NovelToon NovelToon
Senja Tanpa Bayangan

Senja Tanpa Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Zombie / Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Joi momo

Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penantian sang ayah

Di dalam kelas yang sunyi, Joi duduk di kursinya, matanya tertuju pada sosok hantu tua yang selalu berdiri menghadap papan tulis. Hantu itu, dengan wajah yang penuh kerutan dan mata yang penuh kesedihan, tampak seolah terjebak dalam kenangan masa lalu. Selama ini, Joi tidak pernah mengajaknya bicara, tetapi entah mengapa, hari ini ada dorongan kuat dalam hatinya.

Dengan keberanian yang tiba-tiba, Joi bangkit dan menepuk pundak hantu tersebut. Hantu itu menoleh, wajahnya menunjukkan rasa takut dan kebingungan. Namun, Joi tersenyum lembut, berusaha menenangkan. "Jika ada sesuatu yang belum bisa kau terima, cobalah untuk menerima," ujarnya dengan suara lembut.

Joi mulai berbicara banyak hal, mengungkapkan perasaan dan harapan yang mendalam. Ia berbicara tentang kehilangan, penyesalan, dan pentingnya memaafkan diri sendiri. Perlahan, air mata mulai mengalir di pipi hantu tua itu, tetapi di saat yang sama, senyuman juga muncul di wajahnya. "Aku ingin menemui anakku sekali saja," katanya dengan suara bergetar. "Untuk meminta maaf karena telah menjadi ayah yang buruk."

Mendengar kata-kata itu, hati Joi terasa tergerak. Ia tahu betapa beratnya beban yang dipikul oleh hantu itu. "Mungkin ada cara untuk membantumu," Joi berbisik, bertekad untuk membantu hantu tua itu menemukan kedamaian yang selama ini dicari. Dalam momen itu, dua jiwa yang terpisah oleh waktu dan ruang saling terhubung, berbagi harapan dan penyesalan yang mendalam.

Hantu tua itu melayang pelan, menuju kursi yang diduduki Dimas, teman sekelas Joi. Joi memperhatikan dengan seksama, sebuah pertanyaan besar muncul di benaknya. Dengan hati-hati, ia bertanya kepada hantu itu, "Apakah anak yang duduk di kursi itu… anakmu?"

Hantu tua itu mengangguk pelan, air matanya masih membasahi pipinya. Joi terkejut, matanya terbuka lebar. Ia tak menyangka bahwa anak yang selama ini duduk di sampingnya adalah anak dari hantu yang baru saja ia hibur. Tanpa berpikir panjang, Joi berlari keluar kelas, mencari Dimas yang mungkin masih berada di sekitar sekolah.

Tak lama kemudian, Joi menemukan Dimas dan menariknya menuju aula sekolah yang sepi. "Dimas, tunggu sebentar ya," kata Joi, lalu kembali ke tempat semula setelah beberapa detik. Dimas menunggu dengan bingung. Joi kembali tanpa membawa siapa pun atau apa pun. Keheranan tergambar jelas di wajah Dimas. Ia hanyalah anak biasa, bagaimana mungkin ia bisa melihat ayahnya yang telah menjadi hantu? Joi tersenyum misterius, menyadari bahwa pertemuan antara ayah dan anak itu hanya bisa terjadi di alam lain, di luar persepsi Dimas yang terbatas. Pertemuan yang penuh haru dan makna, tak terlihat oleh mata, namun terasa di hati.

Joi menundukkan kepala, merasa bersalah. "Maafkan aku, seharusnya aku mempertemukan kalian sejak dulu," ujarnya dengan suara lembut. Dimas, yang bingung, mengira Joi hanya melucu. Namun, tiba-tiba hawa dingin menyelimuti aula, membuat bulu kuduknya merinding.

Dimas melihat Joi yang tampak mengucapkan sesuatu, seperti mantra. Kepanikan melanda dirinya saat Joi mengusap keningnya dengan gerakan cepat, membuatnya tak sempat menangkis. Dalam sekejap, Dimas terkejut melihat sosok hantu di depannya. Kakinya gemetar, lidahnya kelu, tak bisa berkata-kata.

Hantu itu menoleh, dan saat Dimas melihat wajahnya, ia langsung berteriak, "Ayah!" Hantu itu, yang tak lain adalah ayah Dimas, mencoba merangkulnya, tetapi tubuhnya tidak lagi berbentuk manusia. "Maafkan aku, Dimas," kata ayahnya dengan suara penuh penyesalan. "Aku tidak bermaksud menyeretmu ke dalam masalah besar ini dan membuatmu sengsara."

Dimas, dengan air mata mengalir, meminta maaf karena merasa tidak bisa menjadi anak yang membanggakan orang tua. Mereka berbicara banyak hal, saling memaafkan, mengungkapkan perasaan yang terpendam selama ini. Perlahan-lahan, tubuh ayah Dimas mulai memudar, seolah-olah terangkat ke langit.

Dimas yang menyaksikan semua itu terisak, hampir pingsan karena emosi yang meluap. Namun, Joi cepat-cepat mendekatinya, memberikan dukungan. "Kau tidak sendirian, Dimas. Dia akan selalu ada di hatimu," bisik Joi, berusaha menenangkan temannya yang sedang berduka. Dalam momen haru itu, Dimas merasakan kehadiran ayahnya meskipun tubuhnya telah menghilang, dan ia tahu bahwa cinta mereka akan selalu abadi.

1
JOI momo
semoga kalian suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!