Transmigrasi Menjadi Figuran Di Novel Sendiri

Netta mengusap perut nya yang sudah kenyang, ia menatap silas yang juga kebetulan sedang menatap nya.

"Bagaimana, sudah kenyang. " tanya silas.

"Emm, Terima kasih. " ucap Netta tersenyum.

"Sama sama. " ucap silas mengelus kepala netta.

"Kamu beneran mau nginep. " tanya Netta.

"Kenapa memang nya. " ucap silas.

"Tidak, hanya saja... " ucapan Netta terpotong saat melihat HP silas yang berdering di atas meja.

"Kamu ada keperluan lain. " ucap Netta terkekeh sambil kembali menatap TV.

Silas menatap siapa yang menelpon nya, ternyata Michelle, tumben gadis itu menghubungi nya terus.

Biasanya silas lah yang selalu menelpon Michael terlebih dahulu, ia menatap Netta yang melihat TV.

Silas berdiri, lalu berjalan keluar apartemen netta, sedang kan netta menatap kepergian Silas dalam.

"Hah,aku seharusnya tidak boleh terbawa perasaan. " ucap Netta sambil menyenderkan dirinya ke sofa.

"Apakah ini karena efek tubuh yang ku pakai ini. " gumam nya lagi.

"Riri." panggil Netta.

Kucing gembul putih yang tertidur di samping nya terlihat menggeliat dan bangun dari tidur nya.

"Iya nona. " ucap Riri.

"Bagaimana jika aku benar-benar mencintai Silas nanti nya. " tanya Netta bingung.

"Itu terserah pada nona saja. " jawab Riri.

"Tapi apakah kamu lupa, aku sedang ada di dunia novel sekarang ini. " ucap Netta menatap malas Riri.

"Jika perasaan ku semakin dalam pada Silas, bagaimana aku bisa hidup setelah aku pergi dari sini. " ucap Netta lagi.

"Itu adalah konsekuensi nya. " ucap Riri.

"Bagaimana kira-kira akhir dari cerita ini, apakah aku akan meninggal. " tanya Netta.

"Kemungkinan iya, jika nona ingin kembali hidup di raga Ziva. " ucap Riri.

"Aku tentu saja ingin kembali. " ucap Netta.

"Kehidupan di sini sangat mengerikan, jujur saja, mengetahui apa yang terjadi di masa depan ternyata tidak menyenangkan. " ucap Netta lagi.

"Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah ada di sini. " ucap Netta lagi.

"Tapi... Jika pada akhirnya aku meninggal, bagaimana dengan anak ku, apakah dia juga akan meninggal. "Ucap Netta sambil mengelus perut datar nya.

"apa yang kamu ucapkan!. " Ucap marah seseorang di belakang Netta.

Netta tersentak kaget, ia melihat ke kebelakang, di sana ada Silas yang berdiri menatap nya tajam.

Tapi di tangan pemuda itu, penuh dengan kresek putih, yang Netta lihat seperti bahan-bahan dapur.

"Netta apa yang kamu bilang barusan. " ucap Silas kembali mengulang.

Netta menatap Silas bingung, apakah laki-laki itu mendengar ucapan nya barusan.

Melihat tatapan tajam nya saja netta menebak pasti benar, tapi kenapa dia terlihat marah.

Bukan nya dia seharusnya senang, jika netta tiada dengan anak nya nanti, bukan nya itu hal yang di inginkan Silas.

"Apa." ucap Netta.

"Kenapa kamu mengatakan hal yang tidak tidak. " ucap Silas.

"Perkataan apa, jika aku meninggal nanti dengan anak ku. " tanya Netta.

"Jangan mengatakan nya lagi. " ucap Silas marah.

"Kenapa kau terlihat marah, seharusnya kamu merasa senang Silas. " ucap Netta.

"Apa maksud mu. " ucap Silas.

"Bukan nya kamu sangat membenci keberadaan ku, begitu juga anak ku. " ucap Netta.

'Bahkan di masa depan kelak, kau yang menjadi salah satu alasan Netta menyerah. 'Ucap Netta dalam hati.

"Kamu tidak perlu merasa terbebani seperti sekarang, dan bisa bersama kekasih mu. " ucap Netta lagi.

Silas diam, apa apaan pikiran gadis itu, ia memang mencintai Michael dan ingin memiliki gadis itu.

Tapi memikirkan hal yang bisa menyakiti Netta dan anak nya, bagaimana mungkin ia memikirkan hal itu.

