Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lo Gak Suka Sama Dia Kan?
Jam istirahat sudah berbunyi membuat semua siswa siswi itu menyimpan semua buku buku nya dan keluar untuk menikmati makanan di kantin, sedangkan Felicia nampak sendu diam tidak bertenaga membuat para sahabat nya merasa heran.
" Fell, lo sakit kah atau masih mikirin keadaan kak Argha yah?. " Sherly memutar kursinya menghadap Felicia.
" Nggak bukan itu yang sedang gue pikirin girls, gue cuman lagi... " Ucapan terhenti.
" Lagi apa?. " Alexia dan Cantika menunggu lanjutkan ucapan Felicia yang kini malah menunduk.
" Nyonya Darmaris itu meminta gue untuk melupakan semua nya, dia bilang mau memperbaiki semua kesalahan nya dan minta gue ngelupain semua itu. Kalian bayangin aja gimana perasaan gue selama ini dan tiba-tiba dia muncul dengan mudah nya bicara seperti itu?. " Felicia mengangkat kepalanya menatap satu persatu sahabat nya meminta penjelasan logis menurut mereka.
Mereka saling pandang dan juga bingung harus bagaimana menanggapi semua nya.
" Fell, niat tante Melati itu baik dong mau memperbaiki semua nya dan harusnya lo seneng kan?. Bukan kah itu yang lo mau sejak bertahun-tahun lama nya Fell.. "
Felicia menghembuskan nafas nya lelah dan bingung.
" Gini aja Fell dari pada lo bingung harus gimana sekarang, kenapa lo gak benar benar duduk berdua berbincang dan kalian saling terbuka mungkin saja memang tante Melati itu tulus minta maaf sama lo kan. "
" Iya Felicia, lo juga gak bisa kek gini terus kan. Lo pengen keluarga lo kembali kek dulu harmonis dan cemara. Jadi apa salah nya lo berusaha membesar kan hati dan mulai menjalani semua nya kembali seperti dulu. Emmmz kita gak maksud apapun itu Fell, kita cuman mau yang terbaik untuk lo dan keluarga lo kembali kek dulu kan. "
" Udah lah gue pusing, ke kantin yuk makan. " Felicia berdiri berjalan lebih dulu dari pada teman teman nya yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan dan menghela nafas pelan.
Felicia berjalan pelan di Koridor sekolah yang sepi hanya beberapa siswa saja ada di sana, langkah nya gontai dan tak bersemangat. Langkah yang tak bertujuan mata kosong dengan banyak nya fikiran membuat nya tidak memperhatikan jalan dan langkah kaki nya.
Hampir saja gadis itu terjungkal dari lantai 2 saat kakinya saling berbelit dan terhuyung kedepan.
" Akh... " Seketika Felicia memejamkan mata nya bersiap menikmati kerasnya lantai sekolah itu yang cukup tinggi, namun seperdetik gadis itu merasa aneh kenapa kenapa dia tidak merasa kesakitan.
" Kok gak sakit.. " Gumam nya pelan tanpa membuka mata. Aroma parfum yang menyegat indra penciuman nya seketika membuat Felicia membuka mata.
Mata gadis itu membulat sempurna saat tubuh nya bersandar di dada bidang kakak kelasnya sekaligus OSIS di sekolah itu, aroma rokok dan parfum mahal itu beradu di indra penciuman nya. Deru nafas Rendy begitu nyata menerpa wajah Felicia jantung gadis itu berdegup kencang.
" Felicia... " Pekik Alexia yang langsung berlari saat melihat Felicia yang hampir terjungkal ke bawa itu.
Felicia yang tersadar kemudian langsung tersadar dan berusaha menyingkirkan dari pelukan Rendy, gadis itu berada di bawa Rendy yang berada di anak tangga yang lebih tinggi.
" Maaf kak, gue gak sengaja dan makasih. " Ucap Felicia menenangkan jantung nya yang hampir melompat keluar itu.
" Lain kali hati hati Felicia, untung gue yang nangkep coba satpam depan behh beruntung bener tuh satpam nangkep cewek cantik yang hampir terjungkal. " Ucap Rendy dengan kekehan yang mengejek.
" Apaaa... " Pekik Felicia kesal menatap tajam Rendy yang menjauh.
" Lo jangan banyak pikiran deh Fell, bahaya untung aja tadi ada kak Rendy cuba enggak apa kagak bengek lo jatuh dari atas ke bawa haaa.. " Cantika nampak kesal melihat tingkah ceroboh sahabat nya itu.
" Iya Fell, takut gitu kita tukeran tadi jadi gue yang di peluk kak Rendy buka elooo.. " Sherly nampak sedikit kesal sembari memainkan rambut nya.
" Gue juga ogah kalau di tanya mau jatuh apa kagak, udah ah malu gue. " Ucap Felicia yang kembali berjalan menuju kantin sekolah di ikuti oleh para sahabatnya yang sibuk terkikik di belakang Felicia yang kesal.
ROFTOOP SEKOLAH
Rendy bersandar sembari menetralkan jantung nya yang berdegup kencang, kejadian beberapa menit lalu benar benar menghentikan dunia nya.
" Gak gak gak, semua ini gak boleh terjadi. " Ucap Rendy mengeluarkan rokok dari saku nya.
Dio dan Samuel menghampiri Rendy yang sedang merokok di rooftop sekolah itu dengan tatapan aneh.
" Lo kenapa?. " Ucap Samuel merebut bungkus rokok dari tangan Rendy.
Pemuda itu acuh dan hanya mengangkat bahu nya begitu saja sembari menikmati rokok nya. Mereka sudah menjadi rooftop sekolah tempat di mana mereka akan bertemu dan membicarakan banyak hal merokok adalah hal biasa bagi mereka dan tidak ada yang berani menegur mereka.
Rendy berjalan berdiri di pembatasan rooftop itu menatap seseorang yang selalu membayangkan isi kepala nya, menghembuskan asap kelangit dengan perasaan campur aduk.
" Lo suka sama Felicia?. " Ucap Dio seketika membuat tubuh Rendy membeku.
" Ren, lo gak mungkin kan suka sama Felicia?. Ha ha. maksut kita loo gak mungkin menyukai gadis yang sudah jelas sahabat lo juga tertarik sama dia, walaupun kita tahu jika dia mungkin tidak bisa memiliki gadis itu. " Ucap Samuel menengahi tuduhan Dio terhadap Rendy.
" Gak lah. Mana mungkin gue suka sama Felicia, gadis berisik banyak omong. Dia bukan tipe gue, kalian juga tahu kan tipe gadis yang gue pengen dan itu tidak ada di gadis itu satu pun tidak ada. " Ucap Rendy. Meski begitu tatapannya lurus ke arah Felicia dan teman teman nya yang sedang makan di kantin dan sesekali bercanda gurau.
Dio menepuk bahu Rendy pelan mengikuti ekor mata sahabatnya itu yang jelas jelas berada lurus di bawah sana di mana Felicia sedang makan.
" Kita kenal gak sehari dua hari kan. " Ucapan Dio seketika membuat kecanggungan di antara mereka bertiga. Rendy membuang rokok nya yang tersisi sedikit kemudian menginjak nya dengan keras.
" Gue mau kerumah sakit jenguk Argha, sapa tau dia udah sadar dan yang sadar bukan anak lemah itu. " Gumam Rendy meninggalkan kedua sahabat nya.
Mereka saling pandangan dan saling bertukar pikiran.