NovelToon NovelToon
Janda Melati

Janda Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

sebuah cerita sederhana seorang melati wanita sebatang kara yang memilih menjadi janda ketimbang mempertahankan rumah tangga.

jangan lupa like dan komentar
salam autor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jm 30

“Kamu menginginkannya?” tanya Laras serius.

“Ya, daripada dikasih ke lelaki sombong itu, lebih baik berikan padaku,” ujar Melati menahan senyum.

“Boleh saja,” ucap Laras, “asal kamu tanggung jawab akan hidupku.”

“Cih, bercanda kali, gitu aja serius.”

Dan seperti biasa, dua janda bersatu maka obrolan akan lama, membicarakan apa saja, tentu saja mengenai hidup mereka.

Bagaimana Laras berulang kali digoda oleh pria beristri hanya karena dia janda. Ada juga duda mengajaknya menikah. Dia menolak, lantas duda itu menyebar fitnah kalau Laras matre.

“Mereka tidak tahu cerita sebenarnya, menjanda selalu dianggap buruk tanpa tahu latar belakangnya.”

“Iya sih,” ucap Laras, “mereka terlalu banyak menilai tanpa menelaah.”

Sementara itu, di sebuah hotel mewah.

“Aku hamil,” ujar Mawar membuka tespek garis dua.

“Bodoh,” ucap seorang lelaki masih memakai jubah mandinya. “Sudah kubilang pakai kontrasepsi, kenapa kamu bisa ceroboh?”

“Ini salah kamu,” ucap Mawar, “kenapa kamu tidak mau pakai pengaman?”

“Tidak enak dong,” ucapnya kesal.

Mawar terdiam melihat tespek. Harusnya bahagia dong, bukankah setiap wanita bercita-cita jadi ibu?

“Terus gimana?” ucap Mawar.

“Ya gampang, tinggal si Arga suruh cepat menikahi kamu, urusan beres, kan?” ucap lelaki itu. “Habis melahirkan kamu serahkan anaknya pada Arga, lalu kita bisa berpetualang lagi,” ujar lelaki itu enteng.

“Huh,” napas Mawar terasa berat. “Enteng sekali kamu berkata seperti ini, ingin enaknya aja dan tanggung jawab tidak mau,” ketus Mawar.

“Astaga, Mawar,” ujar lelaki itu mendekat pada Mawar, mencium tengkuknya. “Aku ingin selalu bercinta dengan kamu tanpa ada beban anak,” ucapnya.

“Kamu gila,” ucap Mawar meremas tangan lelaki itu karena lelaki itu terus mencumbu leher Mawar.

“Hidup hanya sekali, kita harus menikmati­nya,” ucapnya.

“Mmmmm,” Mawar mengerang.

Selanjutnya, setelah erangan itu tidak bisa aku ceritakan lebih detail karena akan melanggar ketentuan.

Setelah sekian lama bercinta, mereka bangun dengan keringat membasahi tubuh dan napas masih belum teratur.

“Arga udah mulai kurang ajar,” ujar lelaki itu.

“Kenapa?”

“Dia menolak tawaranku.”

“Emang apa yang kamu tawarkan?”

“Seorang vendor menawariku untuk memasukkan material bangunan ke proyek yang ada di Surabaya, namun Arga menolaknya,” ucap lelaki itu.

“Enggak boleh nolak dong,” ucap Mawar.

“Nolak sih enggak, cuma katanya harus ikuti prosedur. Memuakkan sekali, kan?” ucap lelaki itu.

“Ya memang harus begitu, keluarga Sukmana ketat, loh, untuk pemilihan vendor.”

“Apa kamu bisa membantuku?”

“Tidak bisa,” tegas Mawar.

“Kenapa?” tanya lelaki itu.

“Aku hanya anak angkat, tidak berhak memutuskan jalannya perusahaan.”

“Kapan si Arab itu pulang?” tanya lelaki itu.

“Gak tahu, aku berharap dia gak pulang agar aku masih bisa menggunakan nama Sukmana.”

“Kenapa kamu tidak singkirkan saja ibu angkat kamu itu dan ambil alih seluruh kekayaan Sukmana?”

Mawar tampak menghela napas berat. “Dia sangat menyayangiku, aku gak tega.”

Lelaki itu mengangkat sudut bibirnya sinis seperti Joker.

“Hidup hanya sekali, jangan terjebak oleh perasaan. Jangan hanya menunggu, kamu harus merebut. Sampai kapan coba kamu hanya jadi bayang-bayang keluarga Sukmana, bahkan kamu hanya jadi manajer biasa, tidak mempunyai jabatan tinggi.”

,,,

Setelah melihat Irma, Arga pulang dengan perasaan lega sekaligus resah.

Sekitar pukul sepuluh malam, Arga sudah sampai di rumah. Ia malas turun dari mobil. Rasanya lebih baik tidur di sana saja. Namun akhir-akhir ini ibunya sering kambuh asmanya. Kalau Arga tidak ada di sekitarnya, Ibu Mega selalu merasa khawatir.

Tatapan Arga terarah pada kursi teras. Biasanya Melati duduk di situ menunggunya pulang. Tapi malam ini hanya ada seorang wanita mengenakan baju hitam dan jilbab cokelat—Lilis, pembantu rumah tangga mereka.

“Hanya Lilis, bukan Melati,” gumam Arga pelan.

