NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

anggota pertama

Pangeran Sekya menurunkan pedangnya yang berkilauan, sebuah senyum tipis yang penuh makna terukir di bibirnya.

"Brutus," katanya, dengan suara yang tenang namun jelas, "kau adalah petarung yang luar biasa, aku tahu itu. Kekuatanmu memang sangat besar, dan tamengmu itu sungguh tak tertandingi, setidaknya sampai aku berhasil menghancurkannya. Namun, aku melihat sesuatu yang jauh lebih besar dalam dirimu, sebuah potensi yang bisa mengubah banyak hal."

Brutus hanya menatapnya, napasnya masih memburu dengan cepat, sulit memercayai kekalahan telak yang baru saja ia alami.

"Apa sebenarnya maumu, Saron?" tanyanya, suaranya terdengar serak dan berat. "Aku sudah kalah, aku mengakui itu. Habisi saja aku sekarang, jangan tunda lagi."

Pangeran Sekya menggelengkan kepalanya perlahan.

"Tidak, Brutus, aku tidak akan menghabisimu. Justru sebaliknya, aku ingin kau bergabung denganku. Saat ini, aku sedang membangun sebuah organisasi kecil, yang akan diisi oleh orang-orang terkuat dan paling bisa diandalkan. Kita akan bersama-sama mengubah banyak hal yang tidak benar, dan untuk itu, aku sangat membutuhkan kekuatanmu."

Brutus terdiam sejenak, menatap Pangeran Sekya dengan tatapan menyelidik, berusaha membaca niat sejati di balik ajakan yang tak terduga itu.

"Bergabung denganmu?" Brutus mengulang. "Untuk apa? Aku tidak bekerja untuk siapa pun."

Pangeran Sekya melangkah mendekat, mengulurkan tangannya yang kokoh.

"Untuk sebuah tujuan yang jauh lebih besar, Brutus. Untuk sesuatu yang melampaui sekadar pertarungan di arena ini. Aku tahu jauh di dalam hatimu, kau menginginkan lebih dari sekadar pengakuan di turnamen bawah tanah ini. Aku tahu kau ingin melakukan sesuatu yang benar-benar berarti. Bergabunglah denganku, dan kita akan bersama-sama menciptakan sejarah yang akan dikenang."

Brutus menatap uluran tangan Pangeran Sekya, lalu beralih ke pedang yang tadi menghancurkan tameng kebanggaannya. Akhirnya, ia mengangguk perlahan, sebuah keputusan besar telah diambil.

"Baiklah, Saron," jawab Brutus, suaranya kini terdengar lebih mantap dan yakin. "Aku akan bergabung denganmu. Tapi, tamengku... kau sudah menghancurkannya, dan itu adalah bagian dari diriku."

Pangeran Sekya tersenyum lebar, menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi.

"Jangan khawatir sedikit pun soal itu, Brutus. Aku akan membuatkanmu tameng baru, yang jauh lebih kuat dari yang pernah kau miliki sebelumnya. Tameng yang takkan pernah hancur, bahkan oleh serangan terkuat sekalipun. Ini adalah janji yang akan kutepati."

Setelah kesepakatan penting itu terjalin, Pangeran Sekya menepuk bahu Brutus dengan akrab.

"Ayo, Brutus," ajaknya, "kita rayakan kesepakatan ini. Aku tahu tempat yang sangat pas untuk kita. Kita akan minum-minum sepuasnya dan membicarakan semua rencana kita secara lebih detail."

Brutus mengangguk, senyum tipis kini terukir di wajahnya. Mereka berdua berjalan keluar dari arena turnamen yang masih bising, menuju bar terdekat, meninggalkan kerumunan penonton yang masih terkejut dengan hasil pertarungan yang tak terduga itu.

Di dalam bar yang remang-remang, setelah beberapa teguk minuman yang menghangatkan, Pangeran Sekya menatap Brutus dengan serius.

"Ada hal yang sangat penting yang harus kau tahu, Brutus," katanya, suaranya pelan dan penuh rahasia, seolah hanya ingin didengar oleh Brutus. "Namaku yang sebenarnya bukan Saron. Aku adalah Pangeran Sekya dari Kerajaan Vazkal. Aku terpaksa menyamar untuk mengumpulkan kekuatan dan dana yang cukup demi membalas dendam atas apa yang telah terjadi."

Brutus tersedak minumannya, matanya membelalak lebar karena terkejut yang luar biasa.

