NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbedaan

Dulu, Geswa pernah mendengar dari teman-temannya kalau alkohol adalah penghilang masalah terbaik untuk sementara. Namun, Geswa tak pernah mempercayai hal itu, yang ada alkohol adalah salah satu benda cair penambah masalah.

Malam itu, setelah berkelahi dengan Gatra serta mendapat bonus tamparan dari Utami. Geswa melajukan mobilnya ke daerah Jagakarsa di mana penthouse-nya berada.

Alih-alih pergi ke tempat hiburan seperti Gatra, ia lebih memilih duduk berdiam diri di rumahnya atau menghabiskan waktu untuk tidur semalaman daripada mendatangi tempat yang jarang ia kunjungi.

Hidup Geswa itu lurus, dia memiliki teman-teman sesat di Australia tapi syukurnya Geswa tak pernah terbawa arus, pikiran-pikiran tentang Endria yang terus membuatnya tetap bertahan.

Geswa sudah sampai di dalam rumahnya, lalu menekan satu tombol yang membuat seluruh ruangan menjadi terang, setelah malam di mana ia baru membeli dan mengecek rumah ini, Geswa baru kali ini lagi mengunjungi rumahnya.

Tampak sunyi dan kosong, baik untuk tempat menyendiri. Dengan langkah gontai, pria itu berjalan ke kamarnya lalu merebahkan diri di atas tempat tidur tanpa harus bersusah payah untuk memperbaiki penampilannya atau sekedar mengobati luka-luka yang bertengger di wajah tampannya.

Geswa menutupi kedua matanya dengan lengan kanannya.

Terdengar Geswa beberapa kali menghela napas kasar, seakan-akan ingin menghilangkan rasa gundah yang tertoreh di hatinya akibat Utami yang tanpa meminta penjelasan langsung menamparnya tadi.

Hatinya merasakan sakit, tapi otaknya selalu mensugesti bahwa tamparan Utami adalah hal yang biasa saja.

Tetap saja usia bisa terbilang sudah kepala tiga, tapi Geswa hanyalah seorang anak yang juga ingin diperhatikan dan dimengerti.

***

Jam satu pagi waktu Jakarta.

Jalanan beraspal itu sedikit terasa licin karena guyuran hujan satu jam lalu tak membuat Gatra yang sudah setengah mabuk menurunkan laju kendaraannya. Apalagi jalanan pagi ini sepi tak seperti biasanya.

Saat sedang asyik ugal-ugalan, Gatra yang separuhnya gila dan tak sadar itu tak melihat lampu lalu lintas berubah menjadi merah yang otomatis membuat seseorang langsung berjalan ingin menyebrang lewat zