Fishya merupakan istri seorang wakil CEO, berusaha menghentikan temannya Erlina yang mencoba bunuh diri.
Erlina memegang pisau di rumah sakit, hendak mengiris nadinya."Fishya! Kamu tidak mengerti perasaanku. Suamiku meninggal karena over dosis narkotika. Lalu bisnisnya hancur. Sedangkan kamu bisa hidup bahagia, dengan suami menjadi wakil CEO. Jika bisa aku ingin hidup sepertimu!" Teriaknya.
"Erlina sabar dulu. Kehidupanku tidak sebaik yang kamu duga." Fishya mendekat, mencoba menghentikan.
Tapi.
Srak!
Erlina menusuk tubuh Fishya, kemudian baru membunuh dirinya sendiri. Sepasang sahabat yang mati di saat yang sama.
***
Tapi keajaiban tiba-tiba terjadi, mereka kembali ke masa SMU.
Erlina yang mengetahui masa depan, dengan percaya diri merebut kekasih Fishya. Menyakini dirinya akan dapat hidup senang sebagai istri wakil CEO.
Sedangkan Fishya yang juga mengetahui masa depan hanya tersenyum."Baik, kita bertukar pasangan. Aku akan memungut samapahmu." Batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Kakakku Dan Kangguru
Fishya terdiam sejenak, menatap video rekaman dimana Andika merangkak dan menggonggong. Jujur saja, ini tidak menyenangkan sama sekali. Tidak membuat dirinya puas.
Pria yang berselingkuh saat dirinya mengalami pendarahan akibat melahirkan secara prematur di usia kandungan ke 8 bulan. Entah berapa kali Savier ingin dihabisi oleh Andika. Namun, dirinya selalu melindungi putranya.
Kekerasan dalam rumah tangga. Menahan rasa perih di punggungnya hanya untuk melindungi putranya. Hanya tangisan Savier yang membuatnya bertahan.
Andika selalu mengancam mengambil alih hak asuh Savier setiap dirinya ingin bercerai. Tidak ada kalimat untuk menjabarkan segalanya.
Air mata Fishya mengalir namun segera dihapus olehnya."Savier... maafkan ibu, yang tidak menempuh jalan yang sama."
Jika kembali menikah dengan Andika dan bertemu dengan ayah kandung Savier. Mungkin putranya akan kembali. Tapi sekali lagi, kehidupan yang pahit untuk Savier.
Menghela napas, bagaikan putranya yang tidak pernah ada, kini menjadi benar-benar tiada...
"Fishya..." Seseorang berbisik di telinganya. Membuat gadis itu menghapus air matanya sendiri.
"Apa!?" Bentaknya pada Virgo.
"Ini untukmu." Ucap Virgo, memberikan seikat bunga liar.
"Ini... jangan-jangan sudah dipipisi kucing." Gumam Fishya, tidak meraihnya.
"Tidak bau! Jadi tidak dipipisi kucing." Virgo memaksa Fishya menerimanya. Kemudian wajahnya tersenyum."Fishya, kamu seperti bunga liar."
Kalimat dari sang pemuda, kemudian melarikan diri.
"Apa maksudmu!? Itu artinya aku tidak begitu cantik dan tidak berharga!?" Teriak Fishya mengejar.
Sedangkan Virgo hanya tertawa sembari berlari menuruni tangga sekolah. Menyembunyikan semua kata dalam hatinya, kalimat yang tidak diucapkan olehnya."Seperti bunga liar, begitu cantik walaupun terkena terik matahari. Seperti bunga liar, walaupun diinjak, akan berusaha untuk tetap hidup dengan baik. Seperti bunga liar, aku harap kamu menungguku, seperti bunga liar yang menunggu pelukan hujan."
"Genderuwo! Akhirnya kamu tertangkap!" Fishya menarik kerah bajunya. Napas mereka berdua sama-sama tidak teratur.
Sedangkan Virgo kembali tertawa."Fishya..."
"Ada apa?" Tanya Fishya ketus.
