Tak pernah terbersit di pikiran siapapun, termasuk laki-laki rasional seperti Nagara Kertamaru jika sebuah boneka bisa jadi alasan hatinya terpaut pada seorang gadis manja seperti Senja.
Bahkan hari-hari yang dijalaninya mendadak hambar dan mendung sampai ia menyadari jika cinta memang irasional, terkadang tak masuk akal dan tak butuh penjelasan yang kompleks.
~~~
"Bisa-bisanya lo berdua ada main di belakang tanpa ketauan! Kok bisa?!"
"Gue titip anak di Senja."
"HAH?!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24# Social battery
Senja tak menyangka, jika candaannya di grup membuat seseorang langsung menggelontorkan sejumlah dana ke nomor rekeningnya, sesuai nominal yang ia minta di grup tadi.
Terbayang wajah ketus dan judesnya tadi pagi pada Maru membuat Senja bergegas menghubungi lelaki advokat itu.
"Ru, aku cuma becanda aja. Ngga seriusan. Tabungan aku emang abis tapi aku masih bisa makan, kok." Jelasnya sungguh ia bukan sedang mengemis. Niat hati cuma pengen pamer jadi anak solehahnya papi di grup, itu doang.
Namun Maru menolak pengembalian dan justru mengajukan pertanyaan yang membuat dirinya semakin dilanda rasa tak enak hati, "bener kan segitu yang kamu butuhin? Jangan bikin pengumuman di grup...apalagi pinjem sama Arlan." Pungkasnya.
Mungkin maksudnya, kalo perlu sama aku aja, begitu.
Pun, dengan rasa gengsi Senja yang merasa tercolek oleh rasa malu, "oke gini aja. Anggap aku pinjem uang sama kamu, nanti pas gajian aku balikin."
Maru menghela nafasnya, dan hanya bergumam membalasnya, "hm, terserah."
Penantian selama bertahun-tahun hanya tinggal menunggu menit saja, karena kini....salah satu hotel di Jakarta akan menjadi saksi penyatuan cinta Mei dan Jingga.
Nuansa berbau putih dan ungu pastel, mengisi setiap inci ruangan. Begitupun warna ivory yang menjadi dresscode para bridesmaid, yang kini mengayunkan langkahnya menemani Mei ke meja dimana Jingga sudah dengan lirih mengucapkan ijabnya.
Bukan perhatiannya pada pengantin wanita, melainkan Arlan dan Alby justru memperhatikan langkah-langkah Senja.
Benar-benar tak seperti yang Maru bilang jika ia telah bercocok tanam, menitipkan benih anaknya di diri Senja.
"Gue tebak lo merhatiin Nja." bisik Zaltan terkekeh membuat Arlan menoleh tak mengelak dipergoki begitu. Bahkan diantara badan ramping dan singsetnya tanpa perintilan perhiasan berlebihan Senja tak terlihat macam orang mabuk morning sickness.
"Gue jadi curiga si Alby bener. Ini cuma Maru yang lagi ngibulin, ngalesan."
"Lebih aman tanya langsung orangnya." Dan saran menyesatkan yang telah dibahas malam itu membuat Arlan menoleh dan menggeplak Zaltan, "ngga ada yang nanya Senja, sampe dia bikin pengakuan sendiri."
Kini Senja dan yang lain sudah berdiri tepat di depan para groomsmen juga.
Senja benar-benar tak bisa dibuat tenang ketika ia harus berdiri di depan Maru, entahlah lelaki itu seolah sedang melu cutinya. Bola matanya berlari-lari, tak ingin melihat Maru, yang ia tebak saat ini sorotnya penuh menatapnya.
Hanya, Senja tak habis pikir...hidup semengejutkan ini, disaat ia sudah hampir melepaskan...menarik seluruh perasaannya terhadap Maru, menarik seluruh atensinya dari lelaki advokat ini, dengan sendirinya Maru menyerahkan diri. Terasa aneh...
*Ekhem*, "anak bah Wawan udah gelisah lo liatin dari tadi Ru...8 tahun kenal, harus banget ya lo liatin terus?" bisik Alby mengacau membuat Jovi ikut menahan tawanya.
"Takut si Senja tiba-tiba lari ke dapur terus ikutan masak." Ucap Mahadri memancing tawa yang tertahan dari para groomsmen.
"Kayanya Maru kepincut empedu ikan." Ujar Arshaka menimpali, dan Arlan sampai terbatuk mendengarnya.
