Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Gerhana & Angel Serta Isa & Lyra & Titik Awal Perjalanan Gerhana.
Setelah satu minggu dari kelulusan sekolah, Gerhana mengajak Pak Adi Cokro, Lyra, dan keempat temannya (Toni, Rio, Anca, dan Leo) untuk berkunjung ke rumah Angel. Kunjungan ini bertujuan untuk menemui Pak Mat Gondrong guna menepati janjinya kepada Angel, yaitu melamar pujaan hatinya.
Tepat pukul 08.00 pagi, Gerhana sudah bersiap di rumah. Ia mengenakan setelan jas terbaiknya, memastikan setiap detail penampilannya sempurna. Pak Adi Cokro menghampirinya, menepuk pundaknya dengan bangga. "Bagaimana, Nak? Apakah kamu sudah siap untuk menemui Pak Mat Gondrong hari ini?" tanya Pak Adi Cokro dengan nada lembut.
"Insyaallah, saya siap, Pak," jawab Gerhana dengan mantap. Ia berusaha menyembunyikan kegugupan yang mulai melandanya.
Gerhana mengenakan jas berwarna hitam yang dipadukan dengan dasi berwarna merah, celana hitam, dan sepatu kulit hitam yang mengkilap. Penampilannya sangat rapi dan elegan. Lyra, yang melihatnya dari kejauhan, berseru dengan nada menggoda, "Cie... cie... cie... yang mau melamar Kak Angel, semangat banget!"
"Sudah-sudah, suka sekali kamu menggoda kakakmu," ucap Pak Adi Cokro sambil tersenyum. Ia tahu betul bagaimana Lyra selalu berhasil mencairkan suasana.
"Kapan lagi, Pi, Lyra bisa menggoda Kak Gerhana? Kan, nanti Kak Gerhana sudah menjadi suaminya Kak Angel," balas Lyra dengan nada riang.
"Walaupun nanti kakakmu sudah menikah dengan Angel, Papi maunya Kak Gerhanamu tetap tinggal di sini," ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana dan Lyra. Ia tidak ingin kehilangan sosok Gerhana yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
"Ya, haruslah, Pi. Kak Gerhana harus tetap tinggal di sini. Jangan pergi dari rumah ini," timpal Lyra kepada Pak Adi Cokro dan Gerhana. Ia sangat menyayangi kakaknya dan tidak ingin berpisah.
"Iya, Pak, Gerhana akan tetap tinggal di sini bersama Bapak dan juga Lyra," jawab Gerhana kepada Pak Adi Cokro. Ia sangat menghargai keluarga yang sudah menerimanya dengan tulus.
"Terima kasih ya, Nak," seru Pak Adi Cokro kepada Gerhana. Ia merasa sangat beruntung memiliki Gerhana di dalam hidupnya.
"Oh ya, Pak, dengar-dengar katanya setelah nanti menikah, akan ada yang segera menyusul?" kata Gerhana kepada Pak Adi Cokro sambil mengedipkan matanya ke arah Lyra. Ia berusaha menggoda adiknya yang masih malu-malu.
"Idih, apaan sih, Kak? Kenapa jadi Lyra yang dibawa-bawa?" rengek Lyra kepada Gerhana. Ia merasa malu karena digoda oleh kakaknya.
"Ya, itu tergantung Lyra-nya. Dia maunya gimana? Kalau Bapak sih, yang penting kalian bahagia. Bapak akan selalu mendukung apa pun yang telah kalian putuskan," jawab Pak Adi Cokro kepada Gerhana. Ia selalu memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri.
"Ih, sebel deh, Papi juga malah ikutan Kak Gerhana untuk menggoda Lyra," rengek Lyra pada ayahnya, Pak Adi Cokro. Ia merasa kesal karena menjadi bahan lelucon.
Mendengar ucapan dari anaknya, Pak Adi Cokro pun tertawa kecil dan diikuti oleh Gerhana yang juga tertawa kecil ke arah Lyra. Suasana di rumah itu terasa sangat hangat dan penuh kebahagiaan.
Setelah berbincang-bincang ringan, mereka pun memutuskan untuk segera berangkat ke rumah Angel. "Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang. Nanti kelamaan, tidak enak ditunggu oleh Pak Mat Gondrong. Dan keempat temannya Gerhana pun sudah menunggu di depan rumah," kata Pak Adi Cokro.
