NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Target terakhir

Najwa duduk di kantin sambil mengamati Rizki yang lagi makan siang bersama teman-temannya. Sudah dua hari sejak skandal Indah tersebar, dan sekarang giliran ketua kelas yang munafik itu untuk merasakan karma.

Rizki Pratama. Cowok yang selalu berlagak sebagai siswa teladan, nilai bagus, sopan sama guru, tapi diam-diam ikut nge-bully Najwa. Bahkan dia yang paling licik karena selalu nutupin kebenciannya di balik topeng kesopanan.

"Najwa, kamu kenapa dari tadi ngeliatin Rizki terus?" Sinta bertanya sambil duduk di sebelahnya.

"Nggak, aku cuma mikir aja." Najwa mengalihkan pandangan sambil menyuap nasinya.

"Mikir apa?"

"Mikir betapa munafik orang-orang di sekolah ini."

Sinta menatap Najwa dengan tatapan yang sulit diartikan. "Najwa, akhir-akhir ini kamu suka banget ngomongin kemunafikan orang lain."

"Emang kenapa? Aku cuma jujur aja."

"Tapi kamu sendiri gimana? Kamu yakin nggak munafik?"

Najwa menoleh ke Sinta dengan mata yang agak dingin. "Maksud kamu apa?"

"Nggak ada apa-apa. Cuma... aku khawatir sama kamu."

"Khawatir kenapa? Aku baik-baik aja."

Sinta mengangguk pelan, tapi matanya masih menatap Najwa dengan penuh keraguan.

Sore itu, Najwa mulai mengamati rutinitas Rizki. Cowok itu memang punya jadwal yang teratur banget. Setiap hari Selasa dan Kamis ikut les matematika, Jumat sore main futsal, dan Sabtu pagi ikut kegiatan PMR.

Yang menarik perhatian Najwa adalah kebiasaan Rizki yang sering mampir ke warnet setelah les matematika. Dia selalu sendirian dan duduk di komputer paling pojok yang agak tersembunyi.

"Apa yang dia lakuin di warnet ya?" Najwa bergumam sambil mengamati dari café seberang jalan.

Kamis sore, Najwa ikutin Rizki ke warnet seperti biasa. Dia pura-pura jadi customer dan nyewa komputer yang agak dekat dengan tempat Rizki, tapi masih bisa mengamati layar monitornya dari sudut tertentu.

Rizki buka website yang familiar banget - situs judi online. Najwa melotot ngeliat Rizki masukin angka-angka di form betting sambil sesekali ngecek saldo di hp.

"Gila, Rizki judi online?" Najwa berbisik sambil cepet-cepet nyalain kamera mini di hp-nya.

Tapi ternyata itu bukan akhir dari surprise. Setelah main judi, Rizki buka situs yang lebih mengejutkan lagi - situs dewasa yang nggak pantas dikunjungi anak sekolahan.

Najwa terus merekam sambil merasa jijik. Rizki yang selalu berlagak alim dan jadi contoh siswa teladan, ternyata kecanduan judi sama situs porno.

"Dasar munafik." Najwa bergumam sambil terus merekam aktivitas Rizki.

Sekitar satu jam kemudian, Rizki selesai dan keluar dari warnet. Najwa tunggu beberapa menit sebelum ikut keluar.

Di jalan, Najwa sempet lihat Rizki ketemu sama beberapa cowok yang keliatan seperti preman. Mereka ngobrol sebentar, terus Rizki kasih amplop ke salah satu dari mereka.

"Ini bayaran minggu ini." Rizki bilang sambil ngasih amplop.

"Kurang nih, Rizki. Lu udah telat bayar dua minggu."

"Maaf, Bang. Minggu depan aku kasih lebih."

"Jangan ngaret lagi. Nanti bunganya nambah."

Najwa masih merekam dari jauh. Ternyata Rizki nggak cuma main judi, tapi juga ngutang sama rentenir buat modal judi.

"Perfect. Ini lebih dari cukup buat ngehancurin reputasinya." Najwa tersenyum sambil cek hasil rekamannya.

Malam itu, Najwa edit semua video dan screenshot yang dia dapet. Ada Rizki main judi online, buka situs dewasa, ketemu rentenir, sampai ngasih duit ke debt collector.

"Rizki Pratama, siswa teladan yang sesungguhnya." Najwa bergumam sambil bikin caption buat posternya.

Jumat pagi, Najwa dateng lebih pagi lagi ke sekolah. Kali ini dia bikin poster yang lebih provokatif dengan judul: "RIZKI PRATAMA - Ketua Kelas yang Bermuka Dua. Judi Online + Situs Dewasa + Utang Rentenir \= Siswa Teladan?"

Poster itu dia tempel di semua tempat strategis kayak dua kali sebelumnya. Bahkan dia bikin yang lebih besar buat ditempel di gerbang sekolah.

Jam tujuh pagi, reaksi siswa lebih heboh dari dua skandal sebelumnya.

"RIZKI JUDI ONLINE?"

"Ketua kelas kita ternyata begini?"

"Astaga, dia buka situs porno juga!"

"Jijik banget! Selama ini dia sok alim!"

"Pantas aja dia sering pinjam duit ke temen-temen!"

Berita itu langsung viral banget. Rizki yang reputasinya paling bersih, sekarang jadi bahan omongan seluruh sekolah.

"Najwa, kamu liat poster Rizki?" Sinta bertanya dengan nada yang agak aneh.

"Iya, shocking banget. Nggak nyangka dia seperti itu." Najwa pura-pura kaget.

"Aneh ya, tiga minggu berturut-turut ada skandal. Kevin, Indah, sekarang Rizki."

"Mungkin emang saatnya semua kebusukan terbongkar."

Sinta menatap Najwa dengan tajam. "Atau ada yang sengaja bongkar satu per satu."

Najwa merasa agak uncomfortable dengan tatapan Sinta. "Maksud kamu apa?"

"Nggak ada apa-apa. Cuma observasi aja."

Jam delapan, Rizki dateng ke sekolah dengan wajah pucat banget. Dia udah tau pasti tentang poster karena temen-temennya pada nge-chat dia.

"RIZKI!" Pak Hartono berteriak dari arah ruang guru. "Ruang kepala sekolah. Sekarang!"

Rizki jalan dengan kepala tertunduk. Semua mata menatapnya dengan campuran jijik, kecewa, dan kasihan.

"Dasar munafik!"

"Selama ini dia sok suci!"

"Ketua kelas kok kayak gini!"

"Untung aku nggak pernah ngasih contekan ke dia!"

Di kelas, suasana chaos total. Tiga skandal berturut-turut bikin atmosfer sekolah jadi kayak drama series.

"Guys, siapa sih yang bongkar skandal-skandal ini?" Salah satu siswa bertanya.

"Kayaknya ada detektif rahasia di sekolah kita." Yang lain bercanda.

"Atau mungkin ada yang dendam sama mereka bertiga."

"Siapa yang punya masalah sama Kevin, Indah, sama Rizki?"

Mata beberapa siswa mulai ngelirik ke arah Najwa. Dia yang paling sering di-bully sama trio itu.

"Najwa, kamu nggak tau apa-apa kan?" Salah satu siswa nanya.

"Nggak tau apa-apa. Aku juga kaget ada skandal kayak gini." Najwa jawab dengan tenang.

"Tapi kamu yang paling sering digangguin sama mereka bertiga."

"Iya sih, tapi aku nggak punya kemampuan buat ngumpulin bukti kayak gini. Aku kan cuma anak biasa."

Beberapa siswa ngangguk, tapi ada juga yang masih curiga.

Sinta dari tadi diem aja sambil ngeliatin Najwa. Dia udah punya bukti kalau sahabatnya yang dalang, tapi masih bingung mau ngapain.

Siang itu, Rizki balik ke kelas dengan mata sembab. Dia cuma ngambil tas tanpa ngeliatin siapa-siapa.

"Rizki, lo mau kemana?" Temennya bertanya.

"Pulang. Gue... gue diskors juga. Kayak Kevin." Rizki menjawab dengan suara parau.

"Diskors?"

"Iya. Dan harus ikut konseling sama psikolog."

Rizki keluar kelas sambil diliatin semua orang. Reputasinya sebagai siswa teladan udah hancur total.

"Three down, zero to go." Najwa bergumam dalam hati sambil nahan senyum.

Sepulang sekolah, Najwa jalan santai menuju panti dengan perasaan puas banget. Tiga misi balas dendam udah selesai semua. Kevin, Indah, sama Rizki udah dapet karma mereka.

Handphonenya bergetar. Transfer lagi dari Andi.

"Mission accomplished. Lu emang perfect buat kerja ini. Ada kerjaan lain yang lebih besar. Kita ketemuan besok."

Najwa tersenyum sambil baca pesan itu. Sepertinya dia bakal dapet "promosi" ke level yang lebih tinggi.

"Najwa."

Suara yang familiar bikin Najwa berhenti jalan. Dia noleh dan ngeliat Sinta berdiri di ujung gang dengan ekspresi wajah yang serius banget.

"Sin? Kamu ngapain di sini?"

Sinta jalan mendekat dengan langkah yang pelan tapi tegas. Di tangannya ada hp yang lagi buka galeri foto.

"Kita harus ngobrol."

"Ngobrol tentang apa?"

Sinta berhenti tepat di depan Najwa sambil ngangkat hp-nya. Di layar terlihat foto Najwa yang lagi edit video tentang Indah di café mall.

"Tentang ini."

Najwa merasa darahnya membeku. Sinta tau. Sahabat baiknya tau semua yang dia lakuin.

"Sin, itu..."

"Jangan bohong lagi, Najwa." Sinta menatap mata Najwa dengan tatapan kecewa yang dalam. "Aku udah tau semuanya."

Angin sore bertiup pelan di antara mereka berdua. Suasana tiba-tiba jadi hening dan tegang. Najwa nggak tau harus jawab apa.

Sinta masih berdiri di depannya dengan hp di tangan, nungguin penjelasan. Mata sahabatnya itu berkaca-kaca, kayak campuran antara sedih, kecewa, dan khawatir.

"Najwa, kenapa kamu lakuin ini semua?"

Najwa membuka mulut, tapi nggak ada suara yang keluar. Akhirnya rahasia terbesarnya terbongkar juga.

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!