"Nanti malam, mau bertemu denganku? Aku akan menunggumu di taman hiburan. Tepat jam 8 malam. Ada yang ingin aku katakan." Virgo menggenggam jemari tangannya penuh keseriusan.
"Apa aku akan ditraktir?" Fishya menyipitkan matanya.
"Tentu saja, kamu dapat makan sepuasnya nanti." Virgo tersenyum mengacak-acak rambut Fishya. Sungguh rubah putih kecil yang manis.
"Baik! Aku akan menunggumu. Harus datang! Ingat bawa uang untuk traktir." Ucapnya penuh keseriusan, bersamaan dengan bel masuk berbunyi.
"Aku pasti datang!" Virgo melambaikan tangannya, menatap kepergian Fishya, mengingat mereka berasal dari kelas yang berbeda.
***
Ada beberapa rasa penasaran dalam diri Fishya. Apa Virgo menyukainya? Tidak ada yang salah dari mencoba menyatakan perasaan bukan?
"Sedang apa?" Tanya Ghana pada adiknya menatap Fishya tengah melipat tissue berbentuk bunga mawar. Benar-benar menjadi buket yang indah."Apa ini untuk Virgo? Sudah aku duga kamu menyukainya."
"Jangan banyak bicara. Tutup mulutmu!" Fishya menyumpal mulut kakaknya menggunakan roti.
Ghana mengunyahnya bersungut-sungut, menatap ke arah Fishya."Apa benar Virgo akan pergi ke luar negeri?"
Gadis yang hanya mengangguk."Tidak tau kapan akan kembali. Mungkin dia berusaha melupakan Erlina selama tinggal disana."
"Aku tau! Mawar dari tissue tidak akan pernah layu. Itu agar Virgo selalu mengingatmu kan?" Tanya sang kakak menjodohkan.
"Aku bilang tutup mulutmu!" Fishya menatap sengit.
Walaupun memang benar demikian. Diterima atau ditolak dirinya ingin mencoba menyatakan perasaannya.
Butuh waktu seharian untuk membuatnya. Hingga pada akhirnya selesai setelah sedikit proses pewarnaan. Warna gradasi biru yang cantik, membuatnya tersenyum.
Wanita menyatakan perasaan pada pria? Ini gila! Tapi Virgo memang benar-benar baik. Bukan pura-pura, tidak ada kepalsuan disana.
Menggunakan minidress bewarna putih. Inilah kesempatannya untuk memungut sampah milik Erlina.
Tepat pukul 8 Fishya sampai di area taman bermain. Matanya menelisik, di area mereka berjanji untuk bertemu. Tapi, keberadaan Virgo sama sekali tidak terlihat.
Fishya kembali membaca pesan yang sebelumnya dikirimkan oleh Virgo.
'Kita bertemu di kursi taman, dekat area kincir ria.'
Tapi sampai sekarang Virgo belum datang, bahkan tidak ada kabar sama sekali.
"Apa harus berlatih dulu?" Gumam Fishya mengingat baru lewat 10 menit dari waktu yang dijanjikan.
"Virgo aku menyukaimu."
"Tidak! Virgo, mau ya jadi pacarku."
"Eh! Setan! Kamu terlalu baik, jadi pacarku ya?"
Ekkhm...
Fishya terbatuk, kemudian kembali meminum air duduk menunggu kedatangan Virgo. Tersirat dalam benaknya, apa Virgo akan menyatakan perasaan?
30 menit...
1 jam...
2 jam...
Hingga pada akhirnya hujan turun, taman bermain bertambah sepi. Hampir tidak ada pengunjung lagi. Tetap duduk menunggu disana entah mengapa. Mencoba menghubungi Virgo, tapi handphonenya tidak aktif. Mengirimkan pesan hanya tanda centang satu yang terlihat.
Ada rasa ketakutan dalam dirinya? Apa Virgo mengalami kecelakaan atau sejenisnya?