"Apa?" serunya, suaranya nyaris berbisik, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Pangeran Sekya? Pangeran dari Kerajaan Vazkal? Kau... kau serius mengatakan ini?"

Pangeran Sekya mengangguk, membenarkan setiap kata yang ia ucapkan. Ia kemudian menceritakan semua kejadian pahit yang menimpa kerajaannya: bagaimana Kerajaan Vazkal direbut secara paksa oleh Pangeran Dion dari Lamina, bagaimana ayahnya dipenjarakan tanpa belas kasihan, dan bagaimana Eliana, Ratu Alveria, juga ditawan. Ia menjelaskan bahwa ia terpaksa menyerah demi keselamatan ayahnya, dan kini, ia bertekad bulat untuk kembali merebut semua yang telah direnggut dari mereka.

Setelah perbincangan panjang yang membuka banyak rahasia dan Brutus memahami seluruh cerita Pangeran Sekya, mereka berdua meninggalkan bar. Mereka kembali menyusuri jalanan kota yang ramai, menuju "Guild Bayaran" yang kumuh. Begitu tiba di sana, Pangeran Sekya langsung menghampiri kepala guild.

"Kepala Guild," kata Pangeran Sekya, suaranya serak dan berat, "aku ingin bertanya. Mengenai Lyra, wanita pembunuh bayaran yang kau sebutkan tadi, di mana aku bisa menemukannya? Aku ingin menemuinya sekarang juga."

Kepala guild itu mendongak, menatap Pangeran Sekya, lalu pandangannya beralih ke Brutus yang berdiri di sampingnya. Sebuah senyum tipis, penuh pengertian, terukir di bibirnya saat melihat Brutus kini telah bergabung dengan Pangeran Sekya.

"Oh, Lyra," katanya, suaranya sedikit melunak, "dia baru saja pergi untuk sebuah misi. Misi yang cukup sulit, bahkan untuknya. Dia tidak akan kembali dalam beberapa hari ke depan, mungkin sekitar seminggu. Kau bisa menunggunya di sini, atau kembali lagi nanti jika kau mau."

Pangeran Sekya mengangguk, sedikit kecewa namun memahami situasi. Ia tahu Lyra adalah aset yang sangat penting untuk rencananya, dan ia harus bersabar menunggu. Kepala guild itu kemudian bergumam pelan pada dirinya sendiri, nyaris tak terdengar, "Mari kita lihat apa yang akan kau lakukan, Pangeran Sekya. Organisasi kecilmu ini... sungguh menarik sekali."

Setelah percakapan dengan kepala guild, Pangeran Sekya dan Brutus berjalan meninggalkan guild. Mereka menyusuri jalanan kota yang mulai sepi, menuju hutan lebat tempat gua persembunyian Pangeran Sekya berada. Pangeran Sekya ingin menunjukkan kepada Brutus tempat rahasianya, tempat ia biasa membuat senjata dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Sesampainya di gua, Pangeran Sekya segera mengambil material langka yang berkilauan dan alat-alatnya yang khusus.

"Brutus," katanya, "aku akan segera mulai membuat tameng barumu sekarang juga. Aku sudah berjanji, dan aku akan menepatinya tanpa ragu."

Brutus menatap material aneh itu dengan mata berbinar, penuh rasa penasaran.

"Kau yakin bisa membuat tameng sekuat itu sendirian, Pangeran Sekya?" tanyanya, sedikit ragu namun penuh harap.

Pangeran Sekya tersenyum tipis, menunjukkan keyakinan penuh.

"Percayalah padaku, Brutus. Ini akan menjadi tameng yang takkan pernah bisa dihancurkan oleh siapa pun, bahkan oleh serangan terkuat sekalipun."

Pangeran Sekya kemudian memejamkan mata sejenak, berbicara dalam hati dengan sistem autopilotnya yang canggih. "Sistem," bisiknya, "aku sangat membutuhkan bantuanmu untuk membuat tameng ini. Aku ingin tameng ini menjadi yang terkuat di dunia, jauh melebihi tameng Brutus sebelumnya. Bisakah kau memanduku untuk membuatnya dengan sempurna dan tanpa cela?"

