NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersemi tanpa Sadar

Matahari pagi bersinar dengan terik hari ini. Dan menjadi alarm bagi semua orang untuk memulai hari dengan semangat. Namun tidak berlaku bagi Heavenhell yang jam pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran olahraga. Sehingga ia dan teman sekelasnya sudah siap di lapangan sekolah untuk melakukan pemanasan namun mereka harus menunggu ketua kelas dan wakil kelas berganti pakaian. Siapa lagi kalau bukan Jazlan, Renan, dan Sagara. Yang tadinya mereka trio kwek-kwek sekarang menjelma menjadi trio barbie.

"Sorry.. Sorry... Gue sama pak ketua harus pake sunscreen dulu sebelum olahraga makanya agak lama," kata Renan dengan santai memasuki lapangan sekolah. Untungnya guru olahraga mereka belum datang.

Heavenhell memutar bolamatanya kesal melihat bagaimana Jazlan dan Renan yang sedang berdiri di depan dan memandu mereka melakukan pemanasan. Tubuh jangkung Jazlan membuatnya mudah untuk diliat dari sudut mana pun kecuali sudut hati Heavenhell.

"Sekarang lari keliling lapangan, 2 kali putaran," kata Jazlan mulai berlari duluan diikuti Renan dan siswa lainnya.

Heavenhell terengah-engah ketika baru setengah putaran. Lapangan sekolah mereka sangat luas sehingga ia sudah capek. Sebagai orang yang tidak sering olahraga membuat staminanya agak loyo.

Biasanya ia hanya olahraga sekali seminggu yaitu pada saat jam pelajaran olahraga seperti ini.

Apa dia potong kompas aja kali yah? Jazlan, Sagara dan Renan telah menyelesaikan 2x putaran. Ketiganya lagi ngadem dibawah pohon mangga dan asyik ngobrol. Mungkin sedang memikirkan strategi nyolong mangga tanpa ketahuan.

Sehingga dengan kesadaran penuh Heavenhell berlari memotong kompas. Kaneeisha yang berlari di belakangnya membulatkan matanya terkejut dengan aksi berani Heavenhell. Matanya melirik kearah Jazlan yang seolah tidak menyadarinya sehingga ia turut mengikuti Heavenhell. Dengan begini mereka hanya perlu berlari sedikit dan sampai. Ternyata Heavenhell memang cerdik juga.

Heavenhell menyelesaikan larinya dan duduk di pinggir lapangan bersama Kaneeisha. "Gue nggak nyangka lo bakalan ngikutin gue."

Kaneeisha terkekeh pelan. "Capek juga jadi anak baik. Sekali-sekali boleh lah melanggar dikit. Selagi Jazlan nggak ngeh juga."

Heavenhell mengangguk pelan. "Jadi terlalu pinter juga nggak baik. Biasa-biasa ajalah yang penting menikmati hidup. Tapi bagus sih kita nggak ke gep, temen-temen kita juga untungnya nggak cepu, wkwk."

"Nggak cepu yah?"

Kedua gadis itu terlonjak kaget ketika mendengarkan suara itu dari balik punggung mereka. Terlihat Jazlan berdiri dibelakang mereka dengan bersedekap dan menatap tajam mereka. Kedua gadis itu menelan ludah dengan kasar.

"Berdiri kalian berdua," titah Jazlan dingin.

Heavenhell dan Kaneeisha menurut dengan patuh. Aura yang dikeluarkan Jazlan sangat menakutkan. Membuat Heavenhell sedikit dejavu. Ini mengingatkannya pada Jazlan di kehidupan lampau mereka. Raut wajahnya yang mengeras serta sorot matanya yang tajam.

"Apa liat-liat?" tanya Jazlan galak.

Heavenhell mencibir dalam hati. "Dasar sialan."

"Gara-gara tingkah kalian berdua, yang lainnya pada ngikut lari potong kompas. Jadi pemanasan mereka nggak maksimal. Kalau mereka ada cedera pas olahraga nanti siapa yang tanggungjawab. Gue gitu," oceh Jazlan.

"Yah maaf, Lan. Namanya juga khilaf. Fisik orang kan beda-beda," jawab Kaneeisha.

"Nggak ada yah, kalian berdua tetep salah. Jangan kira karena gue sibuk ngobrol sama Renan plus Sagara jadi gue nggak pantau kalian semua."

Heavenhell berdecak pelan karena Jazlan yang masih asyik melanjutkan khotbahnya. Kaneeisha kan sudah minta maaf yang sekaligus juga mewakili dirinya. Jadi yaudah, ini malah diceramahi panjang kali lebar.

"Sebagai hukuman kalian harus ambil bola basket di tempat peralatan olahraga. Bawanya 4 bola, masing-masing bawa 2. Btw, makasih yah udah melanggar jadi gue bisa suruh kalian ambil bolanya sebagai hukuman. Itu aja, bye," kata Jazlan sebelum meninggalkan kedua gadis itu.

