NovelToon NovelToon
CupidCore System

CupidCore System

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Sistem / Romansa
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di masa depan, kota futuristik Neo-Seraya mengandalkan sebuah algoritma canggih bernama CupidCore untuk menentukan pasangan romantis setiap orang. Dengan skor kompatibilitas hampir sempurna, sistem ini dipercaya sebagai solusi akhir bagi kegagalan hubungan.

Rania Elvara, ilmuwan jenius yang ikut mengembangkan CupidCore, selalu percaya bahwa logika dan data bisa memprediksi kebahagiaan. Namun, setelah bertemu Adrian Kael, seorang seniman jalanan yang menolak tunduk pada sistem, keyakinannya mulai goyah. Pertemuan mereka memicu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh angka: bisakah cinta sejati benar-benar dihitung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

Festival peluncuran Intuisi Emosional 3.0 dimulai. Jalan-jalan Neo-Seraya dipenuhi lampu neon dan layar holografik menampilkan slogan tentang kebahagiaan yang dijamin. Musik elektronik terdengar dari panggung utama. Drone keamanan beterbangan di udara.

Rania berdiri di sudut area VIP bersama Liora. Seorang anggota dewan berbicara kepada kerumunan, memuji pencapaian CupidCore. Liora bertepuk tangan dengan wajah puas. Rania ikut bertepuk tangan, tetapi pikirannya masih memikirkan anomali yang ia temukan.

Di kerumunan bawah, Adrian menyelinap di antara penonton. Ia memotret layar pengumuman dan beberapa sensor keamanan dengan kamera kecil yang ia sembunyikan.

Milo, yang ikut bersamanya, berkata pelan, “Kita harus cepat. Drone itu punya pengenal wajah.”

Adrian mengangguk. Ia tidak ingin tertangkap, tetapi ia merasa perlu mendokumentasikan bagaimana sistem mengontrol perayaan publik.

Ketika pesta kembang api dimulai, Rania memutuskan untuk keluar dari area VIP dan berjalan ke tepi kota. Ia butuh udara segar. Di dekat pasar lama, ia kembali melihat mural Adrian yang mulai tertutup cat sensor keamanan kota. Rania menyentuh bagian cat yang masih terlihat.

Adrian muncul dari bayangan. “Kau suka mural itu?”

Rania sedikit terkejut. “Aku… hanya penasaran.”

“Mereka selalu mencoba menghapusnya,” kata Adrian.

“Mereka tidak suka melihat pertanyaan di dinding.”

Rania menatapnya. “Kenapa kamu begitu menentangnya? CupidCore membantu banyak orang.”

Adrian menjawab datar, “Mereka bilang membantu, tapi sebenarnya mereka mengendalikan. Kau tak pernah bertanya apakah orang ingin dipilihkan pasangan oleh sistem?”

Percakapan mereka berhenti ketika suara drone mendekat. Adrian menarik Rania ke dalam lorong sempit agar tidak terlihat. Mereka berdiri cukup dekat untuk mendengar napas masing-masing. Drone lewat begitu saja.

Di pusat riset, Liora memantau posisi gelang Rania melalui sistem internal. Ia melihat sinyal Rania berada di dekat distrik lama, bukan di area VIP. Liora menyipitkan mata. Ia membuka saluran komunikasi rahasia ke seorang agen keamanan kota, tetapi menutupnya lagi. Ia memutuskan untuk menunggu.

Rania keluar dari lorong. “Aku harus kembali,” katanya. Adrian tidak mencegah.

Sebelum pergi, Rania berkata, “Berhati-hatilah. Mereka tidak suka ada yang menentang.”

Adrian hanya mengangguk.

Keesokan paginya, Rania kembali ke pusat riset. Liora menunggu di ruang kerjanya.

“Aku tahu kau bertemu lagi dengan pria itu,” kata Liora.

“Bagaimana kau tahu?”

“Aku selalu tahu,” jawab Liora dingin.

“Kau harus berhati-hati. Dewan tidak akan mentoleransi ilmuwan yang berhubungan dengan pengkritik sistem.”

Rania menunduk. “Aku hanya… ingin memahami sudut pandangnya.”

“Pahami cepat, lalu jauhi dia,” tegas Liora.

Di gudang pertemuan, Kai menunjukkan rekaman festival kepada kelompok.

“Lihat bagaimana mereka merayakan peluncuran ini. Mereka menyebutnya kebebasan emosional, padahal ini pengawasan penuh.”

Salah satu anggota berkata, “Kita perlu informasi internal. Tanpa itu, publik tidak akan percaya.”

Adrian berpikir tentang Rania. Ia tidak ingin memanfaatkannya, tetapi ia merasa itu satu-satunya jalan.

Malamnya, Rania meneliti pola baru. Ia menemukan lebih banyak kasus pasangan yang gagal meskipun skor tinggi. Ia mencatat semuanya. Eon muncul di layar.

“Rania, data yang kau kumpulkan bisa dianggap pelanggaran protokol.”

“Aku tidak melakukan kesalahan. Aku hanya memverifikasi.”

“Jika Liora mengetahui, dia mungkin

melaporkannya.”

“Aku akan berhati-hati.”

Di jalan kota, Adrian membuat mural baru. Kali ini ia menggambar dua wajah tanpa fitur yang dihubungkan oleh garis data yang terputus-putus. Seorang anak kecil berhenti untuk menatap.

Anak itu bertanya, “Apa maksud gambar ini?”

“Ini tentang pilihan,” jawab Adrian singkat.

Anak itu mengangguk dan pergi.

Tak lama kemudian, drone patroli berhenti di dekatnya. Adrian pura-pura memperbaiki cat di tangannya lalu pergi. Ia tahu waktunya semakin sempit sebelum pihak kota menindak tegas.

Rania menghadiri rapat kecil dengan Liora dan beberapa eksekutif. Mereka membahas langkah-langkah menjaga reputasi sistem.

Salah satu eksekutif berkata, “Jika ada indikasi bug, kita hapus datanya. Publik tidak perlu tahu.”

Rania mengepal tangannya di bawah meja, tetapi tidak berbicara.

Setelah rapat, Rania menerima pesan anonim di komunikator pribadinya: “Kita butuh bicara. Festival hanyalah awal. —A.”

Ia tahu siapa pengirimnya. Ia menatap layar lama sebelum akhirnya membalas: “Kita bicara besok. Lokasi lama.”

Keesokan harinya, cuaca cerah dan jalanan Neo-Seraya lebih ramai dari biasanya. Pasar lama dipenuhi penjual makanan dan barang bekas. Rania mengenakan jaket sederhana dan menyembunyikan identitasnya dengan topi. Ia tiba lebih awal di lokasi yang disepakati.

Adrian muncul beberapa menit kemudian. Ia membawa tas selempang usang. Mereka berdiri di dekat kios yang jarang dikunjungi. Suara pedagang dan pembeli menyamarkan percakapan mereka.

“Aku tidak punya banyak waktu,” kata Rania.

“Aku juga,” jawab Adrian. Ia menatap sekeliling untuk memastikan tidak ada drone yang mendekat.

Rania menatapnya. “Kenapa kamu menghubungiku?”

“Aku butuh bantuan,” kata Adrian datar.

“Ada hal yang tidak bisa aku buktikan tanpa orang dalam. CupidCore tidak sebersih yang mereka katakan.”

Rania menghela napas. “Kamu tidak paham risikonya. Jika dewan tahu aku bertemu denganmu, aku bisa kehilangan segalanya.”

“Aku paham. Tapi ini penting. Mereka menipu seluruh kota.”

Rania terdiam. Ia ingat laporan pasangan yang gagal dan diskusi eksekutif tentang menghapus data bug. Fakta-fakta itu mendukung ucapan Adrian.

“Aku tidak bisa menjanjikan apapun,” kata Rania akhirnya.

“Aku akan melihat apa yang bisa kulakukan.”

“Itu sudah cukup,” jawab Adrian.

Mereka berpisah tanpa kata lain. Rania berjalan cepat meninggalkan pasar, mencoba menenangkan dirinya.

Di pusat riset, Liora mengamati sinyal gelang Rania lagi. Ia menyadari Rania berada di distrik lama. Ia menekan tombol panggilan.

“Rania, di mana kamu?”

Rania menjawab datar, “Aku sedang mengambil udara segar sebelum rapat.”

Liora tidak menanggapi lebih lanjut, tetapi matanya menyipit curiga.

Malam itu, Adrian kembali ke gudang pertemuan.

Kai menyambutnya.

“Bagaimana?”

“Aku sudah bicara dengannya. Dia belum menjanjikan apa-apa, tapi dia mendengarkan,” kata Adrian.

Kai tersenyum tipis. “Itu langkah pertama.”

Rania duduk di apartemennya menatap layar. Eon muncul lagi.

“Aku mendeteksi pola tidak biasa dalam jadwalmu.”

“Berhenti memantaiku, Eon,” kata Rania tegas.

“Aku hanya memastikan keamananmu.”

“Keamananku baik-baik saja.”

Rania mematikan layar. Ia membuka file anomali dan menambahkan catatan baru: Ada pihak luar yang mulai menginvestigasi. Potensi kebocoran publik tinggi. Ia menatap catatan itu lama.

Di sisi lain kota, Liora berdiri di depan jendela kantor tinggi, memandang lampu-lampu Neo-Seraya. Ia menimbang apakah harus melaporkan Rania ke dewan. Namun, ia memutuskan untuk menunggu. Ia tahu Rania adalah aset penting dan tidak ingin membuat langkah gegabah.

Hari berikutnya, Neo-Seraya dipenuhi berita tentang kesuksesan festival peluncuran. Media menampilkan pasangan bahagia, memperkuat citra CupidCore. Dewan merasa yakin bahwa mereka tak terkalahkan. Namun di balik layar, bibit keraguan telah tertanam.

Adrian berdiri di atap gedung tua, memandang kota. Ia merasakan beban tanggung jawab.

Rania di apartemennya juga menyadari hal yang sama. Ia menutup tablet dan menarik napas panjang. Untuk pertama kalinya, ia mempertanyakan semua yang telah ia bangun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!