NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Setelah mendengar dari Rosa tentang keadaan Lily, tante Meti dan Mawar segera ke rumah sakit saat itu juga. Taksi telah berhenti di depan rumah sakit, Mawar dan ibunya keluar dari dalam taksi dan langsung masuk ke dalam rumah sakit.

Mawar: "Aku lupa menyakan kamar kak Lily pada mbak Rosa, bu." ucapnya.

Tante Meti: "Kita tanyakan saja pada suster di sana." sahutnya sambil menunjuk ke arah perawat bagian administrasi. Tante Meti dan Mawar melangkah menghampiri bagian administrasi. Ponsel Mawar berdering, Mawar mengambil ponselnya dari dalam tasnya.

Mawar: "Telpon dari mas Hans, bu." ucapnya saat melihat nama Hans di layar ponselnya. "Aku jawab dulu, ya, bu." ucapnya lagi.

Mawar: "Iya, mas." sahutnya. "Ada apa?" tanyanya.

Hans: "Kamu dan ibu pergi ke mana, sih?" tanyanya dengan kesal. "Aku berada di depan pintu. Aku mau masuk untuk mengambil barangku yang ketinggalan." ucapnya. "Aku mencari kunci pintu di pot bunga, ternyata tidak ada." ucapnya lagi.

Mawar: "Aku dan ibu berada di rumah sakit." ucapnya. "Kunci rumah ada di bawah keset." sahutnya lagi.

Hans: "Siapa yang sakit." tanyanya dengan rasa penasaran.

Mawar: "Kak Lily, mas. Aku bertemu dengan temannya yang bernama Rosa." ucapnya. "Rosa yang memberitahukan tentang kak Lily. Asam lambungnya kumat. Kak Lily kepikiran perkataan Dewi." ucapnya dengan kesal.

Hans: "Apa maksud kamu, Mawar?" tanyanya dengan bingun. "Lily berada di rumah sakit mana?" tanyanya lagi dengan rasa ingin tahu. Mawar menyebutkan nama dan alamat rumah sakit Lily.

Hans: "Aku akan ke sana sekarang." ucapnya sambil mematikan ponselnya. Mawar dan ibunya mulai bertanya pada perawat tentang ruangan Lily.

Perawat: "Bu Lily dirawat di ruangan 203, mbak." ucapnya.

Mawar: "Terima kasih, suster." sahutnya. Mawar dan ibunya mulai mencari ruangan Lily, setelah beberapa detik, akhirnya Mawar dan ibunya tiba di depan ruangan Lily.

Tante Meti: "Ini ruangannya, bu. Kamar 203." ucapnya sambil tersenyum.

Tante Meti: "Iya, Mawar. Ayo kita masuk ke dalam." ajaknya. Mawar membuka pintu kamar Lily, dia dan ibunya melihat Lily yang sedang terbaring. Mawar dan ibunya juga melihat seorang pria yang duduk di sebuah kursi, pria itu tak lain adalah Toni.

Mawar: "Permisi, mas. Saya mau mengjenguk kak Lily." ucapnya dengan suara yang pelan. Toni menatap Mawar dan ibunya sambil tersenyum tipis.

Toni: "Silahkan, mbak." sahutnya. Tante Meti menatap Toni, dalam hatinya penuh dengan pertanyaan.

Tante Meti: "Maaf, dek." ucapnya sambil menatap dalam pada Toni. "Siapa adik ini." tanyanya dengan rasa penasaran.

Toni: "Nama saya Toni, tante. Saya teman kuliahnya Lily." sahutnya dengan sopan sambil tersenyum kepada tante Meti.

Tante Meti: "Saya adalah mantan mertuanya. Dan dia adalah adik dari Hans, mantan suami Lily." sahutnya sambil melirik ke arah Mawar. Tante Meti mendekat ke arah Lily yang masih terlelap, tante Meti dan Mawar memandangi wajah Lily yang sedikit pucat.

Mawar: "Kak Lily. Wajahmu pucat, kak." ucapnya dengan sedih dan rasa iba.

Tante Meti: "Iya, Mawar. Wajah Lily pucat, ya." sahutnya dengan sedih. Toni memandangi Mawar dan ibunya secara bergantian, dia heran melihat keakraban yang terjadi antara Lily, Mawar dan tante Meti. Walaupun hanya sebagai mantan mertua dan adik ipar, namun hubungan mereka tetap terjalin dengan baik.

