Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Luna menepuk kening mendengar penuturan Meca. Astaga kenapa gadis mini ini langsung mengambil kesimpulan seperti itu.
Sedangkan Calo sudah tertawa terpingkal-pingkal mendengar penuturan Meca. 'Astaga nak... Dia pikir enak tidur di kasur keras ini.'
"Bukan seperti itu sayang, Opa penyakitnya beda sama nenek dan Tante Calo. Opa butuh perawatan lebih baik untuk penyakit opa parah." Ucap Darren yang masih berdiri disamping tempat tidur kecil Calo. Tempat tidurnya benar benar kecil hanya cukup satu orang saja dan tidak bisa banyak gerak.
"Oooo.. gitu toh." Mata gadis itu melihat ke tangan kanan Calo yang di gips. Tangan bulatnya bergerak menyentuh sesuatu yang tampak baru di matanya.
"Telas." Ucapnya pada diri sendiri saat jari telunjuk mengenai gips itu.
"Aku patah tulang jadi harus pasang ini. Ini namanya gips, agar tulang yang patah cepat sembuh seperti sedia kala." jelas Calo.
"Satit banget ya?" Ada jejak kasihan di mata bulat itu.
"Kalau kamu tiup pasti sakitnya hilang."
Meca menoleh kearah Darren meminta izin dan dibalas anggukan kepala oleh Darren. Pipi itu menggembung lalu meniup tangan Meca dengan bibir mengerucut.
Calo menahan tangannya agar tidak mencubit pipi Meca, tentu saja karena ada bapaknya yang setiap memperhatikan interaksi mereka berdua. Tapi sungguh tangan Calo gatal pengen cubit pipi yang kembang kempis itu.
"Cepat sembuh ya." Meca mengelus tangan Calo.
Dan praktik penyembuhan itu juga dilakukan pada Luna, peri mini kita menjalankan tugasnya dengan baik.
"Okey, udah jam delapan ya. Sekarang saatnya kita ke kantor." Darren mengelus rambut Meca yang duduk di depan Luna, dia sedang memakan jeruk yang tadi dia bawa sudah dikupas oleh Luna.
"Yah... atu masih mau main di sini." kepala yang tadi bergerak ke kiri dan ke kanan pun tertekuk dengan ekspresi menyedihkan seperti kucing yang tidak di beri makan.
"Tadi siapa yang janji sama ayah kalau jenguknya cuman sebentar?"
"Atu." Meca menjawab dengan gumaman yang lesu.
"Kita harus ke kantor sayang, ayah udah terlambat."
"Gimana kalau Meca disini aja?" Calo benar benar tidak tega melihat wajah sendu Meca, dia kasihan melihatnya.
"Kamu dan ibuk Luna butuh istirahat, jika Meca disini pasti kalian tidak akan istirahat dengan tenang. Lagi pula akan susah menjaga Meca dengan kondisi kamu yang seperti itu."
Yang dikatakan Darren memang benar, jika Meca jatuh atau mau sesuatu akan susah bagi keduanya.
"Besok kita main lagi ya. Nanti main di rumah aku. Aku ada kucing gemoy loh."
"Benelan?"
"Iya janji." tidak lupa janji jari kelingking diberikan.
Akhirnya dengan banyak bujukan, Meca pun ikut dengan Darren ke kantor. Kini tinggallah Calo dan Luna di ruangan itu. Calo sudah berpindah ke tempat tidur paling ujung yang memperlihatkan jalan raya. Ruangan mereka berada di lantai dua jadi bisa menikmati sedikit pemandangan di bawah sana.
"Kamu suka sama Darren?" tanya Luna.
"Astaga ibuk!!! kurang jelas lagi." Jawab Calo di sertai kekehan ringan.
"Maksud ibuk, suka dalam artian ingin memiliki, bukan cuman suka tampang dan perilaku dia saja. Kamu serius dengan rasa suka kamu?"
Calo terdiam. Tidak ada jawaban dalam dirinya.
.
.
.
bersambung
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