👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bergerak tanpa terlihat
Kali ini penampilan Yu Shu dan Duan Holi tak seperti biasanya, saat berkunjung kepaviliun Sakura. Mereka menggunakan pakaian sutra mahal, yang menujukkan jika keduanya adalah tuan dan nona muda dari keluarga bangsawan kaya.
Wajah tampan Holi dan cantik Yu Shu, langsung menjadi pusat perhatian. Mereka amat serasi seperti pasangan yang sedang merajut kasih.
Yu Shu merangkul lengan Holi posesif "is, seperti tidak pernah melihat pria tampan saja." sungutnya melirik sengit para gadis dan nona muda yang menatap penuh damba kearah Sang kakak.
Duan Holi terkekeh "kalau kau bersikap begini, aku tidak akan bisa punya kekasih dan menikah." guraunya sembari mengusap tangan sang adik yang merangkul lengannya.
Bola mata Yu Shu mendelik "belum saatnya kakak mempunyai kekasih, tanggung jawab kita masih banyak." katanya mengingatkan.
Holi terbahak "ya, ya, ya..! aku mengerti tuan putri."
Mereka memasuki paviliun Sakura, tapi kali ini dibagian toko yang menjual tanaman herbal, ramuan untuk kesehatan, senjata, atau barang langka lainnya.
Yu Shu dan Holi menghampiri manager paviliun, yang berusia tiga puluh lima tahun.
"Permisi tuan..!" sapa mereka sembari memperlihatkan token paviliun dibalik lengan baju mereka.
Tua Mao tergagap dan saat akan menyapa ramah dengan membungkuk, kakak beradik itu langsung memberikan kode dengan lirikan mata dan gerakan bibir tanpa suara.
Tuan Mou pun paham dan dalam sekejab kembali keair wajah semula.
"Selamat datang tuan dan nona muda, ada yang bisa aku bantu..?"
"Paman, aku mau mencari sesuatu yang bagus dan langka untuk hadiah ulang tahun kakekku. Apa tuan memiliki saran..?" kata Yu Shu.
"Maafkan aku kakek, karena membawa namamu. Semoga kakek tenang disana." bisik Yu Shu yang masih bisa didengar Holi dan Tuan Mao. Kedua bibir pria berbeda usia itu dilipat, agar tak menyemburkan tawa.
"Aku punya sesuatu yang bagus nona, tapi ada dilantai dua. Mari aku tunjukkan..?"
Tuan Mao memimpin jalan, kemudian membawa Yu Shu dan Holi keruang kerjanya. Setelah itu melalui sebuah pintu rahasia tuan Mao menuju keruangan Wang Jun.
Tak lama Wang Jun menampakkan diri dari pintu rahasia tersebut.
"Sudah kuduga, dibalik cadar hitam tersimpan wajah yang sangat tampan dan cantik."Ucap Wang Jun Terbahak.
Yu Shu dan Holi tersenyum, kemudian menggerakkan tangan mereka membentuk perisai untuk melindungi ruangan itu, agar obrolan mereka tidak bisa dicuri dengar.
Wang Jun dan tuan Mao membelalakkan mata. Kedua pria paruhbaya itu jelas tahu, gerakan apa yang diperlihatkan oleh kedua rekan bisnis yang sudah memberikan untung melimpah ruah bagi paviliun Sakura.
Belum selesai keterkejutan kedua orang yang ternyata juga kakak beradik, Yu Shu kembali membuat mereka nyaris kehilangan kesadaran.
"Pil awet muda." kata Yu Shu mengeluarkan satu botol porselen "kalau meminum pil ini, kita akan terlihat sepuluh tahun lebih muda dari usia kita yang seharusnya."
Yu Shu kembali mengibaskan tangannya, sepuluh botol pil berjajar rapi diatas meja.
"Pil awet muda, regenerasi, panjang umur dan penawar racun, masing-masing ada 10 butir. Yang lainnya sama seperti biasanya, ada dua puluh."
"Lama-lama kami bisa terkena gangguan jantung, kalian selalu membuat kami terkejut." oceh Wang Jun tapi berikutnya dia terbahak.
"Sebenarnya ada satu pil lagi, tapi aku takut kalau dipasarkan, akan digunakan untuk melakukan kejahatan." kata Yu Shu.
Wang Jun dan Wang Moa kompak menggelengkan kepala.
"Sudah, jangan kalau beresiko. Konsumsi saja sendiri untuk berbuat kebaikan." kata Wang Jun.
Wang Jun menyimpan semua botol pil, lalu mengibaskan tangannya. "ini hasil penjualan semua pil yang kemarin, jumlahnya 487.000.000 sudah dipotong keuntungan untuk paviliun."
"Wah, apa harga pil paman naikkan..?" tanya Yu Shu girang dengan mata bersinar cerah, menatap kilauan koin emas didepannya.
Wang Jun mengangguk "dari kekaisaran Dong dan Tang memaksa membeli banyak, jadi aku ambil kesempatan saja." seringaian licik ia terbitkan.
Yu Shu dan Holi terkekeh "paman pintar..!" sembari mengacungkan dua jempol kearah Wang Jun.
Mereka pun terbahak bersama.
"Oya, kalian harus hati-hati. Sejak munculnya pil regenerasi dan panjang umur, banyak paman yang mengunjungi tempat ini, dan mengawasi dari luar. Sekarang malah ada para kakak laki-laki juga." beritahu Wang Mao.
"Maka dari itu sekarang kami merubah penampilan. Paman berdua tolong rahasiakan ini, kalau nanti kita bertemu tanpa sengaja dikeramaian, bersikap lah seolah kita tidak saling mengenal." kata Holi.
"Tentu saja, keselamatan kalian adalah tanggung jawab kami juga. Tapi kalau mereka tidak mau mati konyol, aku rasa lebih baik pulang kerumah saja, lalu tidur dibawah selimut tebal yang hangat." seloroh Wang Jun.
"Tapi lain kali kami akan datang seperti pencuri, jadi paman berdua harus melatih jantung dari sekarang, agar nanti tidak kehilangan kesadaran kalau kami muncul tiba-tiba." beritahu Yu Shu setengah bergurau.
"Ya, tidak masalah. Kami memang perlu berolah raga untuk menjaga stamina." timpal Wang Jun.
Lagi, mereka terkekeh bersama.
"Masih ada yang harus kami lakukan, jadi kami pamit paman Jun, Paman Mao..!" kata Holi disusul oleh Yu Shu.
Mao melihat terlebih dahulu situasi lantai dua. dirasa aman, barulah Yu Shu dan Holi keluar tanpa ada yang menyadari kalau mereka pernah ada disana.
Tapi pada saat keluar paviliun, banyak mata asing penuh selidik menatap keduanya. Dengan acuh tak acuh, mereka melangkah menjauhi paviliun menyusuri jalanan kota, membeli beberapa makanan, keluar masuk toko, guna mengecoh para mata-mata.