NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Zaki keluar dari ruangan IGD dan menuju ke depan puskesmas, di mana teman-teman Novi lainnya menunggu dengan khawatir. Ketika mereka melihat Zaki keluar, mereka langsung menghampirinya. "Zaki, gimana keadaan Novi?" tanya Nanda dengan khawatir. Zaki menundukkan kepala, wajahnya terlihat sedih. "Novi... dia didiagnosis leukemia," jawab Zaki dengan suara lirih. Teman-teman lainnya terkejut, beberapa di antaranya tidak bisa menyembunyikan air mata.

2 jam kemudian, Bu Tet datang ke puskesmas bersama dengan beberapa guru lainnya, wajahnya terlihat khawatir setelah mendengar berita tentang Novi dari Resi saat mengambil motor di sekolah.

Bu Tet melihat murid-muridnya, termasuk Zaki dan teman-teman lainnya, berkumpul di depan puskesmas dengan wajah sedih. "Apa kabar Novi?" tanya Bu Tet dengan khawatir. Zaki menjelaskan keadaan Novi dengan singkat, "Novi didiagnosis leukemia, Bu." Bu Tet menghela napas, "Ya Allah, semoga Novi cepat sembuh," kata Bu Tet dengan penuh harapan.

Setelah itu, Bu Tet memutuskan untuk masuk ke ruang IGD untuk melihat keadaan Novi dan memberikan semangat kepada orang tua Novi. "Bu, Pak, semoga Novi cepat pulih. Kami semua mendukung Novi," kata Bu Tet dengan penuh empati. Orang tua Novi tersenyum sedikit, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Bu Tet.

Kemudian dokter datang masuk keruangan Novi. "Apa Novi sudah boleh pulang, Dok?" tanya orang tua Novi dengan harap. "Ya, Novi sudah boleh pulang, tapi besok harus dibawa ke RS Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut," jawab dokter.

"Sudah ada rujukan belum, Dok?" tanya orang tua Novi lagi. "Sudah, rujukan sudah selesai diurus oleh perawat. Jadi besok tinggal langsung ke RS Kota saja," kata dokter menjelaskan.

"Baik, terima kasih Dok," kata orang tua Novi dengan senyum lega.

"Bu, Pak, saya menawarkan Novi pulang dengan mobil saya, biar lebih nyaman," kata Bu Tet kepada orang tua Novi. Orang tua Novi mengangguk terima kasih, "Terima kasih, Bu Tet. Kami sangat berterima kasih." Sementara itu, Senja dan teman-teman lainnya pamit untuk menyusul nanti karena ingin sholat zuhur terlebih dahulu. "Kami pamit dulu, Bu. Kami akan menyusul setelah sholat," kata Senja. Bu Tet mengangguk, "Baik, hati-hati di jalan.

"Eh, Novi, aku mau izin dulu ke mesjid dekat puskesmas buat sholat zuhur. Mega, Susan, kalian ikut aku ya?" kata Senja. Novi tersenyum lemah, "Aku juga ingin sholat..." Senja membalas, "Kamu pulang saja dulu sama Ibu, Ayah, dan Bu Tet. Kamu di rumah jangan lupa sholat ya. Karena apapun yang terjadi, kita tidak boleh meninggalkan sholat." Novi mengangguk pelan, "Oke, aku ingat."

Orang tua Novi tersenyum melihat hubungan baik antara Novi dan Senja. "Senja memang anak yang baik, selalu ada untuk Novi baik saat suka maupun duka," kata Ibu Novi dengan bangga. Ayah Novi mengangguk setuju, "Ya, Senja selalu mengajak Novi ke hal-hal yang baik, kita berterima kasih kepada Senja."

Senja, Mega, dan Susan keluar dari ruang IGD dan menuju ke depan puskesmas, di mana teman-teman lainnya menunggu, kemudian Senja mengajak teman-teman lainnya untuk sholat zuhur bersama di mesjid dekat puskesmas.

"Hey, teman-teman, ayo sholat zuhur bersama! Kita minta Zaki jadi imam, sekalian kita doakan Novi cepat sembuh," ajak Senja. Teman-temannya setuju dan mengikuti Senja ke mesjid. Zaki yang ditunjuk menjadi imam, memimpin sholat dengan khidmat. Setelah sholat, mereka berdoa bersama untuk kesembuhan Novi.

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!