Di depan rumah, Toni, Rio, Anca, dan Leo sudah menunggu dengan tidak sabar. Mereka ingin memberikan dukungan kepada sahabatnya yang akan melamar pujaan hati. "Widih, yang sebentar lagi jadi manten, gagah bener," goda Leo kepada Gerhana.
"Iya, memang beda benar dah kalau yang sebentar lagi bakal jadi manten, bawaannya senyum-senyum mulu," timpal Anca yang juga menggoda Gerhana.
"Ayo, anak-anak, kalau kalian bercanda mulu, kapan kita berangkatnya?" celetuk Pak Adi Cokro sambil tersenyum jahil ke arah Gerhana. Ia senang melihat keakraban antara Gerhana dan teman-temannya.
Sesampainya di rumah Pak Mat Gondrong, Gerhana, Pak Adi Cokro, beserta Lyra telah ditunggu di depan pintu rumah dan disambut dengan baik dan ramah. "Selamat datang, Pak Adi Cokro, Nak Gerhana, Nak Lyra di kediaman kami," sambut Mat Gondrong sambil menjabat tangan Pak Adi Cokro dengan hangat.
Gerhana pun mengucapkan salam kepada Mat Gondrong, "Assalamualaikum, Paman." Ia pun langsung mengambil tangan kanan Mat Gondrong serta mencium punggung tangan kanannya. Kemudian, diikuti oleh Lyra.
"Waalaikumsalam, Nak Gerhana, Nak Lyra," jawab Mat Gondrong kepada Gerhana dan Lyra. Ia merasa senang dengan kedatangan mereka. "Mari, silakan masuk, Pak Adi Cokro, Nak Gerhana, dan Nak Lyra." Mereka pun segera menuju ruang keluarga untuk berbicara mengenai kapan waktu yang tepat untuk acara pernikahan Gerhana dan Angel. Sementara itu, keempat teman baik Gerhana (Toni, Rio, Anca, dan Leo) tidak ikut masuk ke dalam. Mereka menunggu di taman rumah Mat Gondrong.
Di ruang keluarga, suasana terasa hangat dan akrab. Pak Adi Cokro memulai pembicaraan dengan nada sopan. "Oh ya, Pak Mat Gondrong, kedatangan kami kemari untuk berdiskusi dengan Bapak, kapan hari, tanggal, bulan berapakah akan dilangsungkannya acara pernikahan Gerhana dan juga Angel," kata Pak Adi Cokro.
"Bagi saya tidak masalah, Pak Adi Cokro, mau tanggal berapa pun, hari apa pun, dan bulan kapan pun. Biarlah mereka saja yang menentukannya sendiri," ucap Mat Gondrong kepada Pak Adi Cokro. Ia memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk menentukan jalan hidup mereka.
Setelah Mat Gondrong selesai berbicara, muncullah Angel yang baru saja keluar dari kamarnya. Penampilannya sangat cantik dan anggun. Melihat Angel yang baru keluar dari kamarnya dan menuju ke arahnya, Gerhana menjadi takjub melihat pesona kecantikan Angel. Matanya tak berkedip lagi memandang Angel. Melihat Gerhana yang terpesona karena melihat Angel, Lyra pun kembali menggoda Gerhana, "Ngedip, Kak, ngedip! Sampai segitunya lihatin Kak Angel?"
Gerhana pun langsung menoleh ke arah lain karena malu mendengar ucapan Lyra. Ia berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
Angel pun langsung menyapa Pak Adi Cokro, Gerhana, dan juga Lyra. "Assalamualaikum, Pak, Kak, Dik." Ia segera mendekat ke arah Pak Adi Cokro, langsung mengambil tangan kanannya, serta mencium punggung tangan Pak Adi Cokro.
"Waalaikumsalam," jawab Pak Adi Cokro.
"Waalaikumsalam, Dik," jawab Gerhana.
"Waalaikumsalam, Kak," jawab Lyra.
Setelah itu, Angel pun segera menuju ke hadapan ayahnya, Mat Gondrong, dan duduk di sampingnya. "Oh ya, Nak, tadi calon mertuamu bertanya kepada ayah untuk menanyakan tanggal, bulan, dan hari apa untuk melaksanakan pernikahan kalian. Lalu, ayah jawab semuanya ayah serahkan kepada kalian berdua. Nah, sekarang kan kamu sudah ada di sini, jadi silakan kamu jawab, kamu maunya kapan tanggal dan bulan berapa?" ucap Mat Gondrong kepada anaknya, Angel.
