NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Cinta Terlarang / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Tiga

Waktu terasa cepat berlalu, tak terasa jam di dinding kantor menunjukkan pukul sebelas siang ketika Axel menutup laptopnya. Semua dokumen sudah ia tanda tangani, beberapa meeting siang ini ia limpahkan pada asisten pribadinya, Raka.

“Raka, tolong urus presentasi siang nanti. Aku harus pergi,” ujar Axel sambil merapikan jasnya.

Raka mengangguk. “Baik, Pak. Saya akan pastikan semuanya berjalan sesuai agenda.” Raka memang asisten pribadinya dari dulu. Elena hanya untuk membantu saja.

Axel menghela napas. Ia berdiri sejenak di depan jendela kantornya, memandangi langit kota yang masih mendung. Ada sesuatu di dadanya yang terasa berat, seperti firasat buruk yang enggan pergi. Tapi ia tahu, ia tak bisa menunda lebih lama. Dia harus ke rumah sakit, menemani Elena makan siang.

Axel turun ke basement, masuk ke mobil hitamnya yang sudah menunggu. Begitu mesin mobil menyala, ia segera mengecek pesan dari Rendi.

“Keadaan Elena stabil. Dia sudah lebih tenang pagi ini,” pesan singkat itu membuatnya sedikit lega.

Mobil keluar dari area gedung, masuk ke jalanan kota yang mulai ramai. Axel mengendarai dengan fokus, namun sesekali ia memikirkan kejadian tadi pagi dengan Aldi.

Tatapan Aldi masih terbayang jelas di kepalanya, tatapan penuh amarah dan dendam. Axel tahu sepupunya itu bukan tipe orang yang mudah menyerah. Dan itu membuatnya semakin waspada.

Baru sekitar sepuluh menit berkendara, perasaan Axel tiba-tiba tak enak. Ada sesuatu yang mengganggu.

Ia melihat dari spion tengah, sebuah mobil sedan abu-abu tampak mengikuti dari jarak yang sama sejak tadi.

Axel mengerutkan kening. “Aldi …,” gumam Axel pelan.

Ia mempercepat laju mobil, mengambil jalan alternatif yang agak sepi. Mobil sedan abu-abu itu tetap mengikutinya.

Axel mengepalkan tangan di setir. “Oke, kalau kau memang mau main-main denganku seperti ini.”

Ia berbelok ke jalan kecil yang jarang dilalui, sebuah area perkantoran yang jam segini sepi. Di ujung jalan, Axel menghentikan mobilnya mendadak.

Mobil di belakangnya juga berhenti.

Axel membuka pintu dan keluar. Udara siang terasa panas, namun wajahnya tetap dingin. Dia berdiri di tengah jalan, menunggu.

Tak lama kemudian, pintu mobil abu-abu itu terbuka. Aldi keluar dengan wajah marah. Kemejanya kusut, mata merah karena kurang tidur.

“Kau sengaja ya memancing aku?” suara Aldi berat, penuh emosi.

Axel menyilangkan tangan di dada. “Kau yang memutuskan ikut sejak dari kantor.”

“Mana Elena?” Aldi melangkah maju, nadanya menuntut. “Kau sembunyikan dia di mana?”

Axel hanya menatap tanpa menjawab. Dia tersenyum sinis.

“Jawab, Axel!” teriak Aldi, suaranya menggema di jalan sepi itu.

Axel menarik napas panjang. “Aku sudah bilang, selama kau belum bisa mengendalikan dirimu, kau tak akan tahu di mana Elena berada.”

Aldi mendekat, jarak mereka kini hanya satu langkah. Napasnya memburu.

“Kau pikir kau pahlawan? Kau pikir kau bisa ambil alih hidupku seenaknya?” Aldi mengepalkan tangan. “Katakan sekarang juga, atau ....”

“Atau apa?” potong Axel dingin. “Kau mau pukul aku? Silakan.”

Aldi mendengus. “Jangan tantang aku, Axel.”

“Aku tidak menantang. Aku memberi pilihan,” Axel tetap tenang. “Kalau itu satu-satunya cara bagimu melampiaskan amarah, lakukan. Tapi aku tidak akan berhenti melindungi Elena.”

Emosi Aldi meledak. Ia melayangkan pukulan ke rahang Axel. Kepala Axel sedikit terhuyung, namun ia tidak membalas.

Aldi memukul lagi, kali ini di perut. Axel hanya menahan sakit, wajahnya tetap dingin.

“Puas?” tanya Axel dengan napas berat. “Kau boleh teruskan. Bunuh aku pun kalau kau mau. Tapi kau tetap tak akan tahu di mana Elena berada.”

Aldi terdiam sejenak, napasnya memburu. Tangannya masih mengepal, siap melayangkan pukulan ketiga. Namun pandangan matanya menangkap sesuatu, kamera kecil di dashboard mobil Axel, lampunya berkedip.

