NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 15

...Perempuan yang kuat adalah perempuan yang bisa mendukung dan mengangkat perempuan lain....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV Tiara

"Anika itu tidak punya siapa-siapa. Dia dibuang oleh orang tuanya sejak bayi, dan tumbuh besar di panti asuhan." Indira bercerita padaku sembari menyeka air matanya. Menurut pengakuannya, dia adalah sahabat baik Anika sejak zaman kuliah, kemudian mereka bekerja di perusahaan yang sama dengan Mas Arkan. "Dulu, Anika bisa sekolah dan kuliah di universitas bergengsi karena dapat beasiswa. Anika itu orangnya cerdas dan kompeten, makanya bisa diterima di perusahaan setelah lulus kuliah," tambahnya. Aku hanya diam menyimak semua cerita Indira. Sebenarnya, bukan tanpa sebab dia mengatakan semuanya padaku, itu karena aku yang memintanya bercerita, tentunya setelah aku juga menceritakan seperti apa hubunganku dengan Mas Arkan selama ini.

"Indira, apakah kamu tahu sejak kapan mereka berpacaran?" tanyaku penasaran. Sebenarnya aku sudah punya dugaan sendiri berbekalkan foto yang kutemukan di album kecil itu, tapi aku ingin memastikan sendiri bahwa dugaanku itu ternyata benar.

"Setahuku, mereka pacaran sejak kelas 2 SMA, berlanjut hingga kami sama-sama bekerja di perusahaan yang sama," jawabnya. Indira kemudian menatapku dengan lekat. "Apakah benar tidak apa-apa jika aku mengatakan semua yang aku tahu tanpa perlu menutup-nutupinya?"

Aku mengangguk yakin. "Katakan saja, Indira. Aku sungguh tidak apa-apa," jawabku.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengatakan semuanya." Indira menjeda ucapannya sejenak. "Sebenarnya, hubungan mereka tidak mendapat restu dari kedua orang tua Arkan. Katanya, mereka sudah menyiapkan calon istri terbaik untuk putra semata wayang mereka, sementara Anika, dia hanyalah gadis yang tidak jelas asal-usulnya, yang tidak tahu bibit, bebet, dan bobotnya seperti apa. Lalu, mereka berdua terpaksa putus karena Arkan akan menikah denganmu. Selama 2 tahun, Anika terus menghindari Arkan karena tidak mau mengganggu rumah tangga kalian, meski mereka berdua harus bertemu setiap hari di tempat kerja. Awalnya, Anika pikir dia bisa merelakan Arkan untukmu dan melupakannya, tapi semakin dia menghindar, semakin perasaan cintanya membuatnya semakin ingin gila. Suatu hari mereka ditugaskan untuk pergi ke luar kota bersama untuk urusan pekerjaan, di sanalah hubungan gelap mereka dimulai, berlangsung hingga detik ini."

Aku menghela napas mendengar cerita Indira. Dadaku kembali sesak. Sekarang semuanya sudah jelas, dan aku merasa semakin bersalah. Seharusnya sejak awal Mas Arkan cerita padaku, tidak perlu ditutup-tutupi. Seandainya dia cerita, mungkin kami berdua bisa sama-sama mencari jalan keluar agar bisa sama-sama terbebas dari pernikahan yang memenjarakan kami dalam status.

Aku kembali menghela napas. Percuma saja aku berpikir seandainya begini, seandainya begitu, toh sekarang semuanya sudah terjadi, mereka berdua sudah terkapar tak berdaya di dalam ruang ICU.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malamnya, aku, Reyhan, bersama Papa tiba di kantor polisi. Mama tidak bisa ikut karena masih dirawat di rumah sakit, sekarang beliau dijaga oleh Ibu. Kami dipanggil oleh petugas kepolisian untuk mendengarkan rekaman kotak hitam mobil Mas Arkan beberapa saat sebelum peristiwa kecelakaan menimpa mereka.

Kami duduk di ruang pertemuan, menunggu polisi memutar rekaman. Suasana hening, hanya terdengar suara napas kami yang deg-degan.

Tiba-tiba, suara Mas Arkan dan Anika terdengar dari rekaman.

"Tiga kali, Mas! Tiga kali aku hamil anak kamu! Dan sekarang kamu minta aku gugurin lagi?! Egois kamu, Mas! Egois!" Anika berteriak, suaranya penuh emosi.

"Bukan seperti itu, Sayang. Kamu tahu sendiri 'kan sekarang aku punya anak dan istri. Kalau kamu pertahanin anak itu, kamu sendiri yang repot nanti ngurusinnya." Mas Arkan menjawab, suaranya kalem tapi tidak meyakinkan.

