NovelToon NovelToon
Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Playboy / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.1k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Oliver Alexander, pewaris tunggal keluarga kaya raya, hidupnya penuh dengan pesta, wanita, dan gemerlap dunia malam. Baginya, cinta hanyalah permainan, dan wanita hanyalah koleksi yang berganti setiap saat. Namun, gaya hidupnya yang semakin tak terkendali membuat sang ayah geram.
Sebagai hukuman sekaligus peringatan, Oliver dipaksa turun tangan mengurus salah satu pabrik keluarga di desa terpencil. Awalnya ia menolak, tapi ancaman kehilangan segalanya membuatnya tak punya pilihan.
Di sanalah ia bertemu Laras Maya, gadis desa sederhana yang polos, lugu, bahkan terlihat norak di matanya. Dunia mereka begitu berbeda, bagaikan langit dan bumi. Tapi semakin lama, Oliver justru menemukan sesuatu yang tak pernah ia rasakan dari wanita-wanita cantik di kota, yaitu ketulusan.
Laras yang apa adanya perlahan meruntuhkan tembok arogan Oliver. Dari sekadar kewajiban, hari-harinya di desa berubah menjadi perjalanan menemukan arti cinta dan hidup yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sipaling Hubby

Oliver bangun lebih cepat dari biasanya. Ia menoleh sekilas, Laras masih tertidur pulas. Wajahnya sangat damai dengan rambut berantakan menutupi sebagian pipi. Tangan Oliver tegerak untuk merapikan rambutnya lalu meneyentuh pipinya yang mengembung saat berbicara.

Saat Laras akhirnya membuka mata dan bangun, ia buru-buru menarik tangannya dan berlagak baru bangun.

Laras merapikan rambutnya. “Selamat pagi, Pak,” ucapnya lembut sambil tersenyum.

Oliver langsung cemberut. Pak lagi, Pak lagi…

Laras bingung. “Kenapa, Hub… eh, maksud saya Pak? Ada yang salah?” tanyanya polos.

Oliver menatap Laras tajam. “Apa barusan kamu mau manggil aku sesuatu?”

Laras menunduk gelagapan. “E… tidak, Pak.”

Oliver mendecak pelan, lalu dengan suara rendah tapi tetap penuh gengsi berkata, “Lain kali… jangan ragu. Kalau sudah kuizinkan, ya jalankan dengan baik. Mengerti?”

Laras mengangguk polos. “Baik, Hubby.”

Oliver spontan terbatuk, hampir tersedak oleh udara sendiri. Ia segera bangkit, pura-pura meraih kemejanya. “Aku… aku mau siap-siap ke pabrik. Jangan banyak bicara, sana bikin sarapan yang enak!” katanya tergesa.

Laras tersenyum kecil, memperhatikan punggung Oliver yang berlalu menuju kamar mandi. Kenapa pipinya merah ya? Apa jangan-jangan dia sakit? pikirnya dalam hati.

Sementara Oliver di depan cermin menatap pantulan dirinya lalu menepuk-nepuk pipinya yang merah. Sial, gadis itu benar-benar…

Di meja makan, aroma nasi hangat dan sayur sederhana memenuhi ruangan kecil itu. Laras sudah menata sarapan dengan rapi. Oliver duduk dengan wajah sok angkuh, padahal diam-diam ia menunggu sesuatu.

“Silakan dimakan, Hubby,” ucap Laras lembut sambil menyodorkan sendok berisi nasi dan lauk.

Oliver menahan senyum, tapi wajahnya tetap dibuat datar. “Ya udah, kalau gitu… cepetan. Jangan bikin aku terlambat.”

Laras menyuapkan sesendok ke mulutnya. Oliver menerima tanpa protes. Sendok kedua pun datang, lalu ketiga.

“Enak?” tanya Laras.

Oliver berdehem. “Biasa aja.” Padahal dalam hati, kok masakannya selalu bisa bikin aku lahap makan ya?

Setelah selesai sarapan, Oliver mengenakan jasnya. Sebelum berangkat, ia menoleh pada Laras yang sedang membereskan piring. “Hei.”

Laras menoleh. “Iya, Hubby?”

Oliver berdehem, lalu menatap ke arah lain agar tidak terlihat gugup. “Siapin makan siang buat aku. Jangan lupa antar ke pabrik.”

