Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?
Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."
Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula keberadaan Bonbon terungkap
Apa itu kemiskinan? itu adalah masa-masa dimana mereka harus hidup penuh rasa waspada dan kehati-hatian setiap hari, ditanah dengan sumberdaya terbatas.
lalu apa itu menjadi orang kaya? Kaya adalah masa sekarang! Saat mereka tidak perlu berlari dari kejaran monster dan mutan, dan tanah yang ditempati subur dengan kekayaan berlimpah.
Jika sebelumnya Sahara Calamitas seperti permata coklat tandus dan kering saat dilihat oleh satelit! Sekarang, berbagai warna telah terbentuk, perlahan mulai menghiasi kanvas coklat itu.
"Hoaammm ... ah, aku mengantuk sekali!" seru seorang gadis kecil sambil menyandarkan tubuh disamping pohon rindang.
Udara cukup lembab dan cuaca tidak terlalu panas lagi. Waktu yang tepat memang untuk bersantai. Namun sang Abang yang berteriak dari jauh, tidak membiarkan adiknya berbaring lebih lama.
"Jangan ber-malasan! Ambil keranjangmu sekarang."
"Baik ...."
Pretty menjawab malas kemudian bangkit dan membawa keranjang kecil disamping, lalu berjalan lunglai kedepan.
"Ayolah, Pretty! Semangat lah. Lihat Bonbon disana, dia sudah mengumpulkan kerikil dan sudah memenuhi separuh keranjang." anak perempuan seumuran Pretty mendekat, kemudian menunjuk bebek kuning dikejauhan.
"Hahhh ... saat pindah ke Sahara, aku tidak pernah berpikir untuk pilih-pilih makanan, dan bersumpah akan menjadi anak baik. Tapi apa! Hari ini aku ingin makan bubur kacang langit, dan besok aku menginginkan sup tulang buatan Bibi samping rumah." Pretty berucap, setelah melanjutkan langkah bersama orang disamping.
"Lalu?" tanya sang teman tidak mengerti.
"Dalam seminggu saja aku ingin mencoba berbagai menu makanan! Tapi lihat Bonbon. Dari hari pertama memakan roti Berry, sampai hari ini ... tetap semangat mencari batu untuk membeli roti kukus itu. Hahh ... apa dia tidak tertarik dengan makanan lainnya?"
Itulah yang dimaksud Pretty, dan Rena disamping akhirnya mengagguk paham.
"Jadi, Bonbon menjual batu hanya untuk membeli roti berry?" tanyanya dan kali ini Pretty lah yang mengagguk.
Rena adalah penghuni planet ke 5 di bintang Calamitas, planet Lilac. Karena urutan ke lima, kondisi planet nya hampir sama dengan Sahara. Yaitu gurun panas tak berujung.
Dia pindah ke planet ini setelah sang nenek yang selalu menjaganya meninggal karena sakit. Dari awal Rena sudah yatim piatu, tapi bukan karena orangtua si gadis meninggal. Melainkan ... si kecil dibuang ditengah malam, tepat didepan rumah kumuh sang nenek.
Rena tidak tau siapa orang tua nya, dan dia juga tidak peduli dengan dua orang b3jad itu. Toh, dia memiliki seorang nenek yang sangat menyayanginya! Tapi, semua ini bagai ilusi, tepat ketika penopang satu-satunya hidup Rena meninggal.
Hidup bersama nenek pada awalnya memang sudah sulit, dan ditambah lagi sekarang tanpa beliau! Hidup Rena hampir seperti neraka dunia.
Dan saat dia hampir ditelan oleh monster, karena dia sangat lapar, dan mencoba mencari makanan di oasis gurun ... tim penyelamat datang tepat waktu! Berhasil mengeluarkan Rena dari mulut Atropoda cangkang besi, atau kelabang raksasa bawah pasir.
Dan ke planet inilah dia dibawa oleh orang-orang yang menyelamatkannya, bersama beberapa penduduk desa tempat Rena tinggal.
Saat melihat gurun terbentang luas! Rena cemas, takut kalau ada monster yang keluar lagi dari dalam pasir. Tapi, seorang prajurit meyakinkan gadis kecil itu ... kalau gurun ini, tidak memiliki monster dan mutan lagi.
Begitulah ... Rena akhirnya keluar dari neraka, dipindahkan ke tempat yang disebut surga.