"Bisa gitu ya, njinng. Racunnya baru nyebar 8 tahun kemudian."
Mereka tertawa kecil terkesan cengengesan ketika di depan sana, janji dan sighat taklik tengah dibacakan.
Arshaka menepuk pundak Maru, "siapkan mental bro, lambung, tenggorokan aman kan? Udah di asuransi?"
"An yingg, bisa pada senyap ngga bang ke?" bisik Mahad sudah ingin meledakan tawanya. Sementara Maru, seperti tak tergoyahkan oleh setan-setan kkn 21.
\*\*\*
Tak ada yang bisa mengganggu Mei-Jingga setelahnya, karena keduanya kini tengah melayani orang-orang yang mengular setelah beres berfoto ria termasuk bersama para bridesmaid dan groomsmen.
Meja-kursi yang dibuat melingkar bersusun telah penuh diduduki termasuk meja anak kkn 21. Dimana isinya hanya ada Nalula, Syua dan Vio saja. Sementara Senja justru menjelma menjadi *social battery* di acara ini mengingat secara kebetulan tamu undangan papa Adit justru kebanyakan korelasi bisnis Biantara group.
"Wah, bu Aluna, disini juga." Ia berjabat tangan, mengobrol formal namun tak kaku.
"Nja beda banget kalo lagi ngobrol sama orang-orang begitu..." tuduh Vio.
"Kerjaan Senja yang menuntut Senja mesti begitu, Vi...haha-hihi diantara obrolan basa basi. Public speakingnya semakin diasah."
Namun berselang 10 menit kemudian Senja sudah kembali dengan gestur sopannya berpamitan.
"Siapa, Nja?" tanya Lula.
"Orang management Biantara, katanya tetangga Mei."
"Benci banget gue kalo ketemu terus dipanggil ibu." Senja celingukan, dimana para lelaki sudah tak ada, "ini cowok-cowok pada kemana?"
"Kemana lagi...tuh---tuh..." Vio menunjuk ke beberapa titik tersebarnya mo nyet-mo nyet kkn 21 berada. Ada Shaka yang tengah melesak bersama Zaltan di stand dimsum. Ada Maru dan Mahad yang bertemu beberapa orang termasuk pak kades Widya Mukti. Ada Arlan, Jovi dan Alby yang tengah mengantre makan.
Namun tatapan dari seseorang terlempar pada Senja, dan seketika membuat Senja memutuskan untuk bangkit, "teh Nja!"
"Bu Indri..."
"Ya Allah, meni geulis gini..." mau tak mau ia bergabung dengan Maru dan Mahad untuk mengobrol dengan orang-orang dari Widya Mukti.
"Baik. Bu Indri...abah apa kabar?" Senja tak segan memeluk bu Indri memantik atensi Maru, Mahad dan yang ada disana termasuk bu Yeti dimana ia berebut peluk pada Senja.
"Ibu. Kangen aku sama Widya Mukti."
"Main atuh teh...ya ampun kaya artis gini..." puji bu Yeti, baju dress dengan brokat yang dipadukan dengan kerudung senada membuat Senja tersenyum memuji para ibu ini, "dari Widya Mukti jam berapa? Istirahat dimana?" kini Senja memisahkan diri dengan bu Indri dan bu Yeti.
Hingga tak lama, Syua dan yang lain ikut bergabung pula, itung-itung mengenang masa kkn mereka dulu.
"Alhamdulillah a, setelah bebas, Wahid mau ikut pengobatan dan terapi psikolog." Lanjut pak Agus pada Maru, yang mengalihkan perhatiannya dari Senja.
"Alhamdulillah." Angguknya dan Mahad.
\*\*\*
Shaka berulang kali mengantre, mengingat bumilnya itu sedang dalam fase pertumbuhan. Ia enggan makan nasi, namun bukan berarti menolak makanan lain. Tak terhitung sudah berapa kali Shaka duduk dan bangkit dari kursinya.
"Lo bisa ngga Vi, kalo minta tuh sekalian...gue aja yang liatin kasian sama Shaka." Sembur Senja pada Vio yang tengah menikmati es krim dan jusnya.
"Au, gue jadi berpikir ulang mau buntingin cewek. Takut jadi jo ngos kaya Shaka."
"Ya tergantung personalnya kalee, Senja engga tuh..." Zaltan bersuara yang praktis membuat Senja menuding dengan tatapan tajam, "heh! Ya jangan samain sama gue lah, gue kan ngga hamil kaya Vio." Ucap Senja praktis membuat para lelaki itu saling melempar tatap berakhir pada Maru yang justru anteng menikmati potongan buahnya.
Syua tertawa kecil, "bumil itu lagi dalam masa pertumbuhan, By...lagi nyusun puzzle organ penting suatu kehidupan. Jadi pantes sih..." jelasnya.
Namun kesewotan Senja itu teralihkan ketika Lula menuduh salah seorang tamu yang hadir dengan batik coklat tuanya, nampak rapi dengan rambut pendek berpomadenya, "girls, itu tuh yang Mei bilang sepupunya yang jadi tentara angkatan laut kan ya, sampai datang ke Jakarta begini?"
Pandangan Syua, Senja dan Vio langsung terarah padanya, "wihhh, ganteng!" celetuk Senja memancing Maru yang sedari tadi tak peduli kini ikut melihat.
"Oh iya, bener. Coklat-coklat eksotis ya Nja...berwibawa. Yang muda tapi udah jadi kapten bukan?" tanya Syua lagi memancing Mahad untuk berdehem dan melonggarkan kerah kemeja.
"Ah, coklatan juga gue." Ujar Alby membela diri.
"Lebih tepatnya lo coklat kegosong-gosongan, By." Timpal Vio membuat mereka tertawa.
Diantara pandangan mereka yang meneliti, Senja tiba-tiba berseru gemas tertahan dan menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, "cakep sumpah...kayanya jodoh gue dateng!"
Dan tatapan menajam diberikan Maru bersama tatapan tak percaya Arlan, "ngga usah centil begitu Nja. Mode centil lo tuh tau aja ada barang bening. Lo ngga inget kodrat kah?"
"Apa sih, pake segala bawa kodrat..." justru semprot Senja.
"Mau ngapain Nja?" tanya Maru tak bernada sarkas atau berteriak, tapi mampu membuat mereka menoleh termasuk Senja. Bukan Senja, namun Syua yang sudah kembali buka suara.
"Lo ngga ada kesempatan ya, Vi...Shaka udah cinta ma ti sama lo. Bahkan siap ma ti...Lula juga ngga usah cari ma ti." tatapnya bergantian pada Lula dan Zaltan.
"Berarti gue sama cici...yang masih jomblo." Gemas Senja, "CEO ngga dapet, advokat udah ngga minat, tentara i'm coming lah, meskipun mesti terjun bebas jadi makanin kangkung tiap hari, punya pensiunan." Akuinya terang-terangan, membuat Maru dan yang lain tak bisa lebih terkejut sekaligus tertawa lagi.
Dan di luar ekspektasi kelakuan Syua bersama Senja memantik tawa Lula dan Vio, "oke, kita suit.."
Kedua gadis gila ini justru membuat gerakan batu, kertas, gunting di meja itu.
"Yes gue! Cici, anda kurang beruntung! Restu Mahadri, restu bumi juga..." seru Senja jumawa.
"Saravvv njirrr! Cewek lebih parahhh..." Alby tertawa bersama Jovi yang tersedak jus.
Namun belum Senja beranjak pergi, masih berada di celah meja dan kurai yang ia geser untuk berdiri, tangannnya sudah ditahan Maru, "mau kenalan kan? Bareng..."
Pffttt, hahahaha!
Arlan mendengus sambil mengumpat halus bersama segudang pertanyaan yang siap ia ledakan di akhir acara nanti.
.
.
.
ikut bahagia dan mendoakan aja demi kebahagiaan Maru sama teh Nja, jangan kasih celah untuk menghindar atau lari lagi Ru, kamu jangan lempeng aja, mulai aksi atuh lah ah.
mksh teh Sin updatenya, sehat selalu teteh syantik yang suka berbagi kebahagiaan 🤲🤲😇
udahlaaahh jngn lama..langsung tembak..tak sabar aq tunggu ke uwuan hubungan pacaran kalian..mksh teh up nya..sehat berkah y teh..🙏🙏
anakmu ini sukses dunianya , mapan jabatan nya , matang usianya, tinggal cari konco turu ...
biasanya siang update, terus malam update
pokoknya update novel teh sin kayak lagi minum obat🤣 ini tumben jadwal siang update sore munculnya
beuuhhhh bahasan nya bikin pala pening🤕
sehat² ya teh sin, terimakasih update nya
tinggal main cantik untuk meluluhkan hati maminya Jojo