NovelToon NovelToon
Diantara Pelukan Dan Peluru

Diantara Pelukan Dan Peluru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Dia adalah William Shakespeare."

Entah mengapa saat mendengar nama itu, tubuh Marcello tiba-tiba menegang.

"Dia bukan hanya pemimpin Nyx, tapi dia yang menciptakan semuanya. Dia yang mengatur siapa yang boleh hidup dan siapa yang boleh mati. Dia yang mengontrol semuanya."

Jacob menyerahkan sebuah dokumen kepada Marcello.

"William Shakespeare merupakan ceo dari perusahaan senjata internasional. Tapi dibalik layar, Ia adalah otak dari Nyx Division. Selain itu, dia adalah orang yang menciptakan ku menjadi mata-mata yang paling mematikan di dunia."

Marcello mencengkram lengan kursinya dengan wajah syok seakan tidak percaya.

"Itu tidak mungkin. Dia adalah.... dia adalah sahabat baik ayahku." katanya.

"Tapi kau harus mempercayainya. Karena itu adalah fakta."

"William Shakespeare membentukku, dan mengajari ku bagaimana cara mencintai, mengkhianati dan menghilang tanpa jejak.

"Tapi dia tidak pernah mengajari ku bagaimana caranya menjadi manusia."

Jacob tiba-tiba menyerahkan sebuah flashdisk kepada Arabella. Ia mencurinya dari salah satu anggota Nyx yang sudah tewas.

"Pesan yang ditunjukkan William Shakespeare kepadamu."

Arabella memasukkan flashdisk ke layar proyektor kecil.

Saat layar menyala, wajah William Shakespeare muncul disana. Pria paruh baya itu tersenyum tipis dan menatap ke depan dengan tatapan tajam.

"Agen A, aku kecewa padamu! Tapi aku tidak terkejut."

"Kau jatuh cinta dengan target mu, tapi itu adalah kelemahan yang manusiawi. Dan itulah alasan mengapa kau gagal."

"Tapi jangan khawatir, aku akan menyelesaikan misi yang sejak awal sudah kau mulai. Aku akan menjadikan Marcello sebagai penerus ku. Meski harus membunuh mu untuk mencapainya."

Layar berubah gelap, disertai dengan suasana hening.

Marcello tiba-tiba berdiri setelah mencerna semuanya.

"Dia ingin aku menggantikan ayahku di perusahaan senjata." ujarnya dengan wajah bingung.

"Ya. Dia ingin menjadikan mu bonekanya selanjutnya. Sama sepertiku dulu." balas Arabella.

"Kita tidak bisa bersembunyi ataupun kabur dari incaran mereka. Ini waktunya kita memburu orang yang memburu kita." kata Jacob menatap mereka bergantian.

#

#

#

1 bulan kemudian

Tokyo, Jepang

Mereka menjalani hari-hari mereka di Jepang dengan tenang. Anehnya, pemimpin Nyx tidak lagi mengincar Arabella. Situasi itu tentu tidak membuat Arabella tenang. Ia malah semakin waspada dengan situasi itu.

Ting

Tong

Arabella melangkah kearah pintu keluar saat mendengar suara bel dari luar. Jika itu Marcello ataupun Jacob, Ia tidak akan menekan bel jika ingin menemuinya.

Dengan wajah waspada, Arabella mengeluarkan pistolnya dan membuka pintu dengan cepat.

Deg

Seorang pria pengirim paket terkejut saat Arabella tiba-tiba menodongkan senjata api kearahnya.

"Siapa kamu?" tanya Arabella membuat tubuh pria itu bergetar.

"Saya hanya seorang kurir yang ingin mengirim paket."sahutnya dengan suara bergetar.

Arabella mengeluarkan sedikit tubuhnya dan mengamati sekitar lorong hotel.

"Buka!" perintah Arabella kepada kurir itu.

Dengan tangan gemetar, Ia membuka paket itu dengan hati-hati.

Arabella menurunkan senjatanya saat melihat hanya terdapat sebuah foto dan sebuah tulisan di dalamnya.

Mungkin beberapa luka tidak terlihat oleh mata, tapi luka itu akan terasa disetiap napas.

Arabella memegang foto tua itu dengan wajah bingung. tapi, Ia tentu ingat dengan jelas siapa pria yang ada di foto itu.

#

#

#

Malam hari

Arabella duduk di atas tempat tidur menunggu kedatangan Marcello. Ia menatap foto yang ada di tangannya dengan tatapan kosong, tapi terselip sedikit luka dan rasa panik disana.

