NovelToon NovelToon
Menyetarakan Diri Dengan Para Dewa

Menyetarakan Diri Dengan Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Epik Petualangan
Popularitas:663
Nilai: 5
Nama Author: Space Celestial

Menara yang Misterius yang sudah berdiri dan berfungsi sejak sangat lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Space Celestial, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Marcus mengangkat tangannya perlahan.

Pelajaran berikutnya dimulai dengan sederhana.

Marcus menjentikkan jari, dan tiga Lighthouse kecil muncul mengambang di sekelilingnya. Dengan gerakan halus, ia mengaturnya dalam pola segitiga di udara. Di tengah-tengah formasi itu, sebuah boneka latihan dari cahaya mulai terbentuk.

Wujudnya samar, hanya berupa siluet manusia yang terbuat dari partikel bercahaya. Lalu, Marcus menutup matanya sejenak, dan dalam beberapa detik, ketiga Lighthouse mengeluarkan pancaran sinar yang saling terhubung satu sama lain. Cahaya itu melengkung, memutar, dan mengeras—menjadi semacam gelembung cahaya yang melingkupi boneka di tengah.

Suara denting halus terdengar saat struktur itu terkunci.

"Beginilah cara kalian menangkap musuh," kata Marcus dengan tenang. "Dengan tiga Lighthouse atau lebih, kalian bisa menciptakan Prison Field. Gelembung penjara. Tujuannya sederhana, membatasi gerakan musuh, mengurung mereka, memisahkan mereka dari medan perang."

Ia berjalan perlahan di sekitar formasi itu, satu tangannya menunjuk ke titik-titik sambungan cahaya yang tampak berdenyut lembut. "Semua ini bergantung pada konsentrasi dan bentuk yang kalian bangun. Bisa persegi. Bisa segitiga. Bisa bentuk kubah atau bahkan jaring. Bentuk menentukan kekuatan struktur, seberapa stabil, seberapa fleksibel."

Beberapa Regular mengangguk, terutama mereka yang datang dari dalam Menara. Mereka terlihat cukup familiar dengan konsep ini. Memang, anak-anak dari dalam Menara Ilahi telah diperkenalkan pada teknologi seperti ini sejak mereka masih kecil, bahkan saat mereka masih berada di sekolah dasar. Pelajaran tentang Lighthouse, kontrol mana, dan pembentukan struktur energi adalah bagian dari kurikulum wajib sejak usia lima tahun. Tak mengherankan jika mereka mulai mengangkat tangan, memanggil Lighthouse mereka masing-masing, dan mencoba meniru Marcus.

Sebagian besar berhasil dengan mudah.

Tapi tidak dengan para Regular dari luar Menara.

Emily, salah satunya, terlihat kesulitan.

Ia memanggil tiga Lighthouse, tapi susunan mereka kacau. Satu terlalu tinggi, satu terlalu dekat, dan yang ketiga bergerak tidak stabil. Ketika ia mencoba menghubungkan mereka dengan sinar cahaya, bentuknya tidak membentuk struktur penjara. Justru terputus-putus, dan akhirnya runtuh begitu saja.

"Ugh..." Emily mendesah, menyeka keringat di dahinya. "Ini... lebih susah dari kelihatannya."

Beberapa Regular luar lainnya juga menggelengkan kepala, frustrasi. Marcus tidak berkata apa-apa untuk mengejek, namun ia memperhatikan. Sorot matanya sedikit lebih tajam, seolah mengingat siapa yang punya potensi dan siapa yang masih jauh tertinggal.

Namun di tengah kerumunan yang bingung itu, ada satu sosok yang tetap tenang.

Sofia Carson.

Berdiri di tempatnya, diam, tapi sorot matanya penuh perhitungan. Satu tangannya terangkat perlahan, dan tanpa suara, tiga Lighthouse muncul berbaris rapi. Mereka melayang stabil seperti dahan pohon yang tidak goyah diterpa angin.

Sofia memejamkan mata sesaat. Dia menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Mana di sekelilingnya berdenyut lembut. Cahaya samar terpancar dari kulitnya. Tiga Lighthouse itu bergerak, menyusun formasi segitiga sempurna. Di tengah-tengahnya, boneka cahaya muncul. Dan hanya dalam satu gerakan mental, sinar dari ketiganya saling menghubung dan menutup rapat, menciptakan gelembung penjara yang stabil, bahkan tampak lebih padat dan halus dibanding milik Marcus sebelumnya.

Marcus mengangkat satu alis, jelas terkesan.

