NovelToon NovelToon
Aktivasi Hasrat

Aktivasi Hasrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Nadia Prameswari menjalani kehidupan yang sempurna dengan suaminya di mata publik. Namun sebenarnya, pernikahan itu hanya untuk kepentingan bisnis dan politik.
Nadia seorang wanita aseksual, membuat Arya selingkuh dengan adik tirinya.

Hal itu membuat Nadia bertekad memasang chip di otaknya untuk mengaktifkan hasrat yang selama ini tidak pernah dia rasakan.
Namun, apa yang terjadi setelah rasa itu aktif? Apa dia akan menjerat Arya atau justru terjerat pria lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

Pagi itu, Niko terbangun perlahan, disambut oleh aroma manis yang lembut dan kehangatan tubuh Nadia yang meringkuk nyaman dalam pelukannya. Dia menatap wajah Nadia yang terlelap, wajahnya tampak damai. Bibirnya mengulas senyum tulus, senyum yang menunjukkan betapa puasnya malam yang mereka lalui.

​Niko mendekatkan wajahnya, mengecup lembut puncak kepala Nadia. "Pagi, Sayang..." bisiknya pelan.

​Nadia hanya menggeliat kecil. Tubuhnya bergerak mencari posisi yang lebih nyaman, dan semakin erat memeluk Niko, menyembunyikan wajahnya di dada pria itu. Setelah menghabiskan malam yang panjang dan penuh gai rah, tubuhnya terasa sangat rileks namun juga lelah. "Bisa nggak kita pulang nanti saja? Aku masih capek sekali," rengeknya dengan suara manja yang jarang dia tunjukkan.

​"Iya, terserah kamu saja. Kita bisa di sini sampai sore kalau kamu mau," jawab Niko lembut, mengusap punggung Nadia. Dia menarik napas dalam, menikmati momen langka itu. "Tapi, semalam ponsel kamu berbunyi berkali-kali. Aku khawatir ada hal penting. Coba kamu lihat dulu."

​Niko meraih tas Nadia yang tergeletak di nakas, mengambil ponsel wanita itu, lalu menyerahkannya.

​Nadia setengah hati menerima ponsel itu. Matanya yang mengantuk memandang layar yang penuh notifikasi. Begitu dia membuka pesan dari Profesor Axel, matanya langsung membelalak. Rasa kantuknya sirna seketika, digantikan oleh kejutan dan amarah yang tiba-tiba. Dia langsung duduk tegak, selimut tebal itu melorot hingga pinggangnya.

​"Arya dan Rissa masuk ke dalam lab dan mereka menemukan Proyek Eros!"

​Niko hanya bersandar santai di bantal, menatap Nadia tanpa rasa panik. "Mengapa mereka bisa masuk ke dalam lab? Bukankah keamanannya sangat ketat?" tanyanya tenang, seolah masalah sebesar itu hanya gangguan kecil baginya.

​"Ada anak baru yang kita pekerjakan untuk bantu riset, Romi namanya. Ternyata dia suruhan Rissa dan dia yang membukakan pintu untuk mereka! Mereka ingin mencuri data penelitian kita, Niko! Berani sekali mereka!" Nadia menggertakkan gigi. "Rissa selalu saja main kotor, dia tidak pernah punya otak untuk usaha sendiri!"

​Niko tersenyum melihat ekspresi marah Nadia. Dia merentangkan tangan, menarik Nadia kembali ke pelukannya. Dia mengusap rambut Nadia dengan penuh kasih sayang. "Rissa sudah tidak bisa bergerak lagi kalau kamu tidak memberi proyek."

​"Masalahnya, pasti Rissa akan melaporkannya pada Papa. Dia akan membalikkan fakta dan playing victim," ujar Nadia khawatir.

​"Kamu coba beli saham Papa kamu di perusahaan yang sekarang kamu pegang saja agar tidak ada yang mengganggu kamu."

​"Papa itu juga keras kepala," keluh Nadia. "Dia pasti akan membela Rissa dan ibunya. Saham Papa di perusahaan tinggal 20 persen. Punyaku 40 persen, dan saham lainnya milik bersama."