"Angel sih tidak ada dan tidak nentuin tanggal, hari, dan bulan berapa. Yang penting Angel sah menjadi istri Kak Gerhana, lebih cepat sih lebih baik," ucap Angel sambil tersenyum manis kepada ayahnya, Mat Gondrong.
"Jiah, Kak Angel kayaknya udah kebelet nih... hehehehe..." goda Lyra kepada Angel yang membuat wajah Angel merah seperti udang rebus karena menahan malu akibat ucapan Lyra.
Melihat Angel yang menahan malu karena ulah Lyra, membuat Gerhana tak kuasa menahan tawa di bibirnya. "Jadi, bagaimana, Nak Gerhana? Apa Nak Gerhana sudah kebelet juga sama kayak Angel?" kali ini Mat Gondrong yang menggoda Gerhana.
Mereka pun semua tertawa mendengar ucapan Mat Gondrong. Suasana di ruang keluarga itu terasa sangat hangat dan penuh keakraban. "Baiklah, Pak, Paman, bagaimana kalau acaranya dilaksanakan dua minggu lagi? Tapi Gerhana inginnya tidak terlalu mewah dan meriah. Yang paling penting itu ijab kabulnya. Gerhana juga ingin mengundang beberapa panti asuhan dan beberapa anak jalanan dalam acara pernikahan Gerhana nanti," usul Gerhana.
"Dua minggu lagi ya?" kata Pak Adi Cokro.
"Iya, Pak. Gerhana inginnya sih dua minggu lagi," jawab Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Bagaimana menurut Anda, Pak Mat Gondrong?" tanya Pak Adi Cokro.
"Kalau saya gak keberatan, Pak Adi Cokro. Mau besok pun saya tidak ada masalah," jawab Mat Gondrong pada Pak Adi Cokro.
"Oke, jadi kita sepakat kalau acara pernikahan Gerhana dan Angel akan dilaksanakan dua minggu lagi," ucap Pak Adi Cokro.
Setelah mereka sepakat mengenai hari pernikahan Gerhana dan Angel, Mat Gondrong pun segera mengajak Pak Adi Cokro, Gerhana, Lyra, dan keempat teman baiknya Gerhana (Toni, Rio, Anca, dan Leo) ke ruang makan untuk makan bersama. Mereka menikmati hidangan lezat yang telah disiapkan oleh keluarga Mat Gondrong.
Setelah pertemuan antara Pak Cokro dan Mat Gondrong untuk menentukan hari pernikahan Gerhana dan Angel, mereka pun segera pamit undur diri guna untuk mempersiapkan hari pernikahan Gerhana yang akan berlangsung dua minggu lagi.
Sesampainya di rumah Pak Adi Cokro, Gerhana, Lyra, dan Pak Adi Cokro segera menuju ke kamar mereka masing-masing guna untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka. Malam harinya, saat Pak Adi Cokro yang tengah bersantai-santai di ruang keluarga, ia didatangi oleh Gerhana. "Selamat malam, Pak," sapa Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Malam, Nak. Mari duduk sini," jawab Pak Adi Cokro.
Gerhana pun segera mendekat ke arah Pak Adi Cokro dan duduk di sampingnya. Ia menatap wajah ayah angkatnya dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih ya, Pak. Bapak sudah mau menjadikan saya sebagai anak angkatnya Bapak dan juga menjadikan saya sebagai anggota keluarga ini," ucap Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Sama-sama, Nak. Bapak juga senang sekali karena kehadiranmu suasana rumah ini menjadi lebih ceria dan lebih hidup," jawab Pak Adi Cokro kepada Gerhana. Ia merasa sangat beruntung memiliki Gerhana di dalam hidupnya. "Bapak juga sudah mempersiapkan warisan untukmu. Kelak, apabila Bapak sudah meninggal nanti, kamu juga berhak atas sebagian harta yang Bapak miliki. Nantinya, setelah kamu menikah nanti, kamulah yang akan mengurusi sebagian usaha Bapak. Bapak ingin berpesan kepadamu, jadikan Lyra sebagai adik kandungmu sendiri, bukan sebagai adik angkat. Jaga dia dengan sebaik-baiknya."
Mendengar ucapan dari Pak Adi Cokro, Gerhana pun menjadi terharu. Tanpa terasa, buliran air matanya pun jatuh membasahi pipinya. "Gerhana berjanji, demi Allah, Gerhana akan menjaga amanah dari Bapak, terutama menjaga Lyra dengan sebaik-baiknya," ucap Gerhana dengan suara bergetar.
Tanpa terasa, hari yang dinanti-nanti pun tiba. Hari di mana akan diadakan acara pernikahan Gerhana dan Angel. Turut hadir juga Mat Codet dan Naga Bonar dalam acara pernikahan Gerhana dan juga Angel. Mereka selalu ada dan menjadi garda terdepan untuk Gerhana.
Tepat pukul 10.00 pagi, acara ijab kabul pun dimulai. Semua tamu undangan pun sudah mulai mengisi kursi yang telah disiapkan. Para tamu undangan pun sangat antusias menyaksikan pernikahan Gerhana dan Angel karena semua tamu undangan yang hadir di sana adalah sebagian besar anak panti asuhan yang sering dikunjungi oleh Gerhana dan juga Angel.
Acara ijab kabul Gerhana dan Angel pun berjalan dengan lancar dan tanpa halangan karena beberapa anak buah Mat Codet dan Naga Bonar sudah disiapkan di beberapa titik untuk mengantisipasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan pada akhirnya, Gerhana dan Angel pun telah sah dinyatakan sebagai pasangan suami istri. Angel merasa sangat bahagia karena hari ini dia telah sah menjadi seorang istri dari orang yang sangat ia cintai dan sayangi. Mereka pun tinggal bersama-sama di rumah Pak Adi Cokro. Mat Gondrong pun tidak merasa keberatan jika Angel dan Gerhana tinggal di rumah Pak Adi Cokro, meskipun Mat Gondrong sendiri mampu untuk memberikan Angel dan Gerhana sebuah rumah lengkap dengan isinya. Namun, Mat Gondrong tetap menghargai keputusan Gerhana yang lebih memilih tinggal di rumah Pak Adi Cokro.
Gerhana pun sekarang lebih sering diajak Pak Adi Cokro sebagai pendamping Pak Adi Cokro ke mana pun Pak Adi Cokro pergi. Sekalian agar Gerhana bisa belajar dalam mengurusi semua usaha Pak Adi Cokro.
Tepat sebulan setelah Gerhana dan Angel menikah, Isa pun datang bersama Pak Bram Wijaya ke rumah Pak Adi Cokro guna menepati janjinya untuk menikahi Lyra. Pak Adi Cokro pun menyambut baik maksud dan tujuan Isa untuk meminang anaknya, Lyra, menjadi istri Isa. Kedua keluarga sepakat akan menikahkan Isa dan Lyra tiga minggu kemudian.
Setelah tiga minggu kemudian, Isa dan Lyra pun menggelar acara pernikahan mereka. Mereka pun memilih untuk tidak mengadakan acara pernikahan yang mewah dan megah sama seperti Gerhana. Mereka hanya menggelar acara pernikahan secara biasa saja, hanya mengundang beberapa anak panti asuhan dan juga anak jalanan.
Setelah Isa dan Lyra resmi dinyatakan sebagai pasangan suami istri, Isa pun memutuskan untuk tinggal di rumah Pak Adi Cokro sesuai dengan keinginan Lyra.
Berkat kerja keras dan belajar dengan sungguh-sungguh, akhirnya Gerhana pun berhasil mengembangkan usaha Pak Adi Cokro lebih maju lagi hingga ke beberapa kota. Gerhana dan Isa pun saling bahu-membahu untuk mengembangkan usaha mereka serta mengajak Mat Codet dan Naga Bonar untuk membantu mereka.
Sementara itu, baik teman-temannya Gerhana (Toni, Rio, Anca, dan Leo) dan keempat anggota Badboy geng (Ucil, Nico, Boby, dan Jery) juga diberikan tugas untuk mengembangkan usaha mereka. Sampai pada akhirnya, Gerhana dan Isa pun sekarang menjelma menjadi eksekutif muda yang telah mendominasi di beberapa tempat di beberapa kota. Tidak ada rasa kecemburuan di antara mereka. Setiap mereka menghadapi suatu masalah, selalu mereka selesaikan dengan bersama-sama.
Maaf ya, Guys, Author agak lama update bab terbarunya, dikarenakan Author akhir-akhir ini banyak sekali yang harus Author kerjakan jadi kurang ada waktu untuk update bab terbaru.
Mohon dukungannya, Guys, dengan cara klik tombol like-nya ya dan kalau tidak keberatan klik juga tombol hadiahnya buat Author-nya, agar Author-nya bisa tambah semangat dalam meng-update bab-nya.