Luka Yang Terdalam

"mom apa kau tidak kejam dengan menantu kita " tanya Winata .

"apa yang perlu di kasihani , dia itu tak ada guna nya masih untung di kita tampung kalau tidak mau tinggal di mana dia , asal dad ingat dia hanyalah wanita yang beruntung sudah putra kita nikahi tapi lihat apa balasan nya kita ingin cucu bukan nya di kasih malah sampai sekarang tidak ada pertanda akan kehamilan " jawab Riska sombong .

"mom , apa mom lupa jika dulu kita susah memiliki keturunan " Winata mengingatkan .

"dad .... " protes Riska .

"dad bukan ingin mengungkit masa lalu kita, tapi dad hanya bilang jangan sampai mom menyesal sudah menyakiti Hana " ucap Alvin bijak , setelah itu winata langsung meninggalkan Riska seorang diri .

"dasar dad, walaupun aku susah memiliki keturunan tapi lihat sekarang aku sudah memiliki seorang putra " bangga Riska .

"memang apa yang bisa di bangga kan pada diri nya , sekolah hanya sampai SMA sedangkan putra kita kuliah di luar negeri dan sekarang sudah menjadi pemimpin , kan tidak sebanding , huhhh kenapa nasib keluarga kami begitu memalukan tapi sekarang tidak lagi menantuku sudah model terkenal bahkan seluruh dunia sudah mengetahuinya , pasti tidak ada lagi tetangga yang membicarakan keluarga ini yang tidak memiliki keturunan, seperti nya tubuh ku perlu istirahat " ucap Riska lagi dan langsung menyusul suaminya yang sudah pergi dahulu dan mungkin sekarang sudah enak tiduran .

sedangkan di kamar utama seorang wanita masih sibuk membereskan barang-barang miliknya , yang perlu dia ingat jangan smpai ada barang nya yang tertinggal .

"kenapa aku belum hamil juga, setiap aku cek selalu subur dan mas Alvin jika di ajak cek selalu sibuk , padahal kata dokter aku datang dengan suami dan sekarang aku di salahkan " ucap Hana .

"Hana kau harus sabar, percaya lah jika tuhan tidak menguji hambanya sebatas hambanya , tapi bagaimana jika aku tidak tahan ,,, tuhan apa yang harus ku lakukan " ucap Hana pilu .

"Alhamdulillah sudah selesai " setelah selesai membereskan barang miliknya , Hana dengan pelan membawa barang miliknya ke bawah .

Tok Tok Tok ...

"nona , ada yang saya bantu , tap...... " maid menjeda ucapan nya saat melihat tas berang di samping nona mereka .

"nona, nona mau pergi kemana " tanya maid bingung .

"bik Hana tidak pergi tapi ....." hanya menjeda ucapannya , bagaimana cara dia mengatakan maksud kedatangannya ini .

"tapi apa nona ... " tanya maid penasaran .

"tapi, apa saya boleh jika ikut tidur di sini " ucap Hana tak enak.

"nona, kamar kami kecil dan panas apa nona tidak apa , bahkan nona tidak pantas untuk tidur di sini ini kamar pekerja di sini " beritahu maid,bukan maksud dia tak ingin berbagi jelas dia mau tapi kenapa dia ingin tau kenapa nona mereka harus bergabung di kamar pembantu bukan kah itu tak pantas .

"ah,,, tidak apa biar saya di tempat lain saja kalau begitu " ucap Hana tenang .

"nona tunggu , Hana menghentikan langkah nya , masuk lah " ajak maid .

"apa tidak apa bik " tanya Hana .

"jelas tidak apa , tapi maaf nona kamar kami panas karna AC nya mati " beritahu maid lagi .

"nona ..... " ucap maid yang lain terkejut akan kedatangan nona mereka .

"maaf bik apa saya boleh gabung " ucap Hana berharap , siapapun yang mendengar pasti merasa kasihan .

"tentu , mari sini nona " sambut mereka .

"terima kasih bik " jawab Hana senang .

"nona maaf jika kasur nya hanya ini " mereka tidur di kasur bawah , karna dalam kamar itu terdiri dari 3 maid .

"tidak apa-apa bik , ini lebih dari cukup kok " jawab Hana lagi .

"nona .... "