Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XIV
Malam yang tenang tetapi terlihat terang karena bintang yang menyinari bumi terlihat memancarkan sinar terang.
Dimeja makan keluarga Lorenzo sudah berkumpul Tuan rumah beserta keluarganya menikmati makan malam.
“Pipi kamu kenapa bengkak Dita?” Tanya Jhon
“Agatha.. apa kamu tidak mau minta maaf pada Dita? Ucap Wanda
Mendengar perkataan Wanda, Jhon dan Agatha langsung menoleh ke arah Wanda.
“Minta maaf?” Tanya Jhon
“Tadi pagi saat daddy sudah berangkat kerja, Agatha memukulku daddy” ucap Dita dengan takut sambil menunduk
Kini mata Jhon beralih ke arah Agatha, matanya seolah bertanya ada apa
“Buat apa minta maaf?” Tanya Agatha
“Itu yang harusnya kamu lakukan setelah memukul adek kamu kan Agatha” ucap Wanda kembali
“Jelaskan ada apa sebenarnya Agatha?” Tanya Jhon
“Aku bukan orang gi-la yang memukul tanpa alasan” ucap Agatha sambil menekankan kata gila dan menatap Dita
“Kamu mengakuinya tapi kamu tidak meminta maaf” balas Wanda
“Kakak.. justru karena itu aku heran kenapa kakak memukulku apakah kakak iri padaku karena daddy sayang padaku?” Ucap Dita sambil memasang wajah sedihnya
“Mulai..” batin Agatha
“Jelaskan Agatha” tegas Jhon
“Aku memukulnya karena dia memukulku” ucap santai Agatha
Jhon langsung melihat sudut bibirnya yang sedikit bengkak. Ia juga berfikir Agatha tidak pernah memukul siapapun bahkan dulu ia begitu menyayangi adek tirinya itu. Merasa ada yang janggal ia pun tidak sepenuhnya percaya Wanda dan Dita.
“Dita apa kamu memukul Agatha?” Tanya Jhon
“Ti-tidak daddy..” ucap Dita ragu
“Yah sudah kalau Agatha tidak mau minta maaf yang jelas jangan diulang yah sayang” balas Wanda
“Aku memang tidak salah” tegas Agatha
“Dita kalau memang Agatha memukul mu itu tidak mungkin, mungkin saja kamu menyinggungnya. Sudah tidak usah diperpanjang lagi” tegas Jhon
Wanda dan Dita pun menahan amarahnya yang meluap bagai gunung berapi yang siap memuntahkan laharnya.
Seketika ruang makan kembali senyap mereka pun menyelesaikan makan malam dengan tenang. Setelah itu mereka kembali ke kamar masing-masing.
“Mas kamu gak percaya pada ku dan Dita?” Ucap Wanda dengan wajah sedih
“Aku bukan tidak percaya tapi aku tau Agatha tidak mungkin seperti itu” balas Jhon
“Itu artinya kamu tidak percaya padaku” Wanda pun membelakangi Jhon dan menutup matanya.
Jhon pun mencoba membujuk istri keduanya itu, ia memeluknya dari belakang dan mencum•uinya, tangannya berkelana kesana kemari seolah mencari titik-titik sensitif. Setelah na•su yang sudah memuncak Jhon pun berada di atas istrinya namun saat ingin membuka pakaian Wanda, Jhon dihentikan oleh Wanda.
“Mas aku lagi datang bulan”
Seketika Jhon menghela napasnya dan seketika ia ke kamar mandi untuk menidurkan adik kecilnya.
\~
Tring..
Tring..
Bunyi alarm pertanda malam telah usai dan berganti pagi, Agatha pun mematikan alarmnya dan bangun untuk bersiap memulai hari kembali.
Seperti kebiasaan baru yang sudah ia lakukan yaitu memoles wajah dan merapikan rambut sebelum sarapan.
“Daddy ulang tahun kali ini aku mau merayakannya di hotel Sky tapi aku mau dirayain sendiri” ucap Dita
“Boleh, nanti bunda yang mengurus semuanya” ucap Jhon
Dengan bangga Dita tersenyum sambil mengangkat dagunya.
“Kalau kak Agatha nanti rayain ulang tahun dimana?” Tanya Dita
“Entahlah” jawab cuek Agatha
Jhon yang tidak berbicara bukan karena tidak mau tapi Agatha sudah mengatakan bahwa acaranya nanti jangan diketahui orang lain sebelum harinya.
\~
Setelah menuntut ilmu disekolah Agatha pun bergegas untuk pulang tapi Agatha berencana untuk menginap di rumah Nina.
“Kamu mau ambil baju dulu kan dirumah?” Tanya Nina
“Iya sekalian ganti baju” jawab Agatha
Tidak lama mereka pun sampai di Mansion Agatha, dan Nina menunggu di ruang tamu. Saat hendak pergi setelah selesai membereskan pakaian yang akan Agatha bawa mereka terhenti sejenak.
“Hay kakak ku sayang” ucap Dita
“Aku mau pergi nih urus vendor buat ulang tahunku” lanjutnya
Dengan bangga Dita memamerkan bahwa ulang tahunnya akan lebih meriah kali ini.
“Jangan lupa datang yah kak Nina” Dita pun berlalu dengan tersenyum.
“Hallah belagu begitu..” ucap geram Nina
“Udah gak usah ditanggapi, ayok”
Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, sampailah mereka di rumah Nina. Mereka pun langsung ke kamar Nina untuk membahas ulang tahun Agatha. Yah tujuan mereka menginap di akhir pekan ini adalah membahas ulang tahun Agatha.
“Jadi kamu udah hubungin vendornya Tha”
“Udah semua”
“Jadi rencana kamu ulang tahun nanti di undur menjadi satu hari setelah ulang tahun Dita?”
“Yupss..”
“Berarti sekarang kita cari baju kamu buat acara nanti”
Mereka pun bergegas pergi ke sebuah butik terkenal di negara X. La Beauty adalah perusahaan terbesar yang menghasilkan berbagai model gaun pesta mulai dari yang sederhana namun elegan hingga mewah.
La Beauty juga menerima costume gaun bagi orang-orang tertentu, tidak semua orang yang memiliki uang atau pun jabatan yang bisa memiliki kesempatan costume gaun.
Tring..
Tring..
Sebuah smartphone berbunyi menandakan ada panggilan masuk dari seseorang. Sebuah tangan yang sudah sedikit keriput namun tetap cantik itu mengangkat telepon genggamnya.
“Halo Tuan Swaftgard”
“…”
“Iya Tuan”
“…”
“Baik Tuan”
Setelah mematikan teleponnya ia pun beralih ke obrolan pesan dan mendapatkan sebuah foto seseorang. Lalu ia pun tersenyum memandang foto itu.
“Wah bajunya keren-keren Tha”
Sebagai seorang wanita siapa sih yang tidak berbinar ketika menatap gaun-gaun yang indah dan elegan itu.
Tidak satu pun membuat Agatha merasa terkesan, semuanya cantik dan mewah tapi ia merasa kurang cocok.
“Halo miss..”
“Halo nona cantik ada yang bisa saya bantu?” Tanya pemilik butik itu.
“Saya ingin memesan costume gaun apakah bisa?” Tanya Agatha
“Bisa untuk nona yang cantik” pemilik butik itu pun mengulurkan tangan sambil memperkenalkan diri
“Saya Rose”
“Saya Agatha” jawab Agatha dengan tersenyum
Ia pikir ia akan mengalami kendala untuk meminta costume gaun ternyata tidak. Ia pun mengatakan seperti apa gaun yang ia ingin kan.
Rose pun langsung mempunyai bayangan dengan mendengar deskripsi gaun yang Agatha inginkan juga melihat dari tubuh dan wajahnya seperti apa gaun yang cocok untuknya.
Setelah selesai mereka pun berencana langsung pulang namun saat di perjalanan mereka melihat Wanda bersama laki-laki lain sedang bermesraan dalam restoran saat mereka berhenti di lampu lalu lintas.
“Agatha itu ibu tiri kamu kan” tanya Nina memastikan
“Hmm” deheman serta anggukan Agatha membenarkan pertanyaan Nina
“Pak putar balik” ucap Agatha pada supir Nina
Saat tiba di cafe seberang restoran yang Wanda tempati Agatha dan Nina turun lalu masuk di cafe tersebut. Duduk samping jendela dan merekam aktivitas Wanda yang seperti sepasang kekasih itu.
Setelah 15 menit pria itu hendak pergi dan mereka pun berdiri namun detik berikutnya membuat jantung Agatha berdegup kencang.
“Kenapa pria itu mencium perutnya?” Batin Agatha
“Tha jangan-jangan ibu tiri kamu hamil”
Mata Agatha langsung membesar ketika mendengar ucapan Nina, yah ia juga curiga karena aktivitas seperti itu hanya dilakukan ketika pasangan wanitanya sedang hamil.
Pria itu berlutut didepan Wanda lalu mencium perut Wanda juga mengelusnya, ekspresi mereka terlihat bahagia seperti menantikan kehamilan itu.
Setelah itu pria itu pun pergi dan beberapa menit kemudian Wanda pun pergi juga. Agatha yang masih syok melihat kejadian itu hanya diam, otaknya seolah tidak bisa berfikir dengan jelas.
To be continued…
Hay hay semua
Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa like dan komennya yah 🙌🏻