Laras tersenyum cerah. “Iya, Hubby. Nanti aku bawakan bekal.”

Oliver buru-buru keluar sebelum Laras melihat wajahnya yang memerah. Begitu menutup pintu, ia bersandar sebentar sambil menepuk dadanya. Gawat. Kalau terus-terusan begini, aku bisa gila sendiri.

Setelah Oliver berangkat ke pabrik, Laras langsung bersemangat masuk ke dapur. Kali ini ia ingin menyiapkan bekal makan siang yang lebih niat dari biasanya. Ia teringat wajah Oliver kemarin saat makanannya habis dengan cepat seolah ia benar-benar menikmatinya. Itu membuat Laras ingin lebih serius lagi memasak untuk suaminya.

Laras mmembuat tumis sayur, ayam goreng tepung dan terakhir sambal terasi. Dengan telaten, Laras mulai menyiapkan sayur mayur segar yang ia beli di pasar kemarin. Tangannya gesit memotong, mencuci, lalu menumis dengan penuh perhatian. Sesekali ia mencicipi masakannya, wajahnya berkerut lalu tersenyum puas. Aroma harum memenuhi dapur kecil itu.

Kotak makan siang ia isi dengan rapi, ada nasi hangat dibentuk bulat kecil, ayam goreng tepung yang renyah, sayur tumis berwarna cerah, sambal terasi di wadah kecil, dan potongan buah segar sebagai penutup.

Laras membuka lemari miliknya, lalu memilih dress berwarna salem lembut dengan potongan anggun, tidak berlebihan tapi tetap manis. Rambutnya ia sisir rapi, lalu dijepit setengah ke belakang. Tidak lupa ia memoles bedak tipis untuk membuat wajahnya lebih segar. Kata Mama Soraya setiap bepergian ke lingkungan Oliver ia harus memperhatikan penampilan.

Ia menatap dirinya di depan cermin sambil tersenyum malu melihat penampilannya.

Kotak makan siang yang sudah ia siapkan tadi pagi ia masukkan ke dalam tas jinjing. Sebelum berangkat, Laras mengecek ulang semuanya: nasi, lauk, buah, bahkan tisu. Ia tidak ingin ada yang kurang.

Sesampainya di pabrik, beberapa staf melirik ke arahnya. Laras terlihat berbeda dari biasanya, lebih rapi dan lebih bercahaya. Beberapa berbisik pelan, kagum dengan penampilan manis itu. Istri bos mereka seperti gadis remaja.

Margo yang melihat kedatangannya langsung menyapa ramah, “Wah, Bu Laras… cantik sekali hari ini. Bawa bekal untuk Pak Oliver ya?”

Laras tersipu dan mengangguk pelan. “Iya, ini untuk makan siang Hubby…” ujarnya tanpa sadar.

Margo hampir terbatuk mendengar sebutan itu. Senyumnya melebar, ia menahan tawa kecil. “Baiklah, mari saya antar ke ruangannya Bu.”

Oliver yang sedang rapat kecil dengan dua staf langsung menghentikan pembicaraan ketika pintu diketuk. Pandangannya tertuju pada Laras yang masuk dengan malu-malu sambil membawa kotak makan. Napas Oliver sempat tercekat. Gadis itu… kenapa hari ini terlihat makin cantik?

“Ini… bekalnya, Hubby,” ucap Laras lirih, suaranya gemetar tapi tulus.

Ruangan hening seketika. Dua staf pria saling melirik lalu buru-buru merapikan berkas, tahu diri harus segera pergi.

Begitu hanya berdua, Oliver berdeham keras menutupi rasa kikuknya. “Hmph… Letakkan di meja sana.”

Oliver menatap kotak bekal yang diletakkan Laras di atas meja kerjanya. Aroma hangat dari masakan itu langsung menyeruak, membuat perutnya yang sedari tadi hanya diisi kopi ikut bergemuruh.

“Buka sekalian,” perintahnya datar, berusaha menutupi rasa penasaran.

Laras menuruti, membuka tutup kotak satu per satu. Tatanannya rapi, jelas Laras menyiapkannya dengan hati-hati.

Oliver melirik sekilas, lalu menyandarkan tubuh di kursi. “Mana sendoknya?” tanyanya malas.