Marcello membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

"Apa ada hal yang ingin kau katakan padaku?" tanyanya tiba-tiba dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Arabella menggeleng dengan cepat dan buru-buru menyembunyikan foto tua dibalik jacket hitam yang dikenakannya.

"Tidak ada. Sekarang waktunya tidur. Kita harus bangun lebih awal besok pagi."

Marcello menatap wajah Arabella dengan tatapan yang tak biasa. Ia tahu kalau wanitanya sedang berbohong.

#

#

#

Keesokan harinya

Saat terbangun dari tidurnya, Marcello dikejutkan dengan kedatangan sebuah drone berwarna hitam yang terbang di luar jendela.

Ia buru-buru turun dari atas tempat tidur dengan wajah panik.

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara familiar dari drone itu.

"Marcello... ada satu rahasia besar yang disembunyikan Arabella darimu. Menurutku hari ini rahasia itu sudah saatnya kau tahu."

Suara dari drone itu merupakan suara William Shakespeare.

Tak berselang lama sebuah rekaman video muncul di jendela.

Seorang pria sedang duduk di kursi roda dengan wajah panik menatap kearah Arabella. Sementara wanita itu berdiri di depannya, dan menodongkan senjata api kearahnya.

"Apa kau ingin tahu siapa yang membunuh ayahmu 4 tahun yang lalu?"

Suara William Shakespeare kembali terdengar setelah rekaman video itu berakhir.

"Ayahmu mati bukan karena bunuh diri ataupun keracunan. Tapi--"

"Stop!" Arabella tiba-tiba masuk ke dalam kamar dengan wajah pucat.

Terdengar suara gelak tawa puas dari arah drone.

"Jangan dengarkan omong kosong pria tua itu. Dia sedang berusaha mencari cela untuk menghancurkan hubungan kita."

"Dari rekaman video barusan, kau bisa menyimpulkan apa yang terjadi setelah adegan itu."

"Ayahmu mati karena dibunuh oleh wanita yang ada di depanmu. Ia memasukkan racun dengan paksa ke mulut ayahmu atas perintah ku."

William Shakespeare tertawa puas dari seberapa sana. Tak berselang lama, drone itu ditembak dari jauh.

Marcello menatap Arabella dengan wajah datar dan tatapan dingin. Arabella menunduk dengan tubuh bergetar.

"Kau--"

"Marcello, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau pria itu adalah ayah mu. Aku hanya melaksanakan perintah yang diberikan William Shakespeare kepadaku."

"TAPI KAU TIDAK MENGATAKAN APA-APA SEJAK TADI MALAM!" bentak Marcello dengan tatapan berapi-api.

Arabella melangkah kearah Marcello dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

"Aku tentu saja tidak bisa mengubah masa lalu. Tapi aku tulus mencintai mu bukan karena misi ataupun perintah. Aku tulus mencintai mu karena kau satu-satunya orang yang membuatku merasa hidup di dunia ini."

Marcello mundur satu langkah dan menatap Arabella dengan wajah tak percaya.

"Kau telah membunuh ayahku! Bukan hanya ayahku yang kau sakiti, tapi juga ibuku!" teriak Marcello dengan marah.

"Ibuku harus berakhir di rumah sakit jiwa karena depresi atas kematian ayahku! Dan kau masih sempat-sempatnya membahas masalah perasaan mu padaku!"tambahnya menatap Arabella tajam.

"Aku tidak bisa bersama wanita pembunuh seperti mu! Bahkan jika kita bersama, hati dan tatapanku akan dipenuhi dengan dendam dan kebencian."

Wajah Arabella berubah pucat, tapi Ia tidak menangis. Karena sejak bergabung dengan Nyx, Ia diajarkan untuk tidak lemah.

"Pergilah." kata Arabella dengan kepala menunduk.

"Lupakan hubungan kita, dan buru William Shakespeare."

Marcello menatap wajah wanita yang Ia cintai untuk terakhir kalinya.

"Aku akan membunuh William Shakespeare dengan tanganku sendiri. Aku membunuhnya bukan untuk mu, tapi untuk ayahku." kata Marcello sebelum berlalu dari sana

1
Meylin
Dari awal baca novelnya bagus banget dan seru juga ceritanya 😍
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍
ani
Kpn update?😄
ani
Apa Arabella mati?
ani
Kereennn makin serusuh 😍
ani
🤣🤣🤣 apa kau tidak dengar perkataan mantan mu barusan? 🤩🤩
ani
Kerennnn
Dimas Ferdiansyah
ok kk saya siap ikutin karya kk yg paling bagus dan debes semangat selalu ya ka 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!