Sampahmu Adalah Hartaku

Virgo menelan ludah melangkah mundur tidak percaya. Semua hasil belajarnya bagaikan sia-sia, dirinya tidak dapat membahagiakan Fishya tersayang.

"Apa maksudmu?" Tanya Erlina tidak mengerti, sudah pasti yang ada di peringkat pertama Andika, dirinya berada di peringkat ke 8, sementara Fishya peringkat 65 dan Virgo peringkat terakhir.

"Gila! Andika turun peringkat! Apa beasiswanya akan dicabut!?" Celetuk salah seorang siswa.

Andika membulatkan matanya, tidak mungkin ada yang menyamai atau berada di atasnya. Menembus kerumunan, siapa? Siapa sebenarnya?

Orang-orang memberikan jalan pada Andika. Dirinya terdiam sejenak, kenapa dapat seperti ini? Menelan ludah berkali-kali menatap hasil di hadapannya.

Mungkin satu orang yang dilupakannya. Kenapa di saat-saat seperti ini.

"Andika! Apa kamu melupakan mantan guru privatemu?" Teriak Fishya membuat perhatian semua orang teralih.

"Apa maksudnya!?" Bentak Erlina, dirinya tidak mengerti apa yang berubah? Masa depan seharusnya menjadi lebih baik. Jika bukan Andika yang berada di peringkat pertama lalu siapa.

Kali ini hampir semua siswa yang pada awalnya berkerumun kini menyingkir. Menahan tawanya menatap ke arah Erlina. Gadis yang dapat melihat hasil ujian pada akhirnya.

"Mau aku pakaikan? Atau pakai sendiri?" Tanya Fishya tersenyum, menunjukkan kalung dan rantai anj*ng di tangannya.

Tangannya gemetar, mendekati papan pengumuman membacanya baik-baik. Tidak seperti sebelum waktu terulang. Dirinya yang seharusnya berada di peringkat 8 kini menjadi peringkat 10.

Sedangkan Andika yang seharusnya berada di peringkat pertama menjadi kedua.

"Aku... peringkat 3?" Gumam Virgo antara bahagia dan tidak sama sekali. Itu artinya Virgo tidak dapat membahagiakan Fishya, mengingat rangkingnya yang lebih rendah. Mengapa dapat seperti ini.

Padahal nilai akhirnya saat belajar soal latihan dengan Fishya adalah 95.

Sedangkan Fishya tersenyum, nilai sempurna didapatkan olehnya.

"Ke... kenapa!?" Bentak Erlina tidak terima."Kamu pasti curang kan? Tidak mungkin bisa langsung melonjak seperti ini!"

Fishya melangkah mendekat, menunjukkan raut wajah menghina. Benar-benar tersenyum menggoda saat ini."Erlina sayang...kamu lupa, tasku sudah kalian geledah sebelum ujian."

"Pa... pasti ada yang aneh. Jika tidak kenapa dapat tiba-tiba seperti ini!? Bahkan kamu mengalahkan Andika yang selalu berada di peringkat pertama! Dasar anak pencuri, kamu mencuri kunci jawaban bukan?" Bentak Erlina.

Tapi.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipinya. Wajah Fishya tersenyum arogan kala menatap ke arahnya."Itu karena dari TK jika aku mendapatkan secuil saja prestasi, kamu akan merengek pada ayahmu. Berapa kali gaji ayahku dipotong hanya karena aku memenangkan lomba mewarnai atau jika mendapatkan peringkat pertama?"

"Itu karena kamu memang pantas mendapatkan yang lebih rendah! Kamu hanya anak kepala gudang!" Bentak Erlina.

Plak!

Lagi-lagi wajah Erlina ditampar olehnya.

"Saat ibuku dioperasi usus buntu. Kami harus meminjam uang pada rentenir. Itu karena ayahmu menangguhkan pembayaran asuransi pekerja. Gaji kecil yang dipotong jika aku tidak menurut. Ditambah ayahku yang meninggalkan ibu di rumah sakit. Hanya karena kalian mengatakan akan membayarkan uang lemburnya." Fishya menghela napas.

"Menurutmu berapa banyak aku sudah menahan diri? Aku miskin bukan karena ingin, tapi kalian yang mencekik leher kami? Hingga usia 35 tahun ijazah ayahku ditahan. Siapa yang mau memperkerjakan lulusan SMU yang berusia diatas 35 tahun...tuan putri...kamu dan ayah br*ngsekmu benar-benar tidak waras." Lanjutnya tersenyum menyeringai.

Hal yang membuat Erlina tertegun. Fishya sebelum waktu terulang tidak seperti ini. Dia masih menjadi anj*ng penurut, hingga lulus kuliah.

Tapi mengapa segalanya berbeda. Apa mungkin karena pemecatan Erwin?

