“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
“Rea, bagaimana perasaanmu? Sudah membaik?” tanya Jeremy seraya duduk di sofa bersama Rea, di sisinya Rexan duduk sambil melipat tangan di dada.
“Aku sudah tidak apa-apa, Jem. Tapi aku sekarang mencemaskan anak-anakku,” jelas Rea meremas jemarinya. “Aku takut pada kondisi Ruchia. Dia pasti sedang kesakitan melawan penyakitnya. Aku harus segera menemukan mereka." Ia tak bisa tenang.
Jeremy menarik satu tangan Rea, menggenggamnya dengan hangat. “Kamu tenang saja, Rea. Aku akan menemukan mereka untukmu,” ucap Jeremy lalu terkejut melihat Rexan turun tiba-tiba dan melepas genggamannya dari Rea.
“Janan pegang Mama Leja, Paman.”
Jeremy menarik napas kasar, membuangnya dengan perasaan kesal. Baru kali ini Rexan menyebalkan di matanya.
“Rexan, dia bukan…” Belum sempat Jeremy menyelesaikan ucapannya, Azelio datang.
“Kau ingin mencari mereka? Mencari Rea selama lima tahun saja kau tidak berhasil. Terlalu percaya diri juga tidak baik, Jeremy.”
Rexan mengangguk setuju, kemudian bocah itu mendekati Ayahnya. “Papa, bica nda cali meleka?” tanya Rexan dengan penuh harap.
“Tentu saja, Papa bisa melakukannya. Itu sangat mudah, Nak,” jawab Azelio membuat Rexan senang. Sikap Ayahnya hari ini begitu berbeda pada saat ada Emira.
“Talo gitu, napa nda cali Mama Leja dali dulu, Papa?”
Hening! Suasana mendadak hening setelah pertanyaan itu terlontar dari mulut mungil Rexan. Jeremy kemudian tersenyum miring.
“Rexan, kamu harus tahu, Ayahmu tidak menyayanginya, bahkan dia membenci Rea.”
Rexan terdiam sesaat sebelum mendongak menatap Ayahnya. “Napa Papa nda tayang Mama Leja? Mama Leja baik, tantik, matanan dibuat juga enak. Lasana cepelti matanan lestolan bintang lima. Napa Papa benci Mama Leja? Apa talah Mama?” tanya Rexan tanpa jeda. Mukanya yang polos menggambarkan kekecewaan.
“Karena….” ucap Azelio mendadak berhenti begitu ponselnya berdering. Panggilan dari sekretaris Bob yang menyampaikan bahwa pihak rumah sakit tetap bersikeras tidak bisa menyerahkan catatan medis si kembar.
“Baiklah, Bob. Saya sendiri yang akan ke sana. Tunggu saya,” ucap Azelio sebelum memutuskan panggilan.
“Papa, mau kemana?” tanya Rexan menarik celana Ayahnya sebelum Ayahnya berbalik badan.
Azelio melirik Jeremy dan Rea. Lalu pria itu menyuruh Jeremy membawa pulang Rea dan Rexan ke rumah.
“Rexan, tetap di samping Ibumu, sekarang Papa mau menjemput adik-adikmu,” jelas Azelio.
“Adik? Lejan puna adik benelan?” gumam bocah itu seakan tidak percaya.
“Hm, dua anak yang mirip denganmu itu adalah adik kandungmu.”
Rea seketika mengalihkan pandangannya pada Azelio usai mendengar itu. Begitu pula Jeremy. Sementara Rexan, senang.
“Tunggu!” Rea berdiri hendak bertanya apa maksud “kandung” itu, tetapi Azelio tidak mau meladeninya.
“Simpan pertanyaanmu nanti saja, sekarang aku sibuk.”
Rea tertunduk sedih, sikap Azelio masih sama dinginnya di masa lalu. Melihatnya pun hanya setengah-setengah. Rea hanya dilirik lalu Azelio pergi begitu saja.
Mungkin dia tidak akan pernah membuka hati untukku selamanya.. tapi tidak apa-apa, asalkan dia masih mau bertanggung jawab pada anak-anakku.
Walaupun sakit dicampakkan kembali, Rea sudah tidak peduli lagi. Di perjalanan, Rea bertanya tentang kondisi Emira pada Jeremy yang mengemudi mobil. Di sisi Rea, Rexan duduk sambil memeluk tangan Ibunya. Seperti anak ayam tidak mau jauh dari sang induk.
Jeremy hanya menjawab seperlunya karena ia juga tidak tahu pasti perkembangan kondisi jantung Emira. Tetapi yang jelas kini Emira menghilang dan mengancam Azelio akan bunuh diri jika Azelio berani mencari keberadaannya.
Tentu saja Rea kaget mendengar itu. “Dia menghilang? Apa jangan-jangan karena aku kembali?”
“Rea, ini bukan salahmu. Dia menghilang karena tidak ingin menikah dengan Azelio.”
“Mengapa? Bukankah mereka saling cinta? Mengapa mereka tidak menikah?” tanya Rea merasa heran.
“Mungkin saja Emira sudah tidak cinta pada Azelio. Makanya jalan satu-satunya agar dia lepas dari Kakakku, hanya dengan cari ini,” tutur Jeremy juga heran. Sementara Rexan, ia bingung mengartikan percakapan mereka.
Dikira pulang ke rumah Pak Ezton, mobil Jeremy malah membawanya ke rumah orang tuanya, kediaman Sayersz yang lima tahun lalu sudah ia tinggalkan. Berdiri di depan rumah itu, memicu adrenalin Rea. Tubuhnya terasa kaku dari ujung kepala hingga kaki.
“Rea, ayo masuk!” Ajak Jeremy ingin meraih tangan Rea untuk digandeng, tetapi Rexan lebih cepat menggapainya, membuat Jeremy mendesis jengkel. Paman dan keponakan itu saling bertatap-tatapan sengit. Sedangkan Rea, wanita itu dilanda ketakutan hebat. Ia takut Ibu mertuanya marah besar dan tidak menerimanya lagi. Terutama Papa Joeson mungkin saja sudah mempersiapkan hukuman untuknya.
“Mama Leja, cini macuk baleng Lejan. Ental Lejan kenalin tama Mami dan Papi,” mohon Rexan menarik-narik Rea.
Tenang Rea… di sisimu masih ada Jeremy. Dan juga anak ini..
______
Rexan penakut, sanggup marahin Kakeknya?
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo