Kenneth memutuskan untuk mengasuh Keyra ketika gadis kecil itu ditinggal wafat ayahnya.
Seiring waktu, Keyra pun tumbuh dewasa, kebersamaannya dengan Kenneth ternyata memiliki arti yang special bagi Keyra dewasa.
Kenneth sang duda mapan itupun menyayangi Keyra dengan sepenuh hatinya.
Yuk simak perjalanan romantis mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24. Hilang Kendali
24
Ken berdiri di depan pagar rumah, mengobrol santai dengan Bu Ruby dan Bu Sinta. Topiknya ringan, tentang lingkungan, harga bahan pokok, dan kabar tetangga lama. Ken tersenyum sopan, sesekali tertawa kecil. Sikapnya hangat, mudah akrab, hal yang selalu membuat orang nyaman berada di dekatnya.
Dari kejauhan, Keyra memperhatikan.
Ia tidak menyukai pemandangan itu.
Bukan karena pembicaraannya.
Melainkan karena cara Ken terlihat terlalu hadir untuk orang lain.
Keyra menimbang sejenak, lalu melangkah mendekat dengan ekspresi tenang.
“Om Ken,” panggilnya lembut, cukup untuk memotong percakapan tanpa terdengar kasar.
“Maaf mengganggu… tapi kran di kamar mandiku mampet. Airnya nggak mau berhenti.”
Ken menoleh. Tatapannya langsung beralih penuh padanya.
“Oh? Baik, Om lihat sekarang,” katanya tanpa ragu.
Bu Ruby tersenyum maklum. “Wah, kalau sudah urusan rumah, memang harus sigap, Mister Ken. Kasian Non Keyra.”
Keyra membalas senyum kecil, lalu berbalik menuju dalam rumah. Ia tidak menoleh lagi, namun ia tahu, Ken mengikutinya.
Beberapa menit kemudian, suara air terdengar dari kamar mandi. Ken berjongkok memeriksa kran, mencoba membuka dan menutup beberapa bagian. Air sempat menyembur lebih kuat dari perkiraan, membasahi lengan kemejanya hingga ke area dada.
“Sepertinya perlu disetel ulang,” katanya dari balik pintu setengah terbuka.
Keyra berdiri di ambang, menunggu. Ia menahan diri untuk tidak berkata apa-apa, hanya mengamati. Rambut Ken sedikit basah, kemejanya menempel ketat di dadanya karena air, dan wajahnya tampak fokus, tenang, serius, dan… terlalu menawan untuk situasi sesederhana itu.
Saat Ken keluar, ia mengibaskan air dari lengannya. “Sudah beres. Tapi... ” ia berhenti sejenak, baru menyadari kondisinya sendiri. “Sepertinya Om perlu ganti baju.”
Keyra mengangguk pelan.
“Sini biar aku keringin bentar,” ucapnya ringan, mengambil handuk dengan sigapnya.
Nada suaranya biasa saja. Sikapnya juga demikian.
Namun di dalam dadanya, ada sesuatu yang kembali menyala, animo yang sempat ia padamkan, kini bangkit perlahan.
Bukan karena air yang membasahi kemeja Ken.
Melainkan karena kesigapannya.
Karena perhatiannya yang selalu datang tanpa diminta.
Karena fakta sederhana bahwa Ken selalu memilih mendekat ketika ia memanggil.
"Om, bisa duduk disini nggak? Om ketinggian soalnga." Pinta Keyra sambil tersenyum kecil di sudut bibir.
Ken melangkah menuju ranjang Keyra. Di dalam benaknya, mungkin Keyra ingin menunjukkan perhatian. Itu saja.
Ia pun duduk tanpa ragu.
Pada saat itulah, udara di antara mereka seketika berubah. Ketika Keyra berdiri di hadapan Ken dengan bagian dadanya yang terlihat menonjol, jakun Ken terlihat turun naik.
Keyra dapat menangkap reaksi Ken tersebut. Namun ia berpura-pura fokus menyeka dada Ken yang basah dengan handuk.
"Om, buka aja bajunya nanti Om masuk angin." saran gadis itu pelan namun cukup untuk membuat Ken tak bisa menolak.
"Ya ampun, Om. Seksi banget... " Keyra berdecak dalam hati penuh kekaguman ketika perlahan menggeser handuk di dada bidang pria itu.
Ken dapat menangkap reaksi Keyra tersebut, terlebih melihat tatapan Keyra yang dipenuhi dengan kekaguman melihat dada Ken yang kekar.
"Om kenapa? Dari tadi curi pandang ke aku terus. Ayo ngaku!" todong Keyra akhirnya.
Ken terkejut sepersekian detik, namun tak ia pungkiri pemandangan di depan matanya membuatnya gagal fokus.
"Kamu tumbuh dengan baik, ya." ujar Ken seraya menjatuhkan pandangannya ke bukit kembar milik Keyra.
Keyra terkekeh namun dengan gaya yang elegan.
"Madame Elvira melatihku dalam banyak hal, termasuk olahraga untuk membentuk tubuhku. Kenapa Om? Memangnya seperti apa aku terlihat?" Keyra menguji Ken.
"Kamu terlihat sempurna." jawab Ken jujur.
"Makasih, Om." ucap Keyra simple.
Selanjutnya, Ken merasakan gerakan tangan Keyra tidak lagi dalam niat membantu. Melainkan memiliki maksud lain. Pasalnya, Keyra terkesan sengaja menyentuh kulit Ken dengan ujung jarinya. Terutama di area sensitif, puting mungil milik Ken mengeras seketika ketika mendapat sentuhan jari nakal Keyra.
Tanpa aba-aba, Ken meraih pinggang ramping di hadapannya hingga merapat ke padanya.
Dalam gerakan singkat namun pasti, Ken membuat tubuh mungil Keyra jatuh ke atas tempat tidur.
"Om tahu kamu sengaja... " tebak Ken begitu percaya diri. Tubuhnya setengah berbaring di sisi Keyra dengan tumpuan pada siku kanannya.
"Enak aja, aku nggak sedang berusaha menarik perhatian Om kok." tepis Keyra sambil menahan senyum.
Ekspresinya terlalu menggoda bagi Ken, bibir dan mata Keyra begitu kompak bermain. Membuat Ken nyaris kehilangan kendali atas dirinya.
"Coba katakan sekali lagi kalau kamu tidak berusaha menarik perhatian Om!" perintah Ken, suaranya lembut namun tegas, sementara pandangannya lembut menyapu wajah gadis itu yang terlihat bersemu merah.
"Serius, Om. Aku ..." Keyra hendak membantah, namun kemudian suara renyah itu menghilang dalam sekejap.
Karena Ken telah membungkam mulut gadis itu dengan cara yang sangat manis.
Ken kehilangan pertahanan dirinya. Ia tak sanggup lagi menahan luapan rasa di dadanya.
Keyra begitu mempesona.
"Makasih akhirnya kamu jujur ..." Keyra berbisik di dalam hati sembari menikmati ciuman Ken yang lembut dan penuh perasaan.
Lebih lembut dan mendalam dibandingkan ciuman pertama mereka empat tahun lalu. Darah Keyra berdesir ketika lidah Ken bermain begitu lincah di dalam mulutnya. Ken melakukan itu dengan sangat baik. Membuat gadis muda itu sangat terbuai.
Madame Elvira berdiri terpaku di ambang pintu yang sedikit terbuka. Ia mundur secara diam-diam, meski dua insan di dalam kamar sama sekali tak menyadari kehadirannya.
"Silahkan ambil milikmu, Tuan. Aku telah menjaganya sesuai dengan arahan anda. Ibarat buah, dia sudah matang dan siap untuk anda petik." Madame Elvira berbicara pelan seolah pada dirinya sendiri.
Ada campuran rasa lega, bahagia sekaligus haru yang memenuhi rongga dadanya.
Ia menerima bayaran yang fantastis untuk sebuah tugas mulia, yaitu mendidik Nona kecil keluarga Oetama tersebut menjadi gadis yang mandiri, tangguh dan mempunyai value tinggi.
" Anda berjanji akan kembali untuknya?"
Madame Elvira mengingat pembicaraannya dengan Ken tiga tahun lalu via telfon.
"Tentu, aku akan kembali pada waktu yang tepat. Saat kondisi perusahaan ku stabil, dan saat aku merasa ... Dekat dengan Keyra bukan lagi sebuah kesalahan." jawaban Ken kala itu.
Madame Elvira tersenyum dengan sebuah kesimpulan. Ken tidak pergi untuk menjauhi Keyra, tapi hanya memberi ruang pada gadis itu untuk tumbuh.
Pada saat itu, Ken telah menyimpan rasa yang sama, namun ia merasa Keyra masih terlalu belia.
"Bagaimana kabar bidadari kecil ku hari ini Madame?" tanya Ken suatu ketika, setelah cukup lama ia tak bertukar kabar dengan Elvira.
"Anda tidak bisa lagi menyebutnya bidadari kecil Tuan, karena dia tumbuh sangat cepat. Anda akan terkejut saat melihatnya nanti. Apakah perlu ku kirim fotonya?" tantang Elvira.
"Wow! Apakah aku tidak salah dengar?" Reaksi Ken sangat terkejut, namun ia memilih untuk tetap penasaran tanpa melihat tampilan terupdate dari Keyra.
Dan kini terbukti, gadis berusia dua puluh tahun itu terlihat semakin memikat. Dengan cintanya pada Ken yang tak pernah pudar meski dilanda duka perpisahan, kini mereka telah bersatu dalam keheningan yang damai.
.
YuKa/ 161225
sikap Ken bukan sekedar untuk tanggung jawab sama keyra tp lebih seseorang yg memiliki perasaan lebih buat key dan mommy nya tau akan hal itu
pengen di matengin saja butuh 5 THN LDR ..oolah om Ken 😅😅