Setelah enam tahun menjalani hubungan jarak jauh, Raka dan Viola kembali dipertemukan. Namun cinta tak selalu berjalan mulus, mereka harus menghadapi tantangan dan rintangan yang menguji kekuatan cinta mereka.
Apakah cinta mereka akan tetap kuat dan bertahan, ataukah jarak akan kembali memisahkan mereka selamanya?
"Nggak ada yang berubah. Love only for you, Viola. Hanya kamu..." ~Raka.
🍁🍁🍁
Novel ini merupakan Sequel dari novel yang berjudul 'Sumpah, I Love You'. Selamat menyimak dan jangan lupa tinggalkan jejak. 😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : LOFY
Matahari bersinar terang di atas kepala, kepulan asap kendaraan terlihat di udara, menambah kesan hiruk pikuk kehidupan kota yang terus bergerak.
Sebuah mobil berwarna hitam bergerak diantara banyaknya kendaraan siang itu. Raka mengendarai mobilnya menuju lokasi proyek VIORA Corp, siap memantau langsung perkembangan pembangunan dan memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana.
Willy dan Alina yang sudah menunggu di lokasi menyambut dengan senyuman lebar begitu melihat mobil yang dikendarai oleh Raka datang dan memarkir di dekat mobil mereka. Keduanya memang sudah pulang dari London sejak tiga hari yang lalu. Kecuali Boy yang masih harus menetap di London untuk mengurus perusahaan yang disana.
"Hey, sorry nunggu lama ya?" tanya Raka begitu turun dari mobil, menghampiri Willy dan Alina.
"Nggak, kita juga baru datang kok," jawab Alina dengan senyum.
"Ya udah yuk, kita langsung cek lokasi." ajak Willy.
Mereka berjalan memasuki area proyek, berdiri di tengah-tengah lokasi yang sedang mulai dibangun, mengamati dengan seksama para pekerja yang sedang sibuk membangun gedung kantor VIORA Corp.
"Semoga, semuanya berjalan dengan lancar ya?" ungkap Alina dengan penuh harapan tinggi.
Raka tersenyum dan mengangguk setuju. "Pasti lancar, Alina. Kita sudah merencanakannya dengan matang dan tim konstruksi juga sangat profesional. VIORA Corp pasti akan menjadi salah satu gedung kantor terbaik di kota ini,"
"Dan kita semua sudah bekerja keras selama dua tahun ini untuk memastikan bahwa proyek ini akan sukses. Semoga hasilnya akan melebihi harapan kita semua." imbuhannya.
Alina tersenyum lega, "Oya, kamu nggak ajak Vio? Atau... Kamu belum cerita soal proyek kita ini?"
"Gue sengaja belum cerita, waktunya belum pas aja." jawab Raka, ada sedikit kekhawatiran di intonasi suaranya. "Apalagi dia sedang dalam masalah, papanya masuk penjara gara-gara tuduhan kasus penggelapan uang perusahaan. Gue nggak mau nantinya dia ada perasaan minder atau bagaimana jika dia tahu soal ini sekarang. Saat waktunya sudah pas, gue pasti akan kasih tahu dia semuanya, tanpa ada yang ditutup-tutupi lagi."
"Eh, kesana yuk!" Willy menepuk punggung Raka, menunjuk mandor proyek yang sedang memeriksa proses pembangunan.
Raka dan Willy menghampiri mandor proyek untuk memastikan bahwa pembangunan sesuai dengan standar yang diinginkan dan berdiskusi dengan mandor untuk memastikan proyek berjalan lancar. Sementara Alina masih berdiri terpaku di tempatnya, menatap Raka dari kejauhan. Ada perasaan bangga bercampur dengan perasaan sedih dan sedikit rasa kecewa.
"Sejak pertama aku kenal kamu, aku udah ngerasa kalau kamu tuh beda sama cowok-cowok lain. Kamu begitu peduli sama perasaan orang yang kamu sayang, kamu selalu ngejaga dan mastiin dia bahagia. Kenapa... Kenapa cewek itu harus dia, Ka? Kenapa bukan aku? Padahal orang yang selalu ada didekat kamu selama enam tahun ini adalah aku."
*
*
*
"Bentar, gue mau ke toilet dulu ya? Kebelet nih!"
Dian bergegas pergi meninggalkan kafetaria, meninggalkan Viola dan Tiara yang juga baru saja menyelesaikan makan siangnya.
"Eh, Vi. Aku dengar dari Dian katanya kamu sama Raka udah pacaran lama ya? sejak dari SMA?" tanya Tiara setelah keheningan yang terjadi selepas kepergian Dian.
"Viola mengangguk, "Iya."