"Mungkin ini, karena aku berbuat baik dan tuhan melihat penderitaan ku," gumam Rena ketika mengingat masa lalu.
Gadis kecil ini masih percaya akan keberadaan Tuhan, sama seperti sang nenek dahulu.
"Hmm? Ada apa?" tanya Pretty yang sudah berjalan beberapa langkah didepan.
"Tidak ada. Ayo! Kita tidak boleh kalah dari Bonbon." Tersenyum senang, Rena menyambar sebelah tangan Pretty kemudian menariknya cepat.
Setelah pindah ke planet ini, Rena akhirnya paham kalau ... Sahara sudah dibebaskan dari makhluk berbahaya oleh militer, begitupun planet gugus 11, Alamanda.
Semua penduduk Calamitas akan tinggal disini untuk sementara.
Mereka yang ingin menambang batu meteorit hitam, akan tinggal di Sahara. Dan mereka yang berniat menjadi penambang meteorit kristal, akan dipindahkan ke Alamanda. Pada awalnya bayak yang ingin tinggal di Calamitas Sahara, tapi ... begitu tau tingginya upah menjadi penambang meteorit kristal! Hampir separuh warga desanya yang diangkut, memutuskan untuk pergi ke planet es itu.
Rena yang berada di tempat pengungsian dibawa ke suatu tempat.
Desa ini memiliki jalan berbatu, dengan rumah-rumah beratap tinggi serta halaman luas yang ditumbuhi berbagai tanaman.
Apakah ini jalan menuju rumah orang-orang yang tinggal disurga? Itulah yang dipikirkan Rena hingga ... sesuatu berlari cepat melintas di samping, membuat Rena dan prajurit yang memandu sedikit terkejut.
"Abang! Ada nampak joanec, pilti na, cama Alian Ndak? Tadi main cembuni cembuni cama Bonbon na, tapi Ndak ada jumpa mleka."
Itulah suara dari Makhluk yang menurut Rena sangat-sangat menggemaskan.
"Tidak. Abang baru sampai kesini." Prajurit yang ditanya oleh sikecil, menjawab sambil tersenyum.
"Oo ... balu datang. Mana mleka aaa cembuni na. Oh! Capa nih, manteman balu kah?" Bonbon yang sibuk melihat sekeliling, akhirnya menyadari keberadaan Rena yang berdiri dibelakang prajurit.
"Ya. Ini teman baru Bonbon. Berteman baik dengan dia nanti, ya!" seru prajurit diangguki cepat oleh si kecil.
Segera Bonbon menyambar tangan Rena yang masih tertegun! "Nama na Bonbon. Pagil caja Bonbon. Bonbon cuka na ail, mamam, cama Wang. Bonbon juga cuka loti beli. Nanti kita mamam macama, ya. Oh, Ndak. Manteman na haluc beli celindi (sendiri) Loti na. Ndak cukup Wang Bonbon kaci manteman Loti. Jadi ... capa nama manteman na?"
Sikecil berucap panjang lebar bahkan sampai memiringkan kepala.
Rena menatap lurus boneka yang lebih pendek darinya, tapi tubuh si boneka jauh lebih gembul daripada dia yang kurus.
"Manteman? Capa nama na?" tanya Bonbon lagi, masih tidak ditanggapi oleh Rena.
Tanpa sadar, Rena mengulurkan tangan lalu mencubit pipi tembam Bonbon.
"Lembut," gumam Rena sebelum tangan si anak perempuan ditepis oleh boneka yang punya pipi.
"Janan talik, nanti telpacul Ndak ada pipi Bonbon na lagi." Mengusap bekas cubitan Rena, Bonbon memanyunkan bibir kemudian mundur.
"Dah lah, Bonbon mau cali joanec cama pilti, cama Alian juga." Lalu si boneka berkostum panda Hitam-Putih berlalu, menyisakan Rena yang menatap punggung bulat sang bayi.
"Namanya Bonbon. Dia adalah__"
"Tuan penyelamat! Apakah itu boneka dari surga?"
Dengan mata berbinar terang! Rena bertanya sambil menunjuk arah Bonbon pergi.
"Itu bukan_"
"Rena tau! Kata nenek, kelak Rena akan bertemu Makhluk menggemaskan di surga. Ah! Jadi seperti itu makluk menggemaskan yang dikatakan nenek. Hihi, sangat lucu! Rena suka."
Si prajurit tidak tau harus bagaimana menjelaskan tentang Bonbon, pada gadis kecil disampingnya.
"Hahh ... begitulah. Dia makluk dari surga, hadiah untuk kita di planet ini." Dan hanya itu ucapan akhir sang prajurit, sebelum membawa Rena pergi kerumah baru yang akan ditempati si gadis kecil.
Itulah sepenggal kisah bagaimana Rena, teman baru Bonbon dan yang lain ... bisa sampai di planet Sahara.
"Pipi Bonbon sangat bulat. Entah mengapa hari ini, aku ingin makan roti kukus isi panda kecil," ucap Rena setelah sampai ketempat Bonbon, dan tanpa permisi langsung mencubit dua gumpalan lemak tumpah.
"Janan talik talik Lena na! Telpacul nanti Ndak ada pipi Bonbon na ...."
Dan sang empu yang marah, bukannya membuat Rena berhenti! Justru gadis kecil itu tertawa, sebelum kembali menjahili sang boneka dari surga.
***
Kaki menghentak keras kelantai, Bonbon yang berjalan di lorong markas dengan alis bertaut tampak garang saat ini.
Diwajahnya terukir 'jangan ganggu singa yang lapar.' Namun, Dimata orang yang melihat ... terukir jelas kata 'ayo, cium kucing kecil menggemaskan ini.'
Bonbon sedang marah. Marah pada Pretty dan Rena! Yang suka sekali menarik pipinya. Bukan hanya pipi, dua anak perempuan itu suka mencubit lengan, perut, sampai kaki Bonbon?
"Huh! Pokok na, Bonbon Ndak manteman lagi cama pilti, cama lena juga. Liat caja, Bonbon na malah! Ndak mau Bonbon bilaca lagi cama lua olang tuh." Tekat bulat Bonbon sebelum masuki salah satu ruangan.
"BELIAN! PILTI CAMA LENA NA TALIK PIPI BONBON. CEMANA AA CUYAPA (SUPAYA) MLEKA NDAK TALIK TALIK PIPI NA LAGI. TELPACUL NANTI PIPI BONBON, NDAK ...."
Bonbon yang berteriak saat memasuki kamar Belian! Terdiam ketika tidak melihat kehadiran orang yang dicari.
"Mana Belian aa? Kata pijil Belian kat kamal." Menatap kiri kanan, bahkan sampai melihat bawah meja dan karpet lantai ....
Belian tetap tidak ditemukan.
"Tipu caja pijil nih. Ndak ada pun, Belian Kat cini!"
Ah! Kemarahan Bonbon makin bertambah, membuat pipi tumpah menggembung. Berbalik, Bonbon hendak keluar kamar tepat ketika ... sesuatu membuat langkahnya terhenti.
Diujung tempat tidur, tepatnya dibawah selimut! Sesuatu berkelap-kelip, menarik perhatian Bonbon.
"Apa tuh?" tanya si bayi sebelum cepat-cepat mendekati ranjang, berjinjit, kemudian susah payah meraih benda dibawah selimut.
"WOAHHH ... BISA CEMINI (SEPERTI INI)!!!"
Bonbon yang tadi marah, kini tersenyum lebar saat melihat benda seperti Bros ... memancarkan cahaya kuning bak kunang-kunang.
Memegang permukaan seperti kaca cembung, jari-jari pendek itu tanpa sengaja menekan sesuatu pada permukaan kaca.
Hologram layar terbentuk di atas, namun Bonbon yang menunduk mengamati permukaan E-terminal milik Belian ... tidak menyadari sesuatu telah berubah.
Tepat di layar! Berpasang-pasang mata tajam menatap kearah si kecil, terdiam, tidak bersuara sedikitpun.
"Bica mamam Ndak, ya?"
Dan saat itulah, layar yang tadi menampilkan kepala dengan rambut biru! Kini berubah menjadi mulut yang terbuka lebar, sebelum menjadi hitam.
"Ndak ada laca. Blalti Ndak bica mamam!" seru Bonbon, sebelum mengeluarkan E-terminal Belian yang berbentuk Bros dari mulut.
Dan saat sikecil mengangkat kepala ... wajah dengan pipi tumpah memerah, akhirnya terpampang jelas pada layar.
To be Continue
Hehe ... tinggalin E-terminal sembarang tempat lagi. Kan, kan, kan ... Ketahuan, klau kamu punya simpanan yang imut-imut nakal dirumah, Belian🫵🙈
Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar. Tekan like subscribe dan bintang nya ya🫶