Apa jadinya setelah ditinggalkan lalu dipertemukan kembali? Alisha Maureen wanita cantik dengan senyuman manis ini dipertemukan kembali dengan pria yang dulu ia gila-gilai.
"Sejauh apapun kamu meninggalkan seseorang jika itu milikmu, maka akan kembali ke pelukanmu" –Alisha Maureen
"Memang benar tidak ada wanita lain yang seperti kamu, kamu hanya kamu hanya ada satu" –Askara Rigantara
Halo semua mari simak kisah mereka yuk! salam hangat❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deviyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part - 24
Setibanya dari pantai bersama Askara, Alisha memasuki apartemen nya dengan senyum yang tak pernah luntur. Ia benar-benar bahagia sekali.
Baru saja Alisha merebahkan tubuhnya di sofa, bel apartemen nya berbunyi. Dengan kesal Alisha beranjak kembali untuk melihat siapa tamu yang datang.
"Siapa sih ganggu aja." gerutu nya.
Alisha mengintip di sela-sela pintunya, dan melihat ternyata Sandra lah yang bertamu. Tanpa basa-basi Alisha pun membuka pintu itu.
"Alisha." Sandra langsung menghamburkan ke pelukan Alisha.
"Eh eh apa nih." Ucap Alisha, ia hampir kehilangan keseimbangan karena menahan Sandra yang secara tiba-tiba memeluk nya.
Sandra pun menggandeng tangan Alisha untuk segera masuk ke dalam.
"Al Lo kemana aja sih hari ini? Gue hubungin nggak ada yang diangkat." Kesal Sandra sambil melipat tangannya.
"Sorry san tadi ponselnya gue silent hehe, abis jalan sama Askara." Ucap Alisha.
"WHATT SERIUS?" Pekik Sandra dengan tangan yang tak percaya menutup mulutnya.
"Yeah begitu."
"Ceritain dong gimana keseruannya."
"Lo dulu kesini datang tiba-tiba ada apa, mana nggak hubungin gue dulu."
Sandra hanya menyengir.
"Mau main lah, sambil cerita sih. Tadinya mau dari tadi siang, tapi kan lo nya gak bisa dihubungin." Ujar Sandra.
"Sorry ya Sandra ku." Ucap Alisha dengan tangan yang memperagakan kata maaf.
"Yayaya." Ujar Sandra dengan memutar bola mata nya malas.
"Yaudah mau cerita apa?" Tanya Alisha.
"Guee...."
Alisha mengerutkan alisnya menunggu pembicaraan selanjutnya.
"Gue apa sih lama amat." Sudah habis kesabaran Alisha menunggu jawaban dari Sandra.
"Gue ditembak sama Nick Al." Ujar Sandra sambil memegang tangan Alisha dan mengguncang-guncang badan Alisha dengan hebohnya.
"Hah serius?"
"Serius Al pas malam kemarin, lo inget kan pas gue diajak dinner?" Alisha pun mengangguk.
"Nah, setelah makan dia nembak gue."
"Terus diterima nggak?"
"Belum gue jawab Al, gue masih bingung. Justru gue kesini mau minta pendapat lo."
"Kan ini soal perasaan, tanya sama hati dan diri lo dulu. Pertama lo siap atau enggak, kedua lo harus siapin buat luka nya."
"Jangan sampai lo kejebak sama permainan Lo sendiri." Pesan Alisha.
"Justru itu yang bikin gue bingung Al, gue takut banget kejebak sama perasaan gue sendiri. Aslinya gue masih sebatas suka doang sama dia, belum cinta. Tapi, entah kenapa hati gue rasanya nyaman dan tenang aja pas bareng dia." Ujar Sandra.
...----------------...
Rutinitas Alisha pun dimulai kembali, dimana ia harus mendesain gaun-gaun pesanan.
Pekerjaan nya kadang membuat ia pusing tapi menyenangkan juga. Tapi, ini sangat wajar untuk manusia, pasti ada lelahnya juga.
Yang membuat ia semangat lagi disaat melihat para kliennya tersenyum begitu bahagia setelah melihat gaun pesanan mereka sesuai dengan apa yang mereka mau. Itu menjadi semangat tersendiri untuk Alisha. Ia begitu senang jika melihat orang lain bahagia dan ia berada di dalam prosesnya.
Tak hanya itu, katanya Askara pun akan menjemput nya sore ini, laki-laki itu mengatakan jika sore nanti ia tidak ada kesibukan dan bisa pulang dengan cepat.
Alisha tidak tahu bahwa hari ini Askara akan memperkenalkan nya dengan orang tua pria itu.
Askara sengaja tidak memberi tahu, ia ingin membuat kejutan. Askara juga sudah yakin dan siap jika orang tuanya akan menerima Alisha. Apalagi sang mommy telah mengenal Alisha bukan? Itu point plus.
Sore pun tiba.
Askara sudah menghubungi nya, jika laki-laki itu sudah berada di depan butiknya. Alisha dengan cepat turun kebawah.
"San, nanti briefing anak-anak yaa, gue pulang duluan." Ucap Alisha dengan terburu-buru.
"Heh mau kemana emang." Tanya Sandra heran.
"Udah dijemput sang pangeran." Alisha berucap dengan melambaikan tangannya juga melakukan kiss bye kepada Alisha.
Sandra hanya bengong di tempatnya, setelah sadar beberapa detik Sandra dengan cepat mengintip kedepan. Sudah lama sekali ia tak melihat Askara. Sandra memang pernah beberapa kali bertemu dengan Askara, namun setelah Alisha berpisah ia juga tak bertemu dengan pria itu.
Sial! ternyata Askara tak turun dari mobilnya, gagal sudah Sandra ingin mengintip. Mobil bermerk BMW itu lalu melaju membelah jalan raya sampai tak terlihat lagi.
Di dalam mobil Alisha tersenyum membayangkan ekspresi sang sahabat tadi.
"Kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya Askara dengan heran.
"Enggak, tadi lucu aja liat ekspresi Sandra."
"Lebih lucu liat kamu senyum gitu." Ujar Askara
"Alah gombal mulu." Ucap Alisha.
"Serius Al, harus selalu begitu ya. Ceria dan jangan pernah redupin senyuman manis kamu itu."
Alisha pun menoleh, Askara pun tersenyum dengan lembut.
"Kita akan kemana dulu kara?" Tanya Alisha.
"Nanti kamu juga akan tahu." Jawab Askara dengan enteng.
"Ck! selalu seperti itu jawabannya."
Askara terkekeh, ia sungguh gemas dengan Alisha. Apalagi jika gadis itu tengah kesal, bibir nya mengerucut, sangat menggemaskan.
Mobil Askara pun melaju sedang menembus kemacetan sore hari, Askara pun masih memakai pakaian formal nya, dari perusahaan ia langsung berangkat ke butik milik Alisha. Begitupun dengan Alisha yang memang langsung dijemput oleh pria ini.
Seperti biasa Alisha tertidur dengan pulasnya, ia tak bisa menahan kantuknya. Askara pun mengusap-usap rambut Alisha untuk membuat gadis itu semakin lelap.
Askara juga tak memberi tahu orang tuanya bahwa ia akan membawa Alisha, ia hanya menghubungi mereka untuk memastikan mereka ada dirumah atau sedang keluar. Dan sang mommy mengatakan sedang berada dirumah.
Mobil Askara pun telah melewati gerbang dan sampai di parkiran, ia keluar lalu membuka pintu penumpang yang ditempati Alisha.
"Al, bangun yuk, kita udah sampai." Ujar Askara pelan.
Alisha menggeliat kecil.
"Wake up baby." Ucap Askara kembali dengan berbisik di telinga Alisha.
Cup
Askara menggunakan jurus terakhir untuk membangunkan Alisha.
Benar saja, Alisha langsung terbangun. Mata nya langsung melihat sekeliling dengan kebingungan nya Askara menggandeng tangan Alisha untuk keluar dari mobil.
"Ini rumah siapa kara?" Tanya Alisha yang masih setengah sadar.
"Rumah aku." Jawab Askara.
"Ohh... HAH?"
Seketika mata Alisha pun melotot tak percaya, apa ia tak salah dengar?
"Ayo, kita ke dalam." Ajak Askara.
"Ketemu sama orang tua kamu?" Tanya Alisha.
Askara mengangguk.
Alisha saat ini ingin menangis saja rasanya, ia belum ada persiapan apapun. Rambutnya yang acak-acakan, baju yang dipenuhi keringat, dan ia tak membawa apa-apa, lalu ia akan bertemu orang tua Askara dengan tangan kosong begitu?
Ia memukul lengan Askara, hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Hati dan otak nya benar-benar kosong rasanya. Sampai tak tahu lagi harus mengatakan apa untuk memaki-maki pria yang ada di sampingnya ini.
"Orang tua ku baik Al, kamu jangan khawatir oke." Ucap Askara menenangkan Alisha.
Tangan Alisha saat ini benar-benar dingin, jantung nya berdegup kencang.
"T-tapii kara aku belum siap." Ucap Alisha sambil menunduk.
Askara memang paham akan perasaan gadisnya ini, dahulu saat mereka bersama memang Alisha belum pernah bertemu dengan orang tua Askara. Berbeda dengan Askara yang memang pernah bertemu dengan orang tua Alisha.
Salahnya juga tak memberi tahu gadis itu sebelumnya, tapi Askara memang memberi kejutan kepada Alisha. Agar gadis itu paham bahwa Askara kali ini tak main-main dengan perasaan nya dan hubungan mereka. Jika tidak dengan cara begini, Alisha akan menolak untuk diajak bertemu dengan orang tuanya.
"Ada aku Al disini, jangan takut oke?" Ucap Alisha dengan menggandeng tangan Alisha dengan hangat.
Askara membawa tangan Alisha kepada dada nya, "Inget kamu ga sendirian, ada aku." ujar Askara.
Lalu Askara pun mencium tangan Alisha dengan lembutnya. Saat merasa perasaan Alisha sudah mulai tenang, Askara pun menoleh dan seolah bertanya kepada Alisha.
Alisha pun mengangguk.