Axel melihat ekspresi Aldi yang berubah. Senyum tipis muncul di bibirnya.

“Ya, kau lihat itu?” Axel menunjuk ke arah mobilnya. “Semua terekam. Setiap pukulanmu, setiap ancamanmu.”

Wajah Aldi mendadak pucat. Dia tak berpikir jika ini jebakan pria itu.

“Aku bisa gunakan ini,” lanjut Axel pelan, tapi nadanya tajam. “Satu laporan saja, dan kau bisa kena pasal penganiayaan. Ditambah lagi dengan bukti audit yang kutunjukkan tadi pagi? Hidupmu bisa berakhir lebih cepat dari yang kau kira.”

Aldi terdiam, tubuhnya menegang. “Kau … kau licik,” desis Aldi.

“Aku hanya melindungi seseorang yang tidak bisa melindungi dirinya sendiri,” jawab Axel tegas. “Sesuatu yang seharusnya kau lakukan dari awal.”

Aldi membuang napas kasar, lalu melangkah mundur. Matanya masih menatap penuh kebencian, namun ia tak berkata apa-apa lagi.

Dia berbalik menuju mobilnya, pintunya dibanting keras. Dalam sekejap, mobil abu-abu itu melaju kencang meninggalkan Axel yang masih berdiri di tengah jalan.

Axel menarik napas panjang, menahan rasa sakit di rahang dan perutnya. Namun, di wajahnya terselip kepuasan.

“Sekarang kau tak punya pilihan, Aldi,” gumam Axel pelan pada dirinya sendiri.

Axel kembali masuk ke mobil dan menjalankan setelah memastikan Aldi pergi. Sesampainya di rumah sakit, Axel langsung menuju ruang perawatan Elena.

Elena yang baru saja selesai minum obat menoleh saat Axel masuk. Senyumnya tipis, namun segera pudar ketika melihat wajah Axel.

“Axel!” Elena terkejut. “Wajahmu … ini kenapa?”

Axel tersentak sebentar, lalu mencoba tersenyum. “Hanya sedikit masalah di jalan.”

Elena mengernyit. “Masalah apa? Siapa yang berani bikin kamu begini?”

Axel duduk di tepi ranjang, meraih tangan Elena dan menatapnya lembut. “Jangan kuatir. Ini urusan laki-laki. Bukan sesuatu yang perlu kamu pikirkan.”

“Tapi ....”

“Lena,” Axel memotong lembut, mengelus rambutnya. “Yang penting kamu aman. Itu saja.”

Elena menggigit bibirnya, masih menatap lebam di rahang Axel dengan khawatir. Namun ia memilih tidak bertanya lagi.

Perawat masuk membawa makanan siang. Axel membantu menyuapi Elena perlahan, memastikan wanita itu makan cukup. Ia berusaha menutupi rasa sakit di perut setiap kali bergerak, tidak ingin Elena menyadari betapa parahnya pukulan yang ia terima.

Di antara keheningan, Axel sesekali menatap jendela. Dia tidak mengatakan apa pun tentang pertemuannya dengan Aldi.

Namun, di hatinya ia tahu Aldi tidak akan menyerah semudah itu. Dan Axel harus bersiap menghadapi apapun yang akan datang besok.

Malam itu, Axel duduk sendirian di balkon rumah sakit. Angin malam berhembus pelan, membawa aroma obat-obatan samar. Ia memegang ponselnya, memutar ulang rekaman kamera mobil yang menangkap Aldi memukulnya. Setiap pukulan, setiap teriakan, terekam jelas.

Axel menatap layar itu lama. Ada rasa sakit, tapi juga ada ketegasan di matanya.

“Ini akan jadi kartu terakhirku jika dia masih saja keras kepala," gumam Axel.

"Besok, semuanya harus berakhir. Entah dengan tanda tangan Aldi di surat cerai itu, atau dengan langkah hukum yang akan menghancurkan hidupnya," ucap Axel lirih.

Axel menatap langit malam yang pekat. “Aku akan pastikan Lena bebas darimu,” ucap Axel selanjutnya dengan mantap.