Toni: "Lily pasti sangat baik pada mereka." pikirnya. "Kenapa suaminya tega menghianatinya? Lily adalah wanita yang baik dan cantik." berbagai pertanyaan timbul dalam hatinya. Toni tidak menyangka wanita secantik dan sebaik Lily telah disia-siakan oleh Hans. Pintu kamar Lily dibuka, Rosa masuk sambil membawa beberapa barang dan buah untuk Lily.

Toni: "Kamu telah kembali, Sa." ucapnya dengan senang.

Rosa: "Iya, Ton. Aku membawa makanan untukmu. Kamu pasti lapar." ucapnya dengan penuh perhatian. Rosa mengeluarkan makanan yang telah dibelinya, lalu menyerahkannya pada Toni.

Toni: "Terima kasih, Sa. Nanti saja aku makan, ya." sahutnya. Rosa menatap ke arah Mawar dan ibunya yang masih berdiri di samping tempat tidur Lily.

Rosa: "Hai, tante. Hai, Mawar." sapanya dengan ramah.

Mawar: "Hai, kak." sahutnya sambil tersenyum tipis, sedangkan tante Meti hanya tersenyum ke arah Rosa. Saat itu, Lily perlahan membuka kedua matanya. Lily melihat tante Meti dan Mawar sedang berdiri di samping tempat tidurnya.

Lily: "Bu, Mawar." ucapnya dengan pelan. "Kenapa kalian bisa ada di sini? Dari mana kalian tahu aku di sini?" tanyanya dengan heran.

Mawar: "Kak Rosa yang memberitahukan pada kami, kak." sahutnya. Mawar mulai mengatakan pada Lily tentang pertemuannya dengan Rosa di toko buah.

Tante Meti: "Bagaimana keadaanmu, Lily? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Lily: "Kepalaku sudah tidak pusing, bu. Hanya perutku terasa kembung." ucapnya dengan suara serak sambil memegangi perutnya.

Tante Meti: "Kamu jangan banyak bergerak dulu, ya." ucapnya dengan lembut.

Lily: "Aku tidak apa-apa, bu. Nanti juga sembuh, kok." sahutnya. Lily mencoba menenangkan hati tante Meti agar tidak cemas memikirkannya. Mawar dan tante Meti tidak ingin berbicara lama-lama pada Lily karena keadaan Lily yang masih lemah. Mawar menoleh ke arah ibunya, lalu memberikan kode agar membiarkan Lily untuk beristirahat dulu.

Mawar: "Aku dan ibu pulang dulu, ya, kak. Besok kami akan datang lagi." ucapnya dengan pelan. "Istirahat, ya, kak." ucapnya lagi dengan lembut.

Tante Meti: "Istirahatlah, Li. Jangan banyak bergerak, ya." ucapnya dengan penuh perhatian.

Lily: "Iya, bu. Terima kasih, kalian sudah datang menjengukku." sahutnya. Mawar dan ibunya menoleh ke arah Rosa dan Toni, lalu tersenyum ramah kepada kedua teman Lily itu. Mawar dan ibunya melangkah dengan pelan keluar dari ruangan Lily. Tante Meti dan Mawar berjalan pelan menyusuri lorong-lorong rumah sakit sampai akhirnya mereka berdua sampai ke depan pintu rumah sakit. Saat mereka berdua tiba di depan pintu rumah sakit, Mawar dan tante Meti bertemu dengan Hans.

Hans: "Untung aku bertemu dengan kalian di sini." ucapnya dengan perasaan lega.

Mawar: "Kenapa, mas?" tanyanya dengan heran.

Hans: "Ruangan berapa Lily dirawat?" tanyanya.

Mawar: "Kamar 203." ucapnya. "Tolong beritahu Dewi, mas. Jangan lagi datang ke rumah kak Lily." pintanya. "Kalian sudah bersatu, jangan usik kehidupan kak Lily lagi." ucapnya. Hans menatap Mawar dengan penuh heran dan bingun.

Hans: "Aku tidak mengerti perkataanmu, Mawar." sahutnya dengan bingun. "Kapan Dewi ke rumah Lily?" tanyanya dengan heran.

Mawar: "Tanya saja sendiri pada Dewi." ucapnya dengan ketus. Mawar dan ibunya berlalu dari hadapan Hans, sedangkan Hans masih bertanya-tanya dengan rasa heran dengan perkataan Mawar.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!