Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan
Orang-orang yang bekerja seketika berlarian saat melihat benda-benda yang bergerak sendiri. Suasana malam menjadi riuh dan gaduh.
Semua orang berlarian, dan berteriak ketakutan membuat sang punya hajat pun keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Ada apa sih kok rame banget!" Harsiwi berjalan keluar sambil memperhatikan para rewang yang berlarian meningalkan kediamannya
Matanya terpaku saat melihat beberapa kursi melayang dan berserakan.
"Ha... ha ...hantu!" serunya kemudian masuk kedalam rumah
*Brakk!!
Hera terkejut saat mendengar suara pintu rumahnya di banting.
Dengan wajah kesal ia keluar dari kamarnya.
"Siapa sih yang berisik malam-malam gini!" gerutu nya
"Ada hantu Ra!" ujar Harsiwi terengah-engah
"Hantu dimana mah, jangan ngaco deh!"
"Di depan, sepertinya dia ngamuk!" imbuhnya
"Mana ada hantu ngamuk, memangnya dia minta apa??"
Harsiwi menggelengkan kepalanya.
Hera menarik nafas panjang. Ia kemudian membuka pintu rumahnya dan melangkah keluar. Bola matanya bergerak cepat menyisir semua halaman rumahnya.
Ia terkesiap saat melihat Ayu yang sedang merusak dekorasi pernikahannya.
"Astaga, dia lagi, dia lagi. Waktu masih hidup dia suka nyusahin gue, sekarang sudah mati pun masih menyusahkan ku, dasar gak tahu diri!" gerutu nya
"Ayu??" seketika wajah asli langsung tegang mendengar ucapan Putri bungsunya
Ia segera berlari menghampiri Hera. Ia pun mengedarkan pandangannya untuk memastikan ucapan Hera. Tubuhnya tiba-tiba membeku saat melihat sosok wanita berwajah pucat sedang merusak dekorasi pengantin putri bungsunya.
"Apa itu beneran kamu, nak??" Suara Harsiwi terdengar parau
Ia tak lagi sanggup menahan air matanya.
"Ayu??"
Ayu menoleh, dan terkesiap melihat ibunya.
"Mamah??" Ayu tak kalah kagetnya saat melihat sang ibu ada di depannya
"Kenapa kamu jadi begini nak, apa kamu tidak rela lihat suami mau menikah lagi dengan adikmu??"
Ayu mengangguk pelan. Tangisan Harsiwi semakin bertambah keras membuat Hera langsung menghampirinya.
"Apa-apaan si mah, ngapain nangisin hantu penasaran kaya dia!"
"Mendingan di usir saja dari pada ngerepotin!" Hera mengeluarkan sebuah jimat pemberian Nyai Sariti dan melemparkannya kearah Ayu.
Ayu menjerit kesakitan kemudian menghilang.
Harsiwi termangu menatap putri sulungnya menghilang menjadi tiga bulan asap.
*Keesokan paginya semua warga terlihat riuh membicarakan kejadian semalam. Mereka mulai menyebut-nyebut Ayu sebagai hantu gentayangan yang tidak rela suaminya menikah lagi.
Harsiwi pun tak bisa menutup mata melihat fenomena itu. Ia yang merasa iba dengan nasih Ayu berusaha membujuk Hera untuk menunda pernikahannya dengan Adi.
"Percayalah sama Ibu nak, jika kamu dan Adi berjodoh maka kamu akan tetap menikah dengan dia bagaimana pun caranya. Tapi mamah minta padamu untuk mengundur hari pernikahan kalian. Setidaknya setelah empat puluh hari kematian Ayu, dengan begitu mungkin Ayu bisa tenang di alam sana dan tidak mengganggu kita lagi,"
"Tidak mah, pokoknya pernikahan aku dan Mas Adi harus tetap dilaksanakan tanggal 27, aku tidak mau tahu. Kalau masalah kak Ayu, biar aku yang yang akan mengurusnya. Aku jamin Ayu akan aku kembalikan ke alam baka agar ka tidak bisa menggangu kita lagi," Hera masuk ke kamarnya lagi
.
Hera mengambil ponselnya dan menghubungi Nyai Sariti.
"Aku gak mau tahu bagaimana caranya, pokonya Nyai haris melenyapkan Ayu dari dunia ini, apapaun caranya." Her memberikan amplop coklat berisikan Uang epada Nyai Sariti.
Lakukan sekarang atau kau akan jadi dla bukan,h hmm
mgkin klo udh nemu yg pas dan ccok agak nya ayu akan tenang dan g gentanyangan lagi
apa setiap kali dpt lwt makanan apa ya jd ceoet kena juga itu si adi
rasuki suster itu
dan bilang jauhi dia serta menarik apa yg sudah di kirimkan sm hera wow keren dehh
jgn biarkan dia sng dan jgn birkan dia mengiasi semuanya
lawan ayuu