1
Mamah Dini11
itu balasan nya karna kmu telah menghancurkan rumah tangga sahabatmu sendiri lisa, itu hasil dari kelicikanmu, berapa pria lis yg menidurimu.
Mamah Dini11
ah jgn sampai ath, rasanya surya gk kenal sm lisa dn juga ke elena
Mamah Dini11
dan kalau benar Elena anakmu pasti kmu malu dn menyesal om karna waktu itu mengata ngatai elena yg bukan2 dn kmu juga om surya bkn axel yg minta maaf kayak tpiii om sendiri yg harus bilang makasih sm axel karna telah menjaga dn menyangi elena dgn segenap jiwa raga nya, semoga ini semua jln yg indah buat kluarga kecil elena setelah tau kebenaran nya, cepat pulih len salam untuk axel dn bayi cantikmu cepet pulang dari RS nya.
Mamah Dini11
Hai tante apa udh di bedong cucunya kok malah pergi
Mamah Dini11
tante itu kalung alena, jadi benarkan alena anak tante, anak tante yg di sakiti si aldi ,, ayo tan buka tabir itu jgn pake lama, alena sudah merindukan semua itu
Mamah Dini11
alhmdulilah alena udh lahiran selamat ya lena udh jadi seorang ibu moga anakmu membawa ke bahagian di masa depan jadi kluarga kecil bahagia, ya untuk lisa dn aldi selamat menikmati karnamu untu kalian semoga pda bertobat. moga aja kalung itu jadi petunjuk lena, petunjuk ke baikan semoga ya.
Mamah Dini11
semoga bayi nya bisa di selamatkan, untuk bukti anak siapa sebenarnya moga aja
Mamah Dini11
makan tuh aldi si karma emang udh waktunya kamu merasakan yg alena rasakan, apa kmu msh yakin anak yg di kandung lisa anak kamu, kayakny anak si ridwan deh, ayo Thor sekarang giliran si aldi dn si lisa menikmati hasil perbuatan sendiri jgn lama2 di kasih hidup enaknya, dn untuk om surya pelan2 tpi pasti om perusahaan nya akan turun anjlok kalau si aldi yg pegang (si aldi jauh berbeda dgn axel) om salah udh ngusir axel walau anak angkat tpi axel bisa jadi pemimpin perusahaan, minta maaf om kalau ketemu anak angkatmu, omongan axel benerkan om.
Mamah Dini11
wah wah yg di banggakan lisa mengandung anak aldi, kayaknya waktunya terbongkar kali ya, aldi melihat pemandangan yg sangat indah sekali, apa kamu percaya aldi itu anakmu, mungkin si karna tiba waktunya sekarang selamat menikmati al dn di tunggu ke hancurkan kalian berdua, semoga cepet ter kuak semuanya, yg di rasakan alena moga terjadi sm si lisa .
D
ak baca ny jam 04 subuh....
Mama Reni: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Mamah Dini11
mending jadi patung tuh si songong dari pada menjawab, malukah kmu aldi atau ada yg lain, kmu gak bisa membanggakan om kmu aldi, orang yg udh korop masih bisa tenang hidupnya apa pak surya begitu percaya sm si aldi kelihatan nya msh aman2 saja
Si Memeh
sangat bagus thor..penuh dgn nasehat hidup
Mamah Dini11
semangat buat kalian ya axel alena semoga kedepannya lbh baik dari yg terbaik,
Elly Rasmanawati
wah Lena hamidun nii...
Mamah Dini11
semoga apa yg kamu katakan sm pak surya cepat terbukti xel kmu yg terbaik walaupun kmu anak angkat, dan heran nya sm surya dn Ratna cepet sekali ganti posisi axel dn sm si aldi lagi emang gk yg lain gitu yg lbh bisa di percaya, kan tau pak surya axel udh beri bukti2 kalau aldi korup kok malah di kasih jabatan tinggi lagi ahhh gk bener ini, mungkin saking marahnya pak surya lgsung beri tau saudara2 bahwa axel bkn anak kandungnya, pdahal jgn dulu di buka rahasia itu om niat banget bikin axel menderita di mana hati nurani kalian hah hah, semoga axel sm lena bisa kuat menjalani rumah tangga nya walaupun dgn keterbatasan di waktu sekarang jgn kecil hati lena axel kmu pasti bisa menjalaninya dgn baik dn penuh cinta.
Mamah Dini11
kalau Alena bener anak nya surya dn Ratna kenapa ya waktu ketemu di apartemen axel gak ada mirip2 mereka apa biasanya kan gitu, kalau iya anakny pasti ada satu kemiripan salah satunya misalkan mirip surya atau Ratna, tpi gk ada kalinya sehingga mereka bebas berkata2 yg nyakitin alena, atau blm waktunya terungkap, tpii kalau lena bener anak mereka suatu saat nanti terbongkar, pasti mereka bilang makasih sm axel telah menjaga alena dn dgn penuhpenyesalan dari surya dn Ratna.
Mamah Dini11
mungkin saja Alena anak Ratna dn surya, waaah bakal ada penyesalan yg gk ada ujungnya kalau Alena benar anak mereka, kalau iya selamat menikmati penyesalan nanti, moga itu benar semua, nanti ke adaan nya bisa berbalik.
Mamah Dini11
semoga baik2 semuanya, Alena baru saja balik jgn ambil ke bahagian nya thor, dan semoga axel bisa menyelesaikan segala masalahnya.
Mamah Dini11
moga aja sadar ortu axel dan warasnya pulih, awas axel jaga Alena jgn tinggalkan dia sendirian ingat pesan doktr , walaupun keadaan darurat tetap Alena no satukan dulu xel.
Mamah Dini11
kalau berat ninggalin Alena kenapa gk suruh raka beli untuk kmu axel, ah kmu mh aneh axel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!