Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Saat ini Aslan dan Nayla sudah sampai di rumah. Baru saja membuka pintu mereka dikejutkan oleh papa Dion dan mama Nadia yang duduk di sofa ruang tamu.
"Kalian dari mana?" tanya mama Nadia.
"Kami baru saja pulang dari rumah sakit ma." ujar Nayla.
Nayla menyadari ada yang tak beres dari raut wajah kedua mertuanya.
"Aslan kamu duduk. Ada yang ingin papa bicarakan." suruh papa Dion.
"Nayla sebaiknya kamu ke kamar saja sayang." suruh mama Nadia.
Meskipun masih penasaran namun Nayla tak punya pilihan lain. Mau tidak mau akhirnya ia segera ke kamar dan meninggalkan Aslan bersama kedua mertuanya.
"Apa benar kamu masih berhubungan dengan Kiara seperti yang dibilang oleh Shila?." tanya papa Dion.
"Astaga itu nggak mungkin pah. Aku hanya membawanya ke rumah sakit karena dia kecelakaan tepat didepan kantor." Jawa Aslan.
"Apa kamu masih ada perasaan sama dia?" tanya mama Nadia.
"Aku udah nggak punya perasaan apa-apa sama dia ma, pa. Aku saat ini hanya mencintai Nayla. Waktu aku juga membawanya kerumah sakit aku sudah memastikan bahwa perasaan aku sama dia itu sudah lenyap dan yang tersisa hanya kasihan saja." ujar Aslan panjang lebar.
"Papa pegang omongan kamu. Tapi kalau papa mendengar kamu masih berhubungan dengan Kiara dan menyakiti hati menantu papa jangan salahkan papa kalau papa memisahkan kalian." ancam papa Dion pada Aslan.
"Iya mama setuju pah. Nayla itu wanita yang baik dan tulus jadi tidak sepantasnya kamu menyakitinya. Walaupun kamu anak mama dan papa tapi kalau kamu melakukan kesalahan maka mama dan papa yang akan menghukum kamu." kata mama Nadia.
Kedua orang tua Aslan sudah merasa sangat menyayangi Nayla. Walaupun baru beberapa Minggu mengenalnya tapi mereka sudah bisa menilai Nayla memiliki hati yang tulus.
"Iya mama dan papa tenang saja. Aku juga nggak mungkin menyia-nyiakan istriku." ujar Aslan.
"Kalau begitu aku menyusul Nayla dulu." Sambung Aslan.
Orang tua Aslan hanya menganggukkan kepalanya. Lalu Aslan mulai berjalan menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar ia melihat Nayla yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Mas mama dan papa bicara apa sama kamu kok wajah mereka berdua terlihat tegang?" tanya Nayla tak sabaran begitu melihat sang suami datang.
"Tidak apa-apa sayang." kata Aslan.
"Mas nggak mungkin tidak apa-apa. Aku melihat mereka seperti ingin mengintrogasi kamu." ujar Nayla.
"Hahaha kamu ini ada-ada saja. Memangnya mereka itu polisi dan aku ini tersangka yang harus mereka interogasi." Ujar Aslan tak mampu menahan tawanya melihat kekepoan sang istri.
"Sudahlah sayang jangan bahas itu lagi. Aku juga mau membersihkan diri dulu." kata Aslan. Sebelum masuk ke kamar mandi Aslan sempat mencuri cium dibibir sang istri.
Cup
"Mas kok cium-cium sih." kesal Nayla.
~~
~~
Dirumah sakit, Kiara masih tak berhenti menangis.
"Ini semua gara-gara mami dan papi. Aslan begini karena perbuatan kalian, andai saja waktu itu kita tidak menghianati keluarga Aslan pasti saat ini aku dan Aslan sudah hidup bahagia." ujar Kiara.
"Kiara sudahlah lupakan saja Aslan. Kamu tidak dengar, tadi dia mengatakan kalau ia sangat mencintai istrinya." kata mami Kiara.
"Nggak mi. Aku nggak terima, aku bahkan rela meninggalkan Steven demi bisa bersama Aslan."
"Itu karena kebodohan kamu sendiri Kiara. Papi sudah bilang dari awal kamu menikah saja dengan Steven karena sampai kapanpun Dion dan Nadia tidak akan merestui hubungan kalian." Sahut papinya.
"Aku bersumpah akan merebut Aslan lagi. Aslan itu cuma punya aku bukan wanita kampung itu." ujar Kiara dalam hati.