Gadis yang memegang kalung anj*ng tersenyum menyeringai."Jadi...tuan putri, bagaimana taruhannya."

Erlina mengepalkan tangannya, masih tidak menerima segalanya.

"Kamu pasti curang! Virgo pasti curang! Tidak mungkin nol besar sepertinya mendapatkan peringkat 3. Ka... kalian mencuri soal bukan. Ka... kalian." Kalimat Erlina disela.

"Kalian tidak ingin merekam tuan putri yang berubah menjadi anj*ng? Seperti aku yang harus berlari kesana kemari untuk membelikannya makanan menggunakan uang pribadiku?" Tanya Fishya pada orang-orang di sekitarnya.

Beberapa orang yang pada awalnya tidak tega dan iba, berubah pendapat. Dua tahun ini Erlina memang benar-benar keterlaluan. Hampir semua tugas dikerjakan oleh Fishya.

Bahkan jika pakaiannya kotor, harus diganti dengan pakaian Fishya. Menyuruhmu bagaikan budak, berlari melanggar peraturan sekolah untuk keluar membeli benda-benda yang diinginkan Erlina.

Bahkan ada saatnya, karena orang-orang membicarakan Fishya lebih cantik darinya. Erlina memaksa Fishya mengoleskan wajahnya menggunakan lumpur kotor. Hasilnya Fishya sempat mengalami jerawat parah, akibat kulitnya yang sensitif.

"Ini karma..."

"Ada ya plot twist seperti ini. Ternyata dayang lebih pintar daripada tuan putri. Hanya saja harus tunduk pada atasan."

"Kalau aku jadi Fishya. Aku pasti sudah memukulnya ratusan kali. Wanita tidak tau malu, menggunakan uangnya untuk membully. Giliran dibully, malah menyalahkan orang lain."

Ada lebih banyak lagi cibiran. Erlina tidak dapat menahannya, sama sekali tidak dapat. Dirinya membenci ini, harus membalas semua perbuatan Fishya.

"Pakai!" Fishya melemparkan kalung dan rantai anj*ng yang sebelumnya dibawa Erlina. Tepat di bawah kaki gadis itu.

Mengepalkan tangannya, memendam rasa dendam.

Andika bergerak, mengambil kalung dan rantai anj*ng."Biar aku yang menggantikan Erlina."

Ada berbagai fikiran picik dalam otaknya. Ini tidak memalukan, hanya memalukan permainan kecil. Tapi dampaknya akan sangat besar, hutang budi dan kepercayaan yang membuat Erlina tidak dapat lepas darinya.

Fishya tertawa kecil."Baik, jika itu maumu. Aku sebagai mantan guru privatemu, amat sangat setuju."

Rubah kecil yang akan didapatkannya, cepat atau lambat. Andika menggunakan kalung anj*ng di lehernya. Dengan ini, saat tiba saatnya, Erlina bahkan akan rela mengkhianati keluarganya. Karena percaya dengan fatamorgana... yang bernama cinta sejati.

"Andika! Jangan melakukan ini untukku. A...aku yang akan..." Kalimat Erlina disela.

"Aku melakukan ini karena mencintaimu." Sebuah jawaban penuh senyuman cerah. Hati wanita mana yang tidak akan luluh. Beberapa orang merekam, menyebarkannya di media sosial group sekolah.

Cinta sejati, bukan hinaan dan penurunan image. Tapi orang-orang malah berkomentar, Andika yang mengenakan seragam dan kalung anj*ng terlihat seksi.

Ada juga yang mengomentari cinta sejati. Benar-benar viral, Andika mengambil keuntungan dari sini.

"Sudah dramanya? Aku hanya akan menonton melalui rekaman. Malas mengikuti Romeo dan Juliet..." Fishya tertawa kecil, kemudian melangkah pergi.

Cinta palsu? Andika sering bermain-main dengan hati wanita, baik sekarang maupun sebelum waktu terulang. Kali ini Erlina yang melemparkan dirinya ke dalam pelukan Andika. Maka jangan menyalahkan seorang Fishya. Karena Fishya sama sekali tidak peduli lagi.

Sedangkan Virgo masih tertegun. Imajinasinya hancur berantakan. Dirinya hanya berada di peringkat ke tiga. Sementara Fishya peringkat pertama, bagaimana caranya membuat Fishya bangga kalau begini.

Padahal dirinya ingin mereka terhanyut suasana kemudian... kemudian... kalau tidak sengaja ada anak kan tidak apa-apa.

"Virgo kamu pasti senang kan mendapatkan peringkat ke tiga." Ucap salah seorang siswa menepuk bahunya.

"Senang... sangat senang..." Gumamnya dengan wajah murung. Tidak tahu harus bagaimana lagi mengikat kaki rubah putih kecil sebelum kepergiannya.