NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong Aku, Elma

Sore itu, langit tampak mendung. Awan kelabu bergelayut rendah, menebarkan hawa dingin yang seolah menandakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Elma baru saja selesai menyiram tanaman di halaman kecil rumahnya ketika suara mobil berhenti di depan pagar menarik perhatiannya. Ia sedikit heran, karena jarang sekali ada tamu datang. Ketika pintu mobil terbuka dan sosok perempuan bergaun elegan turun, Elma langsung terpaku.

Ratna.

Wajah itu tak asing baginya, perempuan yang dulu dengan kejam mengusirnya dari rumah, yang menuduhnya pembawa sial dan merampas kebahagiaan keluarga mereka. Sekarang, perempuan itu berdiri di depan rumahnya dengan wajah tegang dan sorot mata gelisah.

“Elma…” ucap Ratna dengan suara bergetar, mencoba tersenyum, meski jelas sekali ada kegugupan dalam gerakannya. “Kita perlu bicara berdua."

Elma tidak segera menjawab. Ia hanya memandangi perempuan itu tanpa ekspresi, lalu berkata datar, “Untuk apa? Aku rasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan antara kita.”

Ratna menelan ludah, menatap sekeliling sebelum melangkah lebih dekat. “Tolong, ini penting. Aku mohon, hanya sebentar saja.”

Elma akhirnya menghela napas, setengah enggan. “Baik. Tapi cepat. Aku tidak ingin membuang waktuku untuk masa lalu.” Ia membuka pagar, membiarkan Ratna masuk, namun tidak mempersilakan duduk. Elma hanya berdiri bersedekap, menunggu apa yang akan dikatakan.

Ratna menatap Elma dengan pandangan campur aduk antara rasa takut dan cemas. “Aku tahu kau pasti heran kenapa aku datang ke sini,” katanya pelan. “Tapi percayalah, aku tidak datang untuk mengungkit masa lalu. Aku datang karena aku butuh bantuanmu.”

Elma tersenyum sinis. “Bantuan? Perempuan sepertimu datang kepadaku hanya untuk minta bantuan? Lucu sekali. Bukankah dulu kau dan anak-anakmu yang menghancurkan hidupku?”

Ratna menggigit bibir, menahan rasa malu dan getir. Ia tahu Elma tidak akan mudah diyakinkan. “Aku tahu, aku sudah melakukan kesalahan besar. Tapi kali ini, kita punya musuh yang sama.”

Elma menaikkan alisnya. “Musuh?”

“Amar,” jawab Ratna cepat. “Aku tahu kau dekat dengannya. Tapi kau tidak tahu siapa dia sebenarnya. Pria itu berbahaya. Dia sedang berusaha menghancurkan keluargaku, dan aku yakin, setelah kami hancur, dia akan menyingkirkanmu juga.”

Elma menatap Ratna dengan tatapan dingin. “Aku tidak perlu mendengar kebohonganmu. Amar menyelamatkanku dari penderitaan yang kalian ciptakan. Dia merawatku saat kalian semua berharap aku mati. Jadi jangan mencoba memfitnah orang yang sudah menolongku.”

Ratna menggeleng panik. “Tidak, Elma. Kau tidak mengerti! Amar tahu rahasiaku, rahasia masa laluku. Dia mengancamku, dan aku tahu dia tidak akan berhenti di situ. Aku bisa membayarmu, kita bisa bekerja sama menyingkirkannya sebelum semuanya terlambat.”

Elma menatap Ratna dengan ekspresi tak percaya. “Menyingkirkan Amar?” ucapnya pelan, tapi sarat dengan nada jijik. “Kau benar-benar tidak tahu malu. Setelah semua yang kau lakukan padaku, sekarang kau datang membawa uang, berharap aku akan jadi sekutumu?”

Ratna buru-buru membuka tasnya, mengeluarkan sebuah amplop tebal berisi uang. Tangannya gemetar ketika meletakkannya di atas meja kecil di ruang tamu. “Ini hanya sebagian kecil. Aku bisa berikan lebih banyak kalau kau mau membantu aku. Aku mohon, Elma, aku benar-benar takut padanya.”

Elma memandangi amplop itu sebentar, lalu tiba-tiba tertawa pelan. Tawanya dingin, tajam, menusuk telinga Ratna. “Lucu sekali,” katanya. “Dulu, aku datang memohon padamu, memohon agar kau percaya padaku, tapi kau malah mengusirku seperti binatang. Dan sekarang kau datang memohon padaku? Dunia ini memang berputar cepat.”

“Elma, kumohon...”

“Tidak!” potong Elma tegas. “Aku tidak akan mengkhianati Amar. Dia satu-satunya orang yang tulus padaku setelah semua luka yang kalian beri. Kalau aku harus memilih antara membela orang yang menolongku dan orang yang menghancurkanku, aku tahu ke mana aku berdiri.”

Ratna mulai menangis, air matanya jatuh deras. “Aku hanya ingin selamat, Elma. Aku tahu aku salah. Tapi aku tidak bisa kehilangan segalanya. Kau tidak tahu bagaimana rasanya hidup dengan ketakutan setiap hari!”

Elma menatap Ratna tanpa belas kasihan. “Tidak tahu?” ucapnya pelan. “Aku tahu, Ratna. Aku tahu rasanya. Karena dulu akulah yang kau buat hidup dalam ketakutan setiap hari. Kau, Diana, dan Dion membuatku kehilangan anakku, kehilangan hidupku, dan sekarang, kalian akan menerima balasannya.”

Ratna terisak, tubuhnya bergetar. “Jadi kau menolak membantuku?”

