bos! Kita berangkat sekarang!" kata Pak Adi Cokro kepada Lyra. "Ayo, Pak, kita jalan sekarang ke kolam berenang," perintah Pak Adi Cokro kepada sopir pribadinya. "Baik, Pak," jawab sang sopir kepada Pak Adi Cokro. Mobil pun melaju perlahan meninggalkan rumah Pak Adi Cokro menuju ke tempat kolam berenang yang Lyra inginkan.
Di tengah perjalanan, tidak lupa Pak Adi Cokro pun bertanya kepada Gerhana, "Nak Gerhana, apakah Nak Gerhana ingin pergi ke suatu tempat setelah kita dari tempat berenang nanti?" "Saya ikut saja, Pak, ke mana pun kalian pergi," jawab Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
Setelah mereka berenang, Lyra pun mengajak Papi dan Gerhana untuk makan siang bersama di sebuah restoran ternama yang ada di Sumatera, dan setelah makan siang bersama, mereka pun pergi ke mal karena Lyra ingin bermain di mal tersebut dan sekalian ingin membeli beberapa baju di mal tersebut.
Sampai tidak terasa hari sudah menjelang malam, mereka pun segera pulang ke rumah karena Lyra sendiri sudah merasa puas dan bahagia bisa pergi jalan-jalan menghabiskan waktu bersama-sama orang yang ia sayangi: Papinya, Pak Adi Cokro, dan kakak angkatnya, Gerhana.
Bagi Gerhana, hari ini adalah hari yang sangat spesial untuknya. Sebab, di hari ini Gerhana merasa senang dan bahagia karena Gerhana kembali mendapatkan dan merasakan kehangatan serta kasih sayang dari sebuah keluarga, walaupun bukan keluarganya sendiri. Dan tidak terasa, bulir-bulir air matanya pun jatuh menetes di pipinya karena bahagia.
"Aku akan berusaha sekuat tenaga dan bahkan mempertaruhkan nyawaku untuk menjaga serta melindungi dan takkan kubiarkan siapa pun orangnya yang ingin mencelakai Pak Adi Cokro dan Lyra," janji Gerhana di dalam hatinya.
Sesampainya di rumah kediaman Pak Adi Cokro, Lyra dan Gerhana pun langsung berpamitan kepada Pak Adi Cokro, Papinya Lyra, untuk menuju ke kamar mereka masing-masing. Mereka ingin membersihkan diri mereka terlebih dahulu, baru beristirahat untuk tidur karena besok pagi mereka berdua harus pergi ke sekolah.
Pak Adi Cokro pun menuju ke kamarnya untuk beristirahat juga, karena Pak Adi Cokro juga merasa lelah dan capek seharian menghabiskan waktunya berjalan-jalan dengan anak-anaknya: Lyra dan Gerhana, anak angkatnya.
Tidak lupa, sebelum tidur dan setelah membersihkan dirinya, Pak Adi Cokro pun segera menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menjalankan ibadah salat Isya dan tidak lupa Pak Adi Cokro berdoa kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT, agar Dia selalu bisa memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya dan meminta kepada Allah SWT agar anak-anaknya beserta dirinya selalu dilindungi oleh-Nya, Allah SWT, dari orang-orang yang ingin mendzolimi atau mencelakai mereka.
Setelah selesai menjalankan ibadah salat Isya dan berdoa kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT, barulah Pak Adi Cokro menuju ke kasurnya untuk beristirahat tidur.
Sama halnya seperti Pak Adi Cokro, Gerhana pun setelah selesai membersihkan diri, dia langsung melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim dengan menjalankan ibadah salat Isya. Selesai salat, tidak lupa Gerhana melafazkan zikir sesuai dengan pesan dari kakek petapa sakti, gurunya Gerhana. Setelah dirasa cukup, Gerhana pun mengakhiri zikirnya dan menutupnya dengan doa, barulah setelah selesai Gerhana segera menuju ke kasurnya untuk beristirahat tidur karena besok pagi Gerhana akan memulai aktivitasnya lagi menuntut ilmu di sekolah.