"Enggak, Mas! Bilang aja kalau kamu gak mau bertanggung jawab! Kamu cuma mau enaknya tapi gak mau anaknya! Kamu bilang, kamu cintanya cuma sama aku, tapi kenapa kamu gak ceraiin istri kamu itu sampai sekarang, kenapa?!" Anika semakin marah, suaranya meninggi.

"Gak bisa, Anika. Gak bisa. Kamu tahu sendiri 'kan di antara aku dan Tiara ada Ardhan." Mas Arkan menjawab, suaranya terdengar lemah.

"Omong kosong kamu, Mas! Apa bedanya Ardhan dengan anak yang ada di kandungan aku?! Mereka sama aja, Mas! Sama-sama darah daging kamu!" Anika berteriak, suaranya penuh amarah dan kesedihan.

"Iya, aku tahu. Tapi Ardhan itu anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah, sementara anak yang ada di dalam kandungan kamu itu hasil hubungan gelap kita berdua."

"Aku gak peduli! Pokoknya aku mau, sekarang juga kamu ceraikan istri kamu! Aku capek menagih janji-janji manis yang gak kunjung kamu tepati, Mas!"

"Gak bisa, Anika. Aku gak bisa ninggalin Tiara begitu aja. Apalagi dalam kondisi aku yang habis dipecat secara tidak terhormat dari perusahaan. Ke depannya, aku pasti bakalan gak mudah dapat pekerjaan baru. Memangnya kamu mau, hidup susah bareng aku nantinya, ditambah kalau kamu bersikeras ingin mempertahankan anak itu. Anak itu pasti akan menambah biaya dan beban hidup."

"Mas, kamu ini alasan aja! Kalau yang kamu pikirkan masalah uang, aku juga punya tabungan. Kalau kamu mau, aku bisa bantu kamu buat modal usaha."

"Sayang... gak bisa. Aku benar-benar gak bisa ninggalin Tiara. Meski aku gak cinta, tapi aku sudah terlanjur janji sama Mama."

Anika terdiam sejenak, kemudian suaranya kembali terdengar, diliputi dengan kesedihan dan keputusasaan.

"Baiklah, Mas. Kalau kamu gak mau, aku juga gak mau. Aku gak mau hidup tanpa kamu, dan aku gak mau kamu hidup tanpa aku. Kita akhiri saja semua ini. Aku sudah sangat lelah."

"Anika, hey, kamu mau apa?!" Suara Mas Arkan seketika menjadi panik. "Jangan aneh-aneh, Sayang. Kamu mau kita mati?"

"Aku gak mau yang aneh-aneh, Mas. Aku maunya cuma satu, yaitu sehidup semati sama kamu."

Suara mobil mulai bergerak, dan Anika menyetir dengan kecepatan tinggi. Mas Arkan berteriak, "Anika, apa yang kamu lakukan?! Jangan gila kamu! Anika! Stop! Hentikan mobilnya sekarang! Atau kita akan mati konyol!"

Tapi Anika tidak menjawab, hanya terdengar suara napasnya yang berat. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, dan kemudian... terdengar teriakan histeris Mas Arkan disusul suara benturan yang sangat keras.

Rekaman berhenti, dan suasana menjadi hening.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku kembali ke rumah sakit dengan tatapan kosong. Mataku bengkak karena menangis cukup lama di kantor polisi. Aku kemudian masuk ke dalam ruang ICU, menghampiri ranjang perawatan Anika.

"Anika... aku minta maaf sama kamu," kataku, suaraku bergetar. "Sekarang aku baru tahu bahwa ternyata aku sudah merusak kebahagiaanmu bersama Mas Arkan karena tiba-tiba hadir di tengah-tengah kalian."

Tak terasa air mataku kembali menetes, membasahi pipi. Aku menatap Anika, berharap ada tanda-tanda kehidupan dari dirinya.

"Anika, kalau kamu mau berjanji padaku untuk bangun, aku juga akan berjanji padamu untuk merelakan Mas Arkan buat kamu, dan kalian bisa hidup bahagia bersama," kataku, suaraku penuh harap.

Aku menekan punggung tangannya dengan lembut, berharap dia bisa mendengar suaraku.

"Mulai sekarang kamu tidak sendirian, Anika. Aku ada di sini, dan aku akan selalu ada untuk kamu. Aku ingin menebus kesalahan yang kubuat selama 9 tahun terakhir," kataku, air mataku terus mengalir.

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!