​"Ya, coba saja bilang sama Papa kamu. Kamu beli sahamnya dan kamu bilang kalau kamu lepas perusahaan produksi yang dipegang Rissa," ujar Niko. Kemudian, dia bangkit dan duduk di samping Nadia. Dia mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Nadia.

"Sekarang kita mandi saja. Kita harus menyelesaikan masalah kita dulu. Arya pasti akan menginterogasi kita setelah melihat laporan Proyek Eros itu. Dia pasti akan datang mencarimu." ​Niko menatap Nadia dengan tatapan penuh arti. "Kamu sudah siap menunjukkan pada Arya, kalau kita punya hubungan khusus?"

​Nadia mengulum senyum. Dia melingkarkan kedua tangannya di leher Niko, menarik wajah pria itu mendekat. Matanya bersinar nakal. "Tentu saja. Aku ingin lihat, seperti apa ekspresi pria manipulatif itu saat tahu dia sudah kehilangan segalanya."

​"Oke," jawab Niko, senyumnya semakin lebar. "Tapi, kita mandi bareng dulu. Kita selesaikan urusan semalam yang tertunda." Dengan gerakan cepat namun lembut, Niko mengangkat tubuh Nadia dari ranjang. Selimut yang tadinya menutupi mereka kini terjatuh ke lantai.

​Nadia tertawa kecil. "Niko, semalam kita hampir tidak tidur. Kamu mau lagi? Aku capek lho."

​Niko hanya membalasnya dengan senyuman penuh arti, sorot matanya menjanjikan keintiman yang tak tertahankan.

​"Wah, ternyata biochip itu mempunyai efek samping sama kamu, bukan aku," goda Nadia.

​Niko tak menjawab godaan itu lagi. Dia membawa Nadia langsung ke kamar mandi. Dia menurunkan Nadia di bawah siraman shower yang hangat, lalu tanpa jeda, dia menyatukan bibir mereka, membenamkan Nadia dalam ciuman yang memutus semua kata-kata. Mengawali pagi mereka dengan gai rah yang sama panasnya dengan malam yang baru saja mereka lewati.

***

​Rasa gelisah dan amarah telah menggerogoti Arya sejak fajar menyingsing. Dia tidak bisa tenang. Arya sudah menunggu Nadia pulang ke rumahnya. Dia harus segera mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menyita pikirannya.

​Sepanjang pagi itu, ponsel Arya terus berdering tanpa henti tapi di tidak mengangkat panggilan itu. "Rissa memang sangat merepotkan!" gerutu Arya, membanting ponselnya ke sofa. "Dia hanya memikirkan ambisinya tanpa perhitungan."

​Frustrasi memuncak, Arya mengacak rambutnya yang tertata rapi. Dia berjalan mondar-mandir tanpa tujuan di ruang tamu yang luas dan mewah. Pikirannya kembali pada laporan Proyek EROS yang dia lihat semalam.

​"Kalau saja aku tahu Profesor Axel bisa menciptakan proyek sejenius itu," gumamnya pada dirinya sendiri, rasa penyesalan yang pahit menyelimutinya. "Aku tidak akan selingkuh dan main-main dengan Rissa. Lebih baik aku fokus pada Nadia yang punya segalanya, berambisi besar, dan bisa membuatku menjadi orang nomor satu di negara ini."

​Arya akhirnya menjatuhkan dirinya di sofa beludru, pandangannya kosong. Pertanyaan paling mendasar, dan paling menyakitkan, berputar-putar di benaknya. "Apa yang harus aku lakukan kalau benar Nadia selingkuh sama Niko?"

​Ketika hari mulai beranjak siang, sebuah mobil sport hitam berhenti di depan gerbang. Nadia dan Niko keluar dari mobil itu bersama-sama. Tangan mereka bahkan tidak segan-segan saling bersentuhan saat berjalan masuk ke dalam rumah.

