NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Mulai Retak?

Gedung kantor itu sudah sunyi ketika Bastian tiba. Hanya beberapa lampu di lantai atas yang masih menyala.

Saat ia masuk ke ruangan inti kantor itu, ia mendapati seseorang masih duduk di meja dengan setumpuk dokumen.

“Nathalie?” alis Bastian terangkat sedikit.

Wanita itu mendongak, tersenyum tipis. “Hai Pak, akhirnya bapak kembali. Saya menunggu untuk menyelesikan laporan yang tadi tertunda.”

Bastian sempat terdiam sejenak. Ada sesuatu dalam dirinya yang tersentuh. Nathalie benar-benar serius bekerja disini, loyalitas seperti ini tidak mudah ditemukan.

“Kamu seharusnya pulang. Ini sudah larut.”

Nathalie tersenyum kecil, suaranya dibuat tenang. “Tidak apa, Pak. Saya hanya ingin memastikan semua beres.”

Bastian menghela napas, “Baiklah, kamu ke ruangan ku, kita selesaikan bersama.”

Nathalie tersenyum dan mengikuti Langkah Bastian.

Di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Bastian dan Nathalie. Mereka tenggelam dalam tumpukan berkas, sesekali berdiskusi singkat.

Bastian dengan sekuat tenaga untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran liarnya pada malam ini. Status Nathalie yang sebelumnya pernah ia gunakan, sangat menganggu pikirannya saat ini.

… … …

Waktu berjalan cepat, jarum jam menunjuk hampir pukul sepuluh malam. Ketika mereka akhirnya selesai, Bastian berdiri dan meraih kunci mobil. Ia menoleh pada Nathalie yang sedang merapikan meja.

“Ayo, aku antar pulang.”

Nathalie sempat terkejut, lalu mengangguk pelan. “Terima kasih, Pak.”

Perjalanan mobil berlangsung sunyi. Kota sudah mulai lengang, lampu jalan berkelebat melewati kaca. Nathalie mencuri pandang ke arah Bastian yang duduk kaku di belakang kemudi, wajahnya kusut dan lelah.

Mobil itu berhenti di depan Kawasan apartemen yang sebelumnya sudah diberi tahu oleh Nathalie.

“Sudah sampai. Turunlah.” dingin suara Bastian kembali terdengar.

Hening sejenak tercipta. Saat hendak turun, Nathalie tiba-tiba menoleh dan mencondongkan tubuhnya ke depan, sedikit lebih dekat dengan Bastian. Dan—

Srett…

Nathalie tiba-tiba memeluk Bastian.

“Pak… Anda terlihat sangat Lelah.” bisiknya.

Bastian terdiam. Tubuhnya kaku, tidak membalas, hanya membiarkan pelukan itu.

Nathalie sengaja menahan pelukan itu lebih lama dan mencoba mengelus punggung Bastian yang masih terbalut kemeja.

Sinyal berbahaya langsung muncul di benak Bastian. Bastian langsung tersadar. Ia menepis tubuh Nathalie dengan tegas.

“Cukup, Nathalie. Istirahatlah” Suaranya dingin, tegas, penuh batas.

Mata Nathalie sedikit berkaca, ia mengangguk pelan lalu segera turun dari mobil. Bastian menarik napas panjang, menyalakan mesin, dan melajukan mobil pergi tanpa menoleh lagi.

Bastian benar-benar Lelah saat ini.

...****************...

Di penthouse, Sena duduk di sofa dengan handphone di tangannya. Berkali-kali ia mencoba menelepon Bastian, tapi nada sambung selalu berakhir dengan suara operator.

“Kenapa tidak aktif, Bas…” gumamnya lirih, air matanya menetes lagi.

Ia menunggu dalam diam, memeluk bantal, dan sesekali terisak.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam ketika akhirnya suara pintu depan terdengar.

Bastian masuk, wajahnya dingin. Ia menutup pintu pelan lalu langsung berjalan ke arah tangga, tanpa menyapa dan menoleh ke arah Sena.

“Bastian…” Sena segera bangkit, menghampiri dan meraih lengannya. “Aku minta maaf, tolong jangan marah lagi. Aku janji nggak akan ulangi—”

Bastian menghentikan langkah, menoleh sekilas dengan wajah keras. Ia menepis tangan Sena dengan kasar. “Aku ngantuk.”

Tepisan itu membuat Sena sedikit terhuyung ke belakang. Jika saja tubuhnya tidak seimbang, wanita itu bisa jatuh.

Air matanya jatuh lagi. Sena hanya bisa menatap punggung Bastian yang berjalan naik, meninggalkannya di bawah.

… … …

Beberapa menit kemudian, Sena sudah berbaring di tempat tidur. Isaknya masih terdengar pelan, tubuhnya gemetar menahan tangis.

Bastian keluar dari kamar mandi, wajahnya tetap dingin. Saat mendengar tangisan itu, ia menatap Sena dengan ekspresi tajamnya.

“Berhenti menangis,” ucapnya ketus. “Aku pusing.”

Sena menoleh dengan mata basah, suaranya parau. “Bastian aku…merasa bersalah…”

Namun Bastian sudah berbaring membelakangi, menutup mata tanpa menanggapi lagi.

Sena memeluk dirinya sendiri di sisi ranjang, menangis tertahan hingga matanya terasa perih. Malam itu, jarak di antara mereka terasa begitu jauh, seakan ada dinding tebal yang tiba-tiba dibangun memisahkan hati keduanya.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
sya
terlalu banyak masalah sih inimah kapan bahagianya, menderita terus perasaan
Zalirang
.
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!