"Raka adik kelas kamu? Kok bisa sih kalian pacaran? Emang kamu nggak malu pacaran sama adik kelas pas itu? Ha-ha-ha..." Tiara tertawa pelan, namun ada nada mengejek dibalik tawanya.
Ada perasaan tidak nyaman saat mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Tiara, "Ini maksudnya apa sih? Kok dia nanya-nanya soal beginian?"
Viola tersenyum dan menggelengkan kepala, "Ya, memang benar, Raka adik kelas aku pas di SMA. Dan aku nggak merasa malu atau apa pun tentang perbedaan usia kita. Yang penting, kita saling mencintai dan menghargai satu sama lain," jawab Viola berusaha untuk tetap terlihat santai.
"Eh, sorry Vi, aku nggak maksud mau ngetawain kok," ujar Tiara merasa tak enak hati.
"Iya nggak apa-apa," Viola tersenyum tipis.
"Tapi... kamu sama Raka juga pernah pacaran jarak jauh juga kan selama enam tahun? Emang selama itu kamu percaya kalau Raka nggak macam-macam disana? Mungkin... dia selingkuh, tapi kamunya nggak tahu."
Tak langsung menjawab, Viola nampak termenung. Dia memang selalu memiliki ketakutan seperti itu, tapi dia tidak boleh menunjukkannya dihadapan Tiara, apalagi mereka baru saling mengenal dan dia belum paham seperti apa karakternya.
Viola tersenyum tipis, "Ya, aku sama Raka memang pernah menjalani hubungan jarak jauh selama enam tahun. Tapi aku percaya sama Raka, karena dia selalu menunjukkan komitmen dan kesetiaan dalam hubungan kami kok." jawab Viola dengan yakin.
"Dan aku tahu kok kalau Raka nggak akan pernah nyakitin aku, karena dia mencintai aku apa adanya," suaranya tetap tenang, meskipun ada sedikit getaran emosi dibaliknya.
Tiara tampak tidak puas dengan jawaban yang Viola berikan, dia kembali memprovokasi, "Tapi, bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kan ada kemungkinan dia melakukan sesuatu di belakang kamu?"
Viola menggelengkan kepala, "Aku mengenal Raka, dan aku tahu karakternya gimana. Dia nggak akan seperti itu. Aku percaya sama dia, begitupun sebaliknya dia ke aku."
"Tapi kenyataannya hubungan kalian sampai sekarang masih di tahap pacaran doang kan?Apa kamu yakin kalau dia serius sama kamu?" tanya Tiara lagi, terus memojokkan Viola.
"Maksudnya apa ya kamu nanya gitu?" Viola sedikit tersinggung, merasa obrolan mereka sudah semakin jauh.
"Viola, aku cuma ingin mastiin aja. Soalnya, kalian kan sudah pacaran lama tapi belum ada tanda-tanda untuk ke arah yang lebih serius seperti tunangan atau pernikahan. Aku khawatir kalau Raka nggak serius sama kamu," Tiara berpura-pura memberikan perhatian. "Aku tahu kamu percaya sama Raka, tapi aku juga punya teman yang mengalami hal serupa. Mereka pacaran lama dan menjalani LDR juga, tapi ternyata cowoknya diam-diam memiliki hubungan sama cewek lain disana," tambahnya dengan serius.
Viola mendengarkan dengan seksama, mempertimbangkan kata-kata Tiara sambil memikirkan hubungannya dengan Raka. Perasaan cemas dan ketakutan mulai menyelimuti hati dan pikirannya.
Viola tersenyum lemah dan mengangguk, "Aku ngerti kekhawatiran kamu, Tiara. Makasih ya? Tapi, aku yakin Raka mencintai aku dan memiliki niat baik untuk hubungan kami kok,"
"Kalau gitu aku naik duluan ya? Masih ada laporan yang harus aku selesaikan," ucapnya sambil berdiri.
Viola meninggalkan cafetaria dengan perasaan yang campur aduk. Pikiran tentang Raka dan hubungan mereka terus berputar di kepalanya. Meskipun dia berusaha untuk tetap yakin, tapi kata-kata Tiara telah menanamkan keraguan dan ketakutan di dalam hatinya.
.
.
...🍁🍁🍁...
. ketika dia tergoda, ya lupa diri.. sama kyk si onoh yg tergoda menjadi bayi gula/Joyful//Joyful/
kasih banget ayahe vio
semoga Raka n Leo cepat mendapatkan bukti2 biar ketahuan biang keroknya
kamu nya salah,dari pertama main terima jodoh aja...
udah tau anakmu punya Viola...
ya udah la,kamu aja yang nikahi Tiara 😆
gak heran anaknya ulet bulu ,kan bapaknya iblis
orang baik akan selalu dikelilingi orang baik
mam to the pusss