Heavenhell meninju-ninju udara seolah sedang memukul wajah memuakkan Jazlan. Sampai-sampai Kaneeisha harus menahannya. "Udah, Ave. Nanti Lan balik lagi. Ayo kita jalanin hukuman dari dia supaya cepet kelar," kata Kaneeisha menarik tangan Heavenhell agar mengikuti ke tempat penyimpanan alat-alat olahraga.

......................

Heavenhell memasang wajah sebal ketika ia telah selesai mengambil bola-bola basket yang disuruh Jazlan. Mana gede banget mengalahkan bola bobanya, ups. Tapi serius ia sangat kesal dengan Jazlan yang men-Bruk!!

Saking sibuknya merutuki Jazlan, ia jadi tidak terlalu memperhatikan jalan dan berakhir menubruk sesuatu. Apakah ia baru saja menabrak tembok? Atau lebih parahnya menabrak seseorang. Alamak, mati dirinya. Mana bola basket yang dekap tadi malah menggelinding seolah ogah bersentuhan dengan dirinya.

"Lo gapapa?" tanya seseorang mengulurkan bola basket yang tadi menggelinding kearahnya. Sontak Heavenhell mendongakkan kepalanya. Matanya membelalak ketika melihat seseorang yang baru saja ia tabrak sekaligus membantu memungut bola basket itu.

"Eh, iya. Gapapa," kata Heavenhell pelan seraya mengambil bola basket dari tangan Alvarez.

Dari semua kemungkinan di dunia ini, kenapa ia bisa bersinggungan dengan suami masa depan Aretha ini. Perasaan ini tidak ada di script cerita hidupnya dulu. Maksudnya, mereka tidak pernah berinteraksi seperti ini. Mentok-mentok saat ia bersalaman dengan Alvarez di hari pernikahannya dengan Aretha. Sudah, itu saja. Lah ini kenapa malah ia bertabrakan dengannya.

"Lo kelas 11 yah?" tanya Alvarez ketika melihat seragam olahraga Heavenhell.

"Iya, kak," jawab Heavenhell menundukkan wajahnya.

"Oh gitu, yaudah gue bantuin yah bawa bolanya. Kasian gue liat lo kewalahan bawa dua bola sekaligus. Temen-temen cowok lo mana kok bisa sih nyuruh cewek yang ambil ginian."

Baru saja Heavenhell hendak menolak namun Alvarez sudah lebih dulu mengambil salah satu bola dari tangannya dan berjalan duluan. Perasaan Heavenhell menjadi gelisah karena perubahan alur hidupnya ini.

Mana Kaneeisha belum menyusulnya karena ia tadi masih sibuk mencari satu bola basket lagi sehingga menyuruhnya duluan agar Jazlan tidak mengomel karena mereka kelamaan. Kalau begini mending ia bertukar posisi dengan Kaneeisha.

"Eh, ayo. Guru olahraga lo udah otw ke lapangan," tunjuk Alvarez pada seorang guru pria yang berpakaian olahraga dan sedang berjalan kearah lapangan. Dan sontak membuat Heavenhell segera berjalan cepat untuk menyamakan langkah dengan Alvarez.

Heavenhell memandang wajah Alvarez dari samping sambil terus berjalan. Tampan sih walaupun masih tampan Jazlan. Trus postur tubuhnya juga pas. Di masa depan pria ini akan menjadi seorang Jaksa Penuntut yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Kasihan sekali padahal masih muda.

Apa karena dia menjadi suami Aretha yah makanya nasibnya seperti papa Aretha yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Apa pesawat dan Aretha itu bermusuhan yah? Apa Jazlan meninggal karena kecelakaan pesawat juga pasca ia meninggal lebih dulu? Aduh membangongkan sekali sih hidup ini.

Langkah kaki Heavenhell terhenti saat ia sudah sampai di pinggir lapangan dan berniat mengambil bola ditangan Alvarez. Namun lelaki malah melakukan gerakan shooting dan berakhir bola itu masuk dengan sempurna kedalam ring bola basket yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya berdiri.

Sontak semua teman-teman sekelasnya berseru heboh. Yah tidak heran sih, Alvarez memang mantan kapten basket. Sedangkan si Jaz-lan-jaz-lan itu seorang Eventer/eventing rider atau seorang atlet penunggang kuda. Jadi dia mainnya kuda-kudaan, pantas aja jago. Heavenhell memukul pelan kepalanya ketika otaknya mulai gesrek.

"Lo pusing?" tanya Alvarez membuat Heavenhell menghentikan aksinya.

"Eh, enggak kok. Tadi cuman agak gatel doang," cengir Heavenhell.

Alvarez mengulum senyum tipis kearah Heavenhell.

"Yaudah, gue duluan yah emm.."

"Heavenhell, nama gue Heavenhell," refleks Heavenhell tanpa sadar.

Alvarez menganggukan kepala. "Gue duluan yah, Heavenhell," kata Alvarez menepuk pelan puncak kepala Heavenhell sebelum pergi dari sana. Meninggalkan gadis itu yang bersemu tanpa sadar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!