Elma melangkah mendekat, menatap langsung ke mata Ratna dengan pandangan tajam. “Aku tidak hanya menolak membantumu, Ratna. Aku juga akan mengusirmu dari rumahku. Pergi sebelum aku berubah pikiran.”

“E-Elma, kumohon...”

“PERGI!” teriak Elma dengan suara bergetar marah.

Ratna terlonjak, mundur beberapa langkah, wajahnya pucat pasi. Ia meraih tasnya dengan tangan gemetar, lalu melangkah cepat ke pintu. Tepat sebelum keluar, ia menatap Elma sekali lagi, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada kata yang keluar.

Begitu pintu tertutup, Elma berdiri diam di tengah ruangan. Pandangannya kosong, tapi di balik mata yang tenang itu, ada bara dendam yang semakin menyala. Ia tahu, kedatangan Ratna hanyalah awal dari kehancuran besar yang akan menimpa keluarga itu.

Sementara di luar, Ratna masuk ke mobilnya dengan tangan bergetar hebat. Ia menatap rumah Elma dari balik kaca, hatinya penuh ketakutan dan penyesalan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa benar-benar sendirian dan mungkin, apa yang dikatakan Elma tadi tentang karma, memang sedang berjalan menuju dirinya.

***

Malam itu, langit cerah meski angin berembus cukup dingin. Amar dan Elma duduk di salah satu restoran yang tidak terlalu ramai, menikmati makan malam dengan suasana tenang. Elma tampak sedikit lebih rileks malam ini, apalagi setelah melihat Amar tertawa saat ia menceritakan kedatangan Ratna ke rumahnya sore tadi.

“Jadi, dia benar-benar datang menawarkan uang padamu?” tanya Amar sambil menahan tawa.

Elma mengangguk sambil tersenyum sinis. “Ya, dia pikir aku akan tergoda hanya karena uang. Padahal, aku merasa muak melihat wajahnya. Aku mengusir dia keluar dari rumahku.”

Amar tertawa kecil, menatap Elma dengan kagum. “Kau lebih kuat dari yang kukira, Elma. Bagus, jangan beri dia kesempatan sedikit pun.”

Namun tawa Elma perlahan mereda. Ia menatap Amar penuh rasa ingin tahu. “Amar, aku hanya penasaran, sebenarnya ada masalah apa antara kamu dan Ratna? Setiap kali aku bertanya, kau selalu menghindar.”

Amar meletakkan sendoknya perlahan, menatap Elma dengan senyum samar yang sulit ditebak maknanya. “Masalahku dengan Ratna tidak sesederhana itu,” katanya tenang. “Tapi jangan khawatir, Elma. Kau akan tahu semuanya, setelah Ratna berada di rumah sakit jiwa.”

Elma terdiam, menatap Amar lekat-lekat. Ada sesuatu di balik sorot mata pria itu, campuran dendam dan kepastian. Dan malam itu, Elma tahu, Amar menyimpan rahasia besar yang sebentar lagi akan mengguncang hidup keluarga Ratna.

1
Arin
/Heart/
Nie_Ayu
👏
Nie_Ayu
👏👏👏
Dewi Ajah
biar mengalir aja el
Dewi Ajah
keren lah elma.. bisa berkata tegas sama dion n mak nya.. biar makin gila mereka🤭
Sunaryati
Lanjuut
Arin
Biar mereka yang jahat mendapatkan apa yang mereka lakukan Elma.
Sekarang tinggal dirimu menyongsong bahagia tanpa ada bayang masa lalu yang menyakitkan
Lisa Yacoub
ceritanya bagus, thor.
Lisa Yacoub
tadi Amar naik motor, kok sekarang naik mobil, thor?
Sunaryati
Kok yang pergi Yardan, apa mereka tinggal di rumah Diana? Kehancuran kamu perlahan namu pasti sudah berjalan Diana, Dion dan Fira juga sudah , nikmati saja
Sunaryati
Karma itu datang pada orang yang mengabaikan pepatah yang kita tanam nanti kita tuai jugs
Sunaryati
Mana sikap percaya diri dan kesombongan kamu Diana?
Dwi Agustina
Karma dibayar satu persatu👍
Sunaryati
Itulah jika hidup bergantung pada orang-lain walaupun itu suami atau istri, apalagi perangai kalian sebelumnya buruk, maka tidak ada yang percaya. Nikmatilah buah perilakumu pada Elma dan orang- orang yang pernah kau kecewakan Ratna Dion, dan Diana
Sunaryati
Mantaaap lanjutkan Amar hentian Dion melalui istrinya Fera dan jangan lupa Diana yang menyiksa Elma sampai keguguran, yo tak tunggu aksimu
Sunaryati
Dion dan Disna tidak akan mendapatkan apapun dari Elma
R Ni: mereka akan mendapatkan kehancuran
total 1 replies
Sunaryati
Aku juga menantikan momen itu Amar. Mertua kejam dan angkuh ternyata melakukan pembunuhan di mass lalu. Setelah itu bisnis ilegal Fera dibongkar. Makin seru.
R Ni: setelah ini akan ketahuan
total 1 replies
Sunaryati
Amat pinter membuat lawan ketakutan, bener makin lama Ratna aka depresi berat dan gila. Membuat Repot anak- anaknya.
R Ni: dan anaknya akan penasaran 👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Amar mmg lawan yg sepadan biar g berasa aling diatas sj👍
R Ni: iya kakak🤭🤭
total 1 replies
Sunaryati
Semakin seru lanjut
R Ni: iya kakak🌹🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!