"Sudahlah sebaiknya kamu istirahat saja jangan menangis lagi." ujar mami Kiara.
Lalu Kiara mulai memperbaiki posisi tidurnya di bantu oleh sang mami.
Setelah memastikan Kiara telah tertidur. Mami Kiara menyuruh sang suami keluar dari ruang rawat Kiara.
"Papi mami mau bicara tapi kita diluar saja agar tidak menganggu waktu tidur Kiara." ajak mami Kiara.
Lalu mereka berdua keluar dari ruang rawat Kiara. Saat keduanya sudah berada diluar mereka duduk di kursi depan kamar Kiara.
"Papi mami tidak tega melihat Kiara seperti ini. Dia terlihat sangat terguncang setelah mengetahui Aslan menikah." ujar mami Kiara.
"Lalu kita harus bagaimana lagi mi?" Kata papi Kiara sambil memijat keningnya. Ia sama halnya sang istri yang juga merasa kasian terhadap sang putri.
"Apa tidak sebaiknya kita ke rumah Aslan. Lalu kita meminta maaf atas kesalahan kita di masa lalu. Mami juga yakin bahwa saat ini Aslan masih mencintai Kiara."ujar mami Kiara.
Mendengar perkataan istrinya papi Kiara langsung menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Tidak. Mereka pasti akan besar kepala jika kita datang kesana dan meminta maaf. Aku tidak Sudi melakukan itu." Ujar papi Kiara dengan tegas.
"Pih setidaknya lakukan ini demi putri kita." Mohon mami Kiara.
"Kalau papi bilang tidak yah tidak." ujar papi Kiara lalu meninggalkan sang istri sendiri.
~~
~~
Kembali ke rumah mewah keluarga Aslan. Saat ini Nayla dan Aslan sedang asyik bermesraan di gazebo yang berada di taman belakang rumah.
Aslan saat ini sedang berbaring dengan paha Nayla yang mnjaadi bantal. Sedangkan Nayla, ia sedang mengusap rambut Aslan dengan lembut.
"Sayang kamu mau nggak pergi honeymoon?" tanya Aslan sambil mengambil tangan Nayla yang berada di kepalanya lalu menciumnya dengan lembut.
"Honeymoon kemana mas?" tanya Nayla.
"Kamu mau kemana?" Tanya Aslan juga.
"Aku sih pengen banget ke Korea Selatan mas. Tapikan dulu waktu papa tawarin kita untuk bulan madu mas nolak katanya sibuk." ujar Nayla yang masih mengingat saat sang suami menolak tawaran bulan madu dari papa Dion.
"Waktu itu aku memang sibuk sayang. Walaupun sekarang juga masih sibuk tapi aku berubah pikiran." ujar Aslan.
"Mas kamukan baru beberapa hari jadi CEO, masa udah bolos lagi kan nggak enak."
"Kamu nggak enak sama siapa sayang kan aku bosnya jadi nggak masalah."
"Pokoknya secepatnya kita akan bulan madu. Aku bakal suruh Roy untuk mengatur jadwalnya jadi kamu tenang saja. Okey." Lanjut Aslan.
"Ya sudah aku ikut mas Aslan saja." Kata Nayla.
"Nah gitu dong." Ujar Aslan.
"Mas kita masuk yuk ini udah mulai gelap." Ajak Nayla.
Lalu Aslan bangun dari tidurnya. Kemudian mereka berdua berjalan masuk ke rumah.
Begitu akan menaiki tangga menuju lantai dua. Mereka berpapasan dengan Shila yang sudah rapi.
"Kamu mau kemana Shila?"tanya Aslan.
"Aku ada janji sama teman kak." Jawab Shila.
"Laki-laki atau perempuan?" Tanya Aslan lagi.
"Ya ampun kakak ini kenapa kepo sekali sih." ujar Shila.
"Jawab saja shil." Kata Aslan.
"Kakak tenang saja dia perempuan kok. Kak Nayla harus sabar yah menghadapi suami kakak yang posesif ini sama adiknya saja begini apalagi istrinya." Ujar Shila pada Nayla.
"Itu bagus dong shil. Itu tandanya Aslan mengkhawatirkan kamu." Ujar Nayla lembut.
"Hmm Iyah sih. Ya sudah aku pergi dulu kalau begitu." Kata Shila lalu meninggalkan Nayla dan Aslan.
Kemudian Nayla dan Aslan kembali berjalan menuju kamarnya.