Tapi bunga tissu mulai hancur terkena air. Cinta yang abadi? Itu tidak ada sama sekali. Segalanya dapat terhapus oleh dalamnya air.
Fishya terdiam, menikmati hujan yang menerpa tubuhnya. Sampah Erlina? Apakah miliknya? Apa Virgo juga menyukainya?
Perlahan udara dingin terasa menusuk, kala angin berhembus. Masih juga menunggu di tengah derasnya air hujan. Entah apa yang ditunggu olehnya.
Hingga hujan tidak terasa, matanya menonggak ke atas. Seorang pemuda memayunginya, benar-benar adengan romantis bukan? Sayangnya pemuda itu berucap."Maaf, taman hiburan sudah mau ditutup."
Benar! Seorang security, entah kenapa Fishya menangis kencang. Siluman rubah putih yang sudah tampil maksimal lengkap dengan make over nya kini terlihat tidak karuan.
"Bang...mau jadi pacar saya?" Tanyanya menyodorkan buket bunga yang telah hancur.
"Saya sudah menikah..." Jawab sang security tersenyum tanpa dosa.
Fishya menangis lebih kencang lagi. Virgo benar-benar tidak datang, katanya akan tiba lebih awal. Tapi sampai taman hiburan akan ditutup pun tidak datang.
Meninggalkan kuntilanak yang menangis di tengah hujan.
***
Fishya berbaring di kamarnya seharian. Sampai saat ini belum ada balasan pesan dari Virgo sama sekali.
"40 derajat, apa tidak sebaiknya ke rumah sakit saja?" Tanya Ghana cemas.
"Aku cuma demam, tidak sekarat." Jawab Fishya batuk beberapa kali.
"Jadi kamu ditolak?" Sang kakak mengorek luka lama.
"Aku dari awal tidak punya kesempatan untuk memungut sampah Erlina. Jadi apa gunanya..." Gumam Fishya batuk beberapa kali. Kemudian kembali memasukkan dirinya ke dalam selimut.
"Tenang! Masih ada bintang di langit. Ayah dan aku berencana untuk mengembalikan uang investasi Virgo secara penuh, beserta dengan keuntungannya. Lalu mendirikan usaha baru." Gumam Ghana penuh tekad.
"Usaha apa?" Tanya Fishya membuka matanya, mencium bau uang.
"Kamu harus kuliah jadi tidak boleh ikut. Setelah mengembalikan modal, sisa keuntungan. Aku dan ayah berencana untuk merintis usaha kecil di luar negeri." Jelas Ghana, yang memiliki cita-cita setinggi langit.
"Ti... tinggal seorang diri di sini? Kalian ingin aku menjadi sasaran empuk pembullyan!?" Tanya Fishya berusaha tersenyum. Tapi memang sebelum waktu terulang, Ghana menjadi TKI di Taiwan, setelah mengumpulkan uang membuat usaha kecil.
"Negara mana?" Tanya Fishya menikmati bubur, sudah dapat menebak.
"Australia..."
Prrth...
"Australia!?"
bukan karena liat setan
tapi sekretaris nya lebih kyk setan kelakuan nya🤣🤣
baru kali ini lembur di paksa Ama sekretaris 🤣🤣🤣
kesetiaan ya?
wah ga boleh lama lama tu bang🤣🤣
tapi kalau digigit beneran ntar takut
jgn mulai mulai dah
macan dibangunin 🤣🤣
bukan matrealistis tapi realistis ya Thor🤣🤣
definisi kalah telak debat sama anak nya
padahal masalah nya Ama dia ya
udah tukang selingkuh,nyuri rahasia perusahaan
ngebunuh ortu nya lagi
kasih kaca ngapa ke dia
dan bodohnya nyalahin takdir yg buruk.
hadeeh
ampuun jangan ketawan bgt Bu 🤣🤣
kan udah ga punya utaang lagi kan kita yaa
fighting Thor
salah deng
fighting vir
wkwkwkwk
dasar..biasa jadi benalu mah ga tau apa itu kerja keras