Beberapa Regular dalam menoleh. Mereka menduga Sofia berasal dari luar Menara, tapi apa yang baru saja ia lakukan terlihat terlalu mulus. Terlalu... terlatih.

Emily sendiri menatap dengan campuran kagum dan cemas. Ia tahu betul Sofia bukan orang yang bicara banyak. Tapi setiap kali gadis itu bergerak, hasilnya nyaris selalu sempurna. Tak seperti dirinya, yang merasa seperti selalu mengejar bayang-bayang.

“Bagus,” kata Marcus akhirnya, masih menatap hasil karya Sofia. “Itu... contoh sempurna. Tidak goyah. Tidak terlalu kaku. Energi merata di setiap sudut.”

Sofia tak mengatakan apa pun. Dia hanya mengangguk pelan, lalu menghilangkan formasi itu seolah hal tersebut tak lebih dari latihan biasa.

Marcus menoleh kembali ke para Regular.

"Ini bukan sekadar teknik untuk menangkap musuh," ujarnya. “Dalam misi nyata, kemampuan untuk mengisolasi target bisa berarti segalanya. Mungkin kalian menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari kalian. Maka daripada melawan secara langsung, kalian mengurung mereka. Kalian belokkan jalannya pertarungan.”

Marcus menunjuk ke langit. “Di lantai atas, beberapa dunia akan penuh perang. Ada yang bertarung di udara. Di laut. Di ruang tanpa gravitasi. Dan ketika itu terjadi... kontrol medan adalah segalanya. Siapa yang bisa mengatur pergerakan lawan... dialah yang menang.”

Beberapa Regular mencatat hal itu dalam pikiran mereka.

Marcus berjalan di antara mereka, berbicara tanpa menoleh. “Kalian yang berasal dari luar Menara... ya, kalian tertinggal. Tapi jangan putus asa. Ada satu hal yang kalian miliki: pola pikir bebas. Kalian tidak terikat oleh aturan menara. Manfaatkan itu.”

Ia berhenti di samping Emily, yang masih berkutat dengan Lighthouse-nya yang tidak stabil.

Marcus menatapnya sebentar, lalu berkata pelan, “Jangan hanya meniru apa yang kau lihat. Buat bentuk yang cocok untukmu. Tidak semua orang perlu memakai segitiga atau persegi. Kalau kau lebih nyaman dengan lingkaran, pakai itu. Penjara tidak harus kaku.”

Emily mengangguk pelan, mulutnya menegang. Ia menatap Lighthouse-nya lagi, lalu mencoba memperbaiki posisinya sedikit demi sedikit.

Di sisi lain, Sofia masih berdiri diam, tapi pikirannya melayang ke masa lalu, ke timeline sebelumnya. Saat ia masih menjadi bagian dari Menara dan Ranker. Di Timeline sebelumnya dia dapat mengendalikan tiga puluh Lighthouse sekaligus. Membentuk benteng, jaring, bahkan medan labirin, senjata.

Dia mengurung makhluk sekelas dewa dengan teknik perangkap Lighthouse yang dia buat dan kembangkan di Timeline sebelumnya.

Lighthouse dia sebelum kembali ke masa lalu adalah S-Rank, tentu saja, satu S-Rank Lighthouse sangatlah mahal dan bersiap-siaplah untuk kehilangan beberapa miliaran poin.

S-Rank Lighthouse bisa membuat perisai dan perangkap untuk menangkap Ranker atau Orang yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan planet, sebab itulah S-Rank Lighthouse sangatlah mahal dan berharga.

Sofia bahkan kesusahan mengendalikan Lighthouse dia sendiri, dia banyak belajar dari para guru-guru Dewa dia dalam Timeline sebelumnya.

Sekarang dia hanya fokus berlatih dan di masa depan nantinya dia akan membeli Lighthouse dengan ranking yang lebih tinggi, tetapi tentu saja dia harus mengumpulkan banyak poin.

Dan sekarang, di sini... dia memulai lagi dari awal.

Tapi ia tidak merasa terganggu, karena di Timeline sekarang dia akan mengambil semua opportunity dan membuat dia menjadi lebih kiat daripada dia sendiri di Timeline sebelumnya.

Karena Timeline sekarang, dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan para Outer Gods dalam menginvasi menara di masa depan dan kali ini dia akan berhasil.

Dan tak ada lagi yang bisa menghentikannya.

1
Ayari Khana
Terpana😍
Android 17
Sangat kreatif
【Full】Fairy Tail
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!