Arga keluar dari mobil, melangkah menuju rumah. Terlihat motor Indra sudah terparkir di garasi. Ia merasa sedikit lega, setidaknya malam ini Kartika tidak akan datang. Gila saja kalau Kartika berani masuk kamarnya lagi sementara Indra ada di rumah.

“Ibu sudah tidur?” tanya Arga pada Lilis.

“Sudah, Pak,” jawab Lilis singkat. Dalam hati Arga menilai, Lilis lumayan cantik untuk ukuran seorang pembantu.

“Tidurlah, jangan menunggu di luar,” ucap Arga. Kalimat itu meluncur begitu saja—kebiasaan yang dulu sering ia ucapkan pada Melati, saat Melati sabar menunggunya pulang larut malam.

Lilis mengangguk pelan. Arga pun melangkah masuk ke dalam rumah, diikuti Lilis dari belakang. Ia menuju kamar ibunya.

Arga membuka sedikit pintu kamar itu.

“Masuklah, Arga,” suara lembut Ibu Mega terdengar. Ia tengah bersandar di tepi ranjang.

“Katanya Ibu sudah tidur,” ucap Arga sambil mendekat.

“Ibu tadi terbangun. Ibu mimpi ayahmu,” ujar Ibu Mega pelan.

“Jangan terlalu banyak pikiran, Bu,” jawab Arga menenangkan.

“Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan Irma?” tanya Ibu Mega kemudian.

Arga terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Jika berkata jujur, ibunya pasti terbebani pikiran. Namun jika diam saja, Ibu Mega pasti curiga dan justru semakin cemas.

“Sudah, Bu,” jawab Arga akhirnya.

“Di mana dia sekarang?”

“Ada di balai latihan kerja,” ucap Arga tenang.

“Loh, kenapa jadi di BLK?” tanya Ibu Mega heran.

“Irma dapat program pertukaran mahasiswa ke Dubai, Bu. Sekarang dia sedang dikarantina, dan ponselnya hilang. Jadi belum sempat menghubungi Ibu,” jelas Arga meyakinkan.

Ibu Mega menghela napas lega. “Syukurlah. Adikmu memang pandai, Arga. Artinya dia mahasiswa berprestasi, bukan, kalau bisa dapat kesempatan ke luar negeri begitu?”

Arga mengangguk pelan. “Ibu istirahat, ya,” ucapnya lirih.

“Iya, kamu juga istirahat. Pasti lelah.”

Arga mengecup kening ibunya, lalu keluar dari kamar.

Ibu Mega menatap pintu yang baru saja tertutup. Dahi wanita itu mengerut.

“Bukankah Arga selalu mengecup keningku kalau dia sedang merasa bersalah?” gumamnya. Ia mengenal betul kebiasaan anaknya. Jika Arga berbohong atau menyembunyikan sesuatu, selalu ada tanda yang sama—kecupan lembut di keningnya.

“Apa dia berbohong? Tentang apa?” bisiknya pada diri sendiri. “Pasti tentang perasaannya pada Melati.”

Perlahan, Ibu Mega meraih sesuatu dari balik bantalnya: sebuah foto pria berseragam polisi.

Air matanya menggenang.

“Mas… kenapa akhir-akhir ini kamu hadir terus dalam mimpiku?” ucapnya parau. Butiran air mata jatuh membasahi pipinya, meninggalkan keheningan malam yang panjang.

Arga memasuki kamarnya yang terasa sepi, membuka kemeja dan celananya, lalu mengganti dengan baju rumahan—celana pendek dan kaus putih. Perutnya terasa lapar karena belum makan sejak sore.

Dulu hal ini tidak pernah terjadi; lapar tidak lapar, Melati sudah menyediakan makanan untuk Arga. Tapi kali ini, itu sudah tidak bisa dia rasakan lagi.

Arga keluar dari kamarnya. Lampu ruangan tengah sudah mati, hanya lampu dapur yang masih menyala.

Arga melangkah ke arah dapur, mengambil piring dan sendok, lalu membuka rice cooker.

Tiba-tiba Arga merasakan pinggangnya dipeluk seseorang dari belakang.

“Arga, malam ini jangan kunci pintu kamarmu,” bisik suara lembut di telinganya.

1
partini
hemmm kakak ipar kamu ganas sekaleeeee 😂😂😂😂
partini
ini bisa ujungnya main 🐴🐴 ma kakak iparnya
partini
sehhh langsung aja 100jt ,,jodoh ini
partini
busehhhh kaka ipar nasfu bungtt,,hemmmm bisa kena ini kena jebakan KK ipar obat perangsang biasanya di pakai
Isranjono Jono
mati aja bu jangan lama2 hidup nanti dosanya segunung 😄😄
Isranjono Jono
wanita bodoh kau lapar tapi makanan mu kau kasih mertua sungguh bodoh maaf thor aku jadi setan hari ini🤭
Isranjono Jono
lawan2 kalau aku iparku gak ada yang berani sama aku coba kalau berani aku hancurkan dapur menyala kan aku thor🤭🤭
Desi Belitong
balas jangan bodoh hanya diam ujung2nya nangis
partini
good story
partini
👍👍👍👍👍
santi damayanti
ini harusnya rumah Risma
santi damayanti
ini harusnya rumah risma
SOPYAN KAMALGrab
ini. saya ga ngertii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!