Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
Deril masih menatap makanan yang ada didepannya. Ia melihat orang orang makan dean lahapnya termasuk Justin yang selama ini bekerja dengan dirinya.
Pasalnya selama Justin bekerja dengannya, belum pernah sekalipun Deril mengajaknya makan di pinggir jalan.
"kau bisa makan di tempat seperti ini Justin?", tanya Deril.
Justin buru buru menelan makanan yang ada didalam mulutnya, "ini sangat lezat tuan Deril. Saya sudah lama tak makan dipinggir jalan. Selalunya saya makan di restoran bersama anda, atau makan masakan mbak Mimin".
"Lezat apanya, asap kemana mana. Debu dari kendaraan yang lewat belum lagi ini higienis atau tidak", protes Deril.
Naina mendengar percakapan Deril dengan Justin. Dahinya mengernyit, kedua alisnya seakan ingin bertemu.
"tinggal makan aja banyak omong. Dicoba dulu, nanti dah tau rasanya enak, eh... Ketagihan!" celetuk Naina.
Perut Deril semakin berbunyi, terpaksa ia menggigit sedikit sate yang sudah tersaji didepannya.
Perlahan ia mengunyah dan menelan. Berulang kali bibirnya mengecap.
Ia mencoba sesendok lagi bumbu kacang yang tercampur dengan sate.
Satu persatu sate ia makan hingga tersisa dua tusuk dari sepuluh tusuk sate.
Namun, ia hanya memakan satenya saja. Nasinya dibiarkan begitu saja.
"lapar apa doyan..!" sindir Naina.
Deril melihat piringnya yang kini tersisa tusuk satenya saja. Sedangkan satenya tersisa dua.
Tanpa basa basi ia memanggil penjual sate, "mang... Tambah satu porsi lagi ya".
Mulut Naina ternganga begitupun Justin ia sampai tersedak melihat bosnya yang tiba tiba menyukai sate dipinggir jalan.
Aleta bertepuk tangan, "om ayah suka..." kata kata Aleta membuat Cassandra tersenyum geli.
"Justin.. Jangan sampai kau bilang sama siapapun jika aku menyukai sate dipinggir jalan. Apalagi mama, bisa habis aku!" bisik Deril.
"baik tuan, aman.." jawab Justin.
"aduh Cassandra... Kayaknya aku juga nambah satu porsi lagi deh. Soalnya enak banget.. Tapi perutku gak muat, bungkus aja ya..." sindir Naina lagi dengan suara agak kencang.
Muka Deril memerah. Ia menahan malu karena sebelumnya yang tak mau menyentuh makanan didepannya.
Namun setelah tahu rasanya malah habis seketika dan menambah satu porsi lagi untuk dirinya.
......................
"sayang... Gimana jadi kan besok survey lokasi resepsi di Bali?" tanya Velia. Reyhan hanya mengangguk sambil menatap layar laptopnya.
Velia kesal karena Reyhan tak memperhatikannya. Padahal hari ini Velia berpenampilan sangat minim.
Tujuan dia untuk menggoda Reyhan dengan memakai mini dress press body.
Namun sedikit pun Reyhan tak menoleh.karena kesal, Velia merebut laptop Reyhan.
"apa apaan sih Velia!" protes Reyhan.
Matanya terbelalak kala melihat penampilan Velia yang sedikit berbeda.
"kenapa marah? Reyhan... Look at me... Aku dandan cantik sekarang. Apa kamu tidak tertarik padaku sama sekali..?"
Reyhan menatap tajam Velia, dia sudah benar benar kehabisan kesabarannya.
"kamu mau lihat seberapa tertariknya aku?" tanya Reyhan.
Reyhan mulai mendekat perlahan kearah Velia. Sampai tubuhnya menempel ke dinding.
"apa yang kamu lakukan Reyhan?" tanya Velia yang tiba tiba panik.
Reyhan mengambil laptopnya dari tangan Velia, dan meletakkannya diatas meja.
"bukankah tadi kau bilang ingin aku tertarik bukan?" Reyhan menyeringai.
Itu membuat Velia sangat panik. Nafasnya naik turun, keringatnya bercucuran.
Dengan cepat Reyhan mengunci bibir Velia dengan bibirnya.
Sementara Reyhan memainkan bibirnya, Velia malah diam tak bereaksi.
Ia sangat terkejut, tak disangka Reyhan yang sebelumnya berbuat apa apa kini malah memulai perang bibir dengan ganasnya.
Velia mendorong tubuh Reyhan, "Reyhan... Kau kenapa!"
Namun Reyhan tak memperdulikannya, ia malah lebih ganas mengunci bibir Velia. Hingga Velia benar benar mulai menikmatinya sampai mendesah.
Tangan Reyhan sedikit menaikkan Rok Velia hingga menyentuh bagian sensitif dan memainkannya dengan irama yang cepat.
Desahan demi desahan keluar dari mulut Velia. Namun sesegera mungkin Reyhan menutup mulut Velia dengan satu tangannya.
Entah merasa nikmat atau justru kesakitan, Velia bergerak kesana kemari dan berusah menghentikan gerakan tangan Reyhan.
Tangan Reyhan yang tadinya menutup mulut Velia, kini berpindah mengunci kedua tangannya diatas.
"emm... Reyhan... Sudah... Sshh", ucap Velia lemas..
Setelah dirasanya cukup untuk bermain dengan Velia. Reyhan menghentikan aksinya, dan kembali ke tempat duduknya.
Seketika Velia terduduk lemas, "Reyhan... Kau..!"
"apa..!" sahut Reyhan.
"aku sudah terlanjur seperti ini kenapa kau tak melanjutkannya..! Kau malah memainkannya..!" protes Velia.
"ini rumah sakit Velia. Bukan rumahmu, jadi tolong mengerti. Yang tadi hanyalah pemanasan. Bukankah kau yang bilang ingin melihatku tertarik padamu, sudah ku tunjukkan bukan", ucap Reyhan lalu berdiri dan pergi dari hadapan Velia.
"oh.. Shit..!! Kenapa malah aku yang seperti orang bod*h! Awas kau Reyhan!" gerutu Velia.
Selama menjalin hubungan dengan Velia, memang Reyhan tak pernah sekalipun menyentuh tubuh Velia.
Karena dia sangat menghormati perempuan. Karena Velia yang menantang dirinya, itulah sebabnya Reyhan bermain main dengan Velia.
......................
Grace tertidur pulas di atas ranjang. Dia lupa bahwa sebentar lagi Mattew akan datang ke kamarnya.
Dia benar benar belum membersihkan dirinya sejak tadi.
"Gracia!!!" suara bariton itu membangunkan Grace dari tidurnya.
Ia sudah melihat Mattew berdiri tegak dihadapannya.
"tuan Mattew... Maaf aku ketiduran", ucap Grace.
"jadi kau belum membersihkan tubuhmu sejak tadi! Lalu kau ingin aku menikmati tubuhmu dalam keadaan kotor, begitu!"
"baiklah, aku akan mandi dulu tuan Mattew.."
Namun saat Grace baru turun dari ranjang, Mattew mencengkeram tangan Grace dan menyeretnya kedalam kamar mandi.
Mattew menyalakan shower dengan suhu dingin, " aw... Ini sangat dingin tuan Mattew!"
"hahaha... kau tak perlu khawatir nona! Aku yang akan menghangatkanmu", jawab Mattew.
Tanpa pemanasan sama sekali, Mattew langsung memasukkan senjata miliknya kedalam gua milik Grace.
"arrghh...! Sakit tuan Mattew.. Tolong hentikan sebentar! Au... Sshh..." teriak Grace sambil mendesah kuat.
"tidak..! ini akibatnya kau bertemu denganku dalam keadaan seperti itu. Aku benci wanita kotor! Nikmatilah Gracia! Ini tak akan lama",
Mattew mempercepat hentakan tubuhnya. Mereka berdua beradu keringat dibawah guyuran air yang mengalir deras dari shower.
Mattew sudah mencapai puncaknya, ia menumpahkan semua cairan kental itu penuh kedalam gua milik Grace.
Grace terduduk lemas. Kakinya gemetar lututnya kelu, karena berdiri menahan tubuh Mattew yang lebih besar darinya.
Derasnya air shower mengguyur tubuh serta air matanya yang mengalir.
Tanpa ampun Mattew sudah menunggunya dengan berbaring diatas ranjang.
Grace baru saja mengeringkan seluruh tubuhnya. Namun ia sudah melihat Mattew diatas ranjang polos tanpa sehelai benang pun memejamkan matanya.
"sial..!! Apa apaan ini. Aku baru selesa mandi tapi dia sudah bersiap disana", pikir Grace.
Grace menutup kembali pintu kamar mandi. Dia masih berdiam diri disana.
Diputarnya kran air namun tak mengenai tubuhnya. Dibiarkan air itu jatuh kebawah.
"kau mau berapa lama main main disana Gracia! Kau yang kemari atau aku yang kesana!"
...****************...