"Aku tidak mungkin memikirkan hal itu. " ucap Silas datar.

Netta terdiam, mendengar ucapan Silas yang bertolak belakang dengan apa yang dia tulis di novel.

Membuat Netta tentu terkejut bukan main, apakah jangan jangan laki-laki itu sudah mencintai netta.

'Apakah benar. ' ucap batin Netta.

Ia harus membuktikan nya bukan, ia berjalan pelan ke arah Silas yang masih menatap nya marah.

"Apa yang ku lakukan. " tanya Silas datar.

Netta tidak menjawab nya, ia mendekati Silas dan berdiri di depan laki-laki itu.

Ia mendekat kan wajahnya pada Silas, seolah dia akan mencium pemuda itu, jika Silas mencium nya, makan pemuda itu kemungkinan tertarik pada nya.

Kenapa netta bisa berfikir seperti itu? Sebenarnya sebagai penulis novel, ia juga suka membaca banyak cerita novel.

dan adegan ini, ada di beberapa novel yang pernah ia baca, tidak tau benar atau tidak karena Netta tidak pernah melakukan ini.

(Disclaimer buat yang belum sah di dunia nyata jangan sayang ya! Kalo netta kan di dunia fiksi hayalan, jadi sah sah aja hehe!.)

Silas terkejut saat melihat Netta mendekat kan wajahnya, tatapan Silas malah tertuju pada bibir mungil Netta.

Melihat Netta yang semakin mendekat kan wajahnya, Silas tidak bisa fokus dia memejamkan matanya dan juga mendekat kan wajahnya.

Cup.

emm.

Bibir mereka bertemu, Netta yang awalnya memejamkan mata nya, langsung melotot saat Silas benar-benar mengecup bibir nya.

Tidak.

Pemuda itu malah menjatuhkan belanjanya dan menahan tenguk nya, Netta langsung memberontak dalam dekapan Silas.

"Ahs lepwas. " ucap Netta menepuk-nepuk punggung lebar Silas.

Namun Silas malah semakin memperdalam ciuman nya, netta pada akhir nya pasrah dan membiarkan Silas mencium nya.

Netta diam, karena jujur dia tidak tau bagaimana cara nya berciuman.

Setelah sekitar 5 menit bibir nya terus di lumat Silas, akhirnya ciuman mereka terlepas.

Netta memegang bibir nya yang kebas, dan menatap Silas melotot.

"Apa maksud mu. " ucap Netta marah.

"apa." ucap Silas terkekeh.

"Kau mencium ku. " ucap Netta marah.

"Kamu yang memancing nya lebih dulu. " ucap Silas.

'Sialan. 'Gumam netta pelan.

Eh! Tunggu!.

"Kamu tertarik pada ku ya. " ucap Netta.

"Apa maksud mu. " ucap Silas kikuk.

Jujur dia juga tidak tau perasaan nya, berciuman dengan Netta membuat nya merasa nyaman dan jantung nya berdebar-debar.

"Atau." gumam Netta memicing kan matanya.

"Kau mendekati ku hanya karena menginginkan tubuh ku. " tuding Netta marah.

"Bajingan kau, keluar dari sini. " marah Netta pada Silas.

Silas menatap Netta jengah, ia bingung dengan sikap Netta, kadang sedih, marah lalu bertingkah imut, lalu memancing nya, dan sekarang menuduhnya.

"Keluar." ucap Netta mendorong tubuh besar Silas.

Tapi sayang nya tubuh yang dia dorong itu tidak bergeming sama sekali, Silas yang jengah melihat kelakuan absurd Netta.

Akhirnya memilih menggendong netta dan membawa nya naik ke lantai atas, di mana ranjang gadis itu berada.

"Eh eh, lepas apa yang ingin kau lakukan. " ucap Netta khawatir.

Netta yang sudah di turunkan ke ranjang nya, langsung merangkak menjauhi Silas dan menutup tubuh nya dengan selimut.

Silas membuka kaos nya, hingga menampilkan perut kotak-kotak milik nya, membuat tatapan mata Netta yang tadinya ketakutan jadi berbinar.

Jangan salah kan dia, karena demi apapun Netta penggemar no 1 perut kotak-kotak laki-laki tampan.

Hehe ini salah satu healing terbaik nya, dan sekarang hal itu tersaji di depan nya.

"Demi apa! Roti sobek... " gumam Netta berbinar.

***