{Tentu, Pangeran Sekya}, suara sistem itu merespons dengan tenang dan jelas di benaknya. {Analisis material telah selesai sepenuhnya. Sistem akan memandu setiap gerakan tanganmu, mengoptimalkan setiap pukulan dan pembentukan, memastikan tameng ini memiliki kekuatan dan ketahanan maksimal yang belum pernah ada sebelumnya. Ikuti instruksi visual dan sentuhan yang akan kuberikan secara akurat. Ini akan menjadi sebuah mahakarya yang tak tertandingi.}

Malam pun berlalu dengan cepat, seolah waktu tak terasa. Cahaya obor di dalam gua berkedip-kedip lembut, menemani Pangeran Sekya yang sibuk bekerja dengan penuh konsentrasi. Dengan panduan sistem autopilot yang sempurna, setiap gerakannya menjadi sangat presisi, dan material langka itu perlahan-lahan berubah bentuk menjadi sesuatu yang menakjubkan. Saat pagi tiba, sebuah tameng baru berdiri tegak di hadapan mereka, memancarkan cahaya megah dan kuat yang memukau. Permukaannya berkilau indah, memantulkan cahaya pagi yang masuk ke dalam gua. Mata Brutus berkilau seperti anak kecil yang melihat permen lolipop favoritnya, ia takjub melihat tameng barunya yang luar biasa itu, sebuah karya seni yang penuh kekuatan.

Setelah tameng Brutus selesai, Pangeran Sekya dan Brutus segera memulai sesi latihan intensif mereka di dalam gua.

"Coba tameng barumu ini, Brutus!" seru Pangeran Sekya, semangatnya membara. "Rasakan kekuatannya!"

Brutus mengangkat tameng barunya, merasakan bobotnya yang pas dan kekuatannya yang luar biasa. Ia menguji ketahanannya dengan beberapa pukulan kuat, dan tameng itu sama sekali tidak bergeming.

"Luar biasa, Pangeran Sekya!" Brutus berseru, matanya berbinar. "Ini jauh lebih kuat dari yang kubayangkan!"

Pangeran Sekya tersenyum puas, lalu ia mengeluarkan crossbow barunya yang juga telah disempurnakan oleh sistem autopilot. Ia membidik ke arah sebuah batu besar yang terlihat sangat kuat di dinding gua. Whizz! Suara anak panah melesat cepat, dan anak panah itu menembus batu dengan mudahnya.

"Lihat ini, Brutus," kata Pangeran Sekya, bangga. "Crossbow ini juga sudah disempurnakan. Kita punya senjata terbaik sekarang. Dengan tamengmu yang tak terkalahkan dan crossbow-ku yang bisa menembus apa saja, kita akan menjadi tim yang tak terhentikan!"

Satu minggu berlalu sejak Pangeran Sekya dan Brutus memulai latihan mereka. Tepat pada hari ketujuh, pintu Guild Bayaran terbuka dengan anggun, dan seorang wanita melangkah masuk. Ia mengenakan gaun hitam yang elegan, menonjolkan kaki putihnya yang mulus, dan wajahnya sangat cantik, memancarkan aura misterius. Wanita itu adalah Lyra. Dengan langkah tenang, ia menghampiri meja Kepala Guild.

"Bagaimana kabarmu, Kepala Guild?" sapa Lyra, suaranya merdu namun tegas.

Kepala Guild mendongak, senyum tipis terukir di bibirnya. "Jadi kau sudah menyelesaikan misimu, Lyra?" tanyanya, nada suaranya menunjukkan sedikit rasa penasaran.

1
akkuyu
tiati kalah mba nya/Doge/
akkuyu
secakep apa ya kira kira fl nya??? /NosePick/
akkuyu
sekya vs everybody (say yes) /Facepalm/ hhe canda thor
meanwhile author : /Doge/
Rizky Fathur
Thor baut bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina buat Mcnya baut jebakan untuk bantai semua pasukan lamina bautkan juga mcnya tangkap raja Abbas pangeran lamino buatkan siksa mereka dengan kejam buatakan Dion menyesal Thor
akkuyu
curang banget cheating /Pooh-pooh/ tapi seru huhu /Smirk/
akkuyu
makin perasaran /Scream/
akkuyu
cerita yang fresh thor
Rizky Fathur
lanjut baut satu bab lagi Thor cepat bunuh pangeran lamina dengan kejam Thor cepat juga hancurkan kerajaan musuhnya cepat bantai ayahnya pangeran lamina dan pangeran dion begitu juga ibunya dengan kejam Thor bautakan mcnya tertwakan dion yg ketakutan Thor
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!