Dengan cepat Laras menyodorkan sendok, tapi Oliver tidak mengambilnya. Ia menatap Laras dengan tatapan penuh arti. “Kau lupa sesuatu.”

Laras mengerjap polos. “Eh? Apa, Hubby?”

Sudut bibir Oliver terangkat. “Kalau aku sedang sibuk berarti istrinya harus…?” ia menatap Laras menanti jawaban.

Laras tersenyum polos seolah tak berdosa, “Harus masak, hubby.”

Oliver mendesah keras, “Tanganku sakit…” katanya.

Barulah Laras mengerti dan lansgung mengambil suapan pertama.

Oliver mendengus di dalam hati, gadis ini… nggak paham kode-kodean.

Perlahan ia menyodorkan sendok itu ke arah bibir Oliver. Sang pria membuka mulutnya santai, menerima suapan dengan ekspresi yang ia buat setenang mungkin.

“Hmm…” Oliver berpura-pura menilai. “Rasanya… lumayan, tidak buruk.”

Laras tersenyum lega. “Syukurlah kalau Hubby suka.”

Oliver melirik wajah Laras yang berseri-seri. Senyum polos itu membuatnya semakin sulit mengendalikan diri. Ia berpura-pura berdeham keras, menutupi perasaan yang mulai meluap.

Setiap kali Laras menyuapinya, Oliver menatap matanya dalam-dalam. Gadis itu menunduk malu, tak sanggup menatap balik.

Oliver berhenti mengunyah, menatapnya dalam. Astaga, kalau begini terus… aku bisa benar-benar gila karena gadis ini.

1
Ratih Tupperware Denpasar
ha ha ha si plyboy dah kena pawangnya skr/Facepalm/
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seru dan menghibur TOP👍👍👍
partini
ternyata pepatah itu benar buah tidak jatuh jauh dari pohonnya,, kalau jauh tuh di bawa kamfreeet atau menggelinding ke bawah 😂😂😂😂
apakah bisa tujuh turunan
bisa jadi soalnya di keluarga besar ayahku nenek suka gonta-ganti ehh cuci sama Cici jadi pelacur
Yus Nita
maka ny jd orang jangan terlalu sombong, bingyng endiri akhir
Yus Nita
syukuriiinnn...
maka ny jadi laki jangan banyak menuntut dan tdk percaya... di tinggal dech lo..
Yus Nita
jangan bawa mereka ke kita lagi, nnt oliver kumat gila jalang ny. biar kan mereka menetap di desa. agar otak Oluver tetap waras 😁😁😁
Yus Nita
dadr buaya Amazon, semua lobang di tsmbal ny.
juwita
jgn lama" up nya thor
Ratih Tupperware Denpasar
lho lho kok laras dannoliver ga muncul2? up dong kak/Pray//Pray/
Makaristi
uwuh' uwuh bijaksana sekali kata2 oliver hehehehehe..
akhirnya oliver yunior otewe 😘🥰😍
juwita
laras hrs kuat lawan mantan " oliver🤣
partini
wkwkwkkw betul mommy wanita" yg jadi temen tidur anakku Ampe ga bisa ngitung yah gini resikonya
sabar Ras punya suami yg suka masuk lobang tuh harus extra sabar extra berbesar hati,, di bikin mati rasa aja lah biar ga sakit hati wkwkwkk
Makaristi
selena pantang menyerah menhejar oliver..
dan laras mulai membuat oliver panas- dingin krn sikapnya yg berubah2 😂😍😆🫢🫢
partini
hemmmm ga salah juga yg di katakan Selena ,,ok kita lihat seberapa setia kamu sama istrimu secara dia lagi tekdung dan kamu lelaki yg punya nafsu gede like hayper
juwita
laras hamidun jd g mau nyium aroma suaminya. lengkap sudah penderitaan mu Oliver🤣🤣🤣
juwita
kasih aq aj di jamin g nolak aq🤭
juwita
haha bu soraya malu sendiri kan
juwita
aq pingin ky laras punya mertua tajir sayang lg🤭
juwita
atuh da lgsg aj ngacir knpa g nyari dl ke kamar km dasar bucin🤣🤣
juwita
haha enak ya laras🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!