​Baru saja Nadia dan Niko melangkah melewati pintu utama, Arya sudah menyambut mereka dengan wajah tegang dan mata menyala.

​"Nadia, kamu sengaja menyusul Niko ke kotanya? Apa yang kalian lakukan di sana semalam?" desak Arya, suaranya tajam dan menuntut.

​Nadia hanya tersenyum tipis. Dia melangkah maju melepaskan tangan Niko. "Berani sekali kamu menyusup ke perusahaanku bersama Rissa," balas Nadia, suaranya dingin dan terkendali. Dia berjalan perlahan ke arah Arya. "Kamu benar-benar tidak butuh dana untuk kampanye mendatang?"

​Ancaman itu membuat Arya terdiam sesaat, tetapi amarahnya lebih kuat dari rasa takut akan kehilangan dukungan dana. Dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Dia mendekati Nadia, mengabaikan keberadaan Niko di belakangnya.

​"Nadia, jangan alihkan pembicaraan!" bentak Arya. "Kalau aku tidak masuk ke dalam lab itu, aku tidak akan tahu kalau kamu memakai biochip untuk membangkitkan hasratmu."

​"Iya, aku memang memakainya. Aku ingin tahu sensasinya. Tidak adil jika aku, sebagai wanita, tidak pernah merasakan kenikmatan seperti itu."

​Pengakuan itu membuat Arya semakin emosi. "Kamu melakukannya dengan Niko?! Kamu sudah punya suami!" teriak Arya, meraih pergelangan tangan Nadia dengan cengkeraman keras.

​Tangan Niko melesak di antara mereka. Niko maju selangkah, melepaskan cengkeraman Arya dari tangan Nadia dengan gerakan yang tegas dan tanpa ampun. Dia berdiri di antara mereka, membentengi Nadia dengan tubuhnya yang kekar.

​"Saat kamu sibuk selingkuh dengan adik tirinya selama bertahun-tahun, apa kamu pernah memikirkan Nadia sebagai istrimu? Kamu sudah mengkhianatinya, mengambil semua yang dia miliki secara halus, dan menghancurkan hatinya. Ini adalah balasan yang kamu dapat. Nadia berhak bahagia dan merasakan apa pun yang dia inginkan."

1
Rommy Wasini Khumaidi
hadir☝️masih penasaran cuma baca aja
Hary Nengsih
kejarlah ferdi 🤭
Ila Lee
betul Niki ckp biar rissa hanya DPT perusahaan tapi tidak dengan hasilnya hanya kisong😅
Ila Lee
bagus Nadia buka cawangan baru bia rissa tahu siapa lawan nya jgn lupa siasat kematian papa MU berpunca dari apa kerana di racun atau ubat terlarang masok mereka ber2 di penjara 😡 😡 😡 😡 😡 r
Ila Lee
jgn pergi dulu pak Anas balas atas apa yg Ratna dan rissa buat pada MU terus bertahan demi Nadia
Ila Lee
jauhi papa MU dari bu Ratna itu perempuan iblis bisa2 papa kamu boleh mati😡😡😡😡
Ila Lee
itu kerana bu Ratna telah memberi ayah MU ubat tidur jgn2 tidur selamanya cepat Nadia sebelum terlambat menyelamat papa mu
Hary Nengsih
lama bnget baru up ,dh bolak balik liat
Mar lina
langsung resmikan pernikahan Nadya Niko, thor soalnya pewaris sah junior sedang menunggu...
Yenova Kudus
akhirnya up kak...selamat nadia
dyah EkaPratiwi
wah selamat niko😍
Hary Nengsih
bagus
Hary Nengsih
mudah2an papanya niko mau nerima nadia
Hary Nengsih
yg udh gak beharga mending d hancurkan,,,semngt nadia
dyah EkaPratiwi
semangat nadia
Hary Nengsih
ayo nadia kamu pasti bisa
dyah EkaPratiwi
sabar nadia
Hary Nengsih
nadia sabar y
Hary Nengsih
jngan mati dulu sebelum semua terbongkar
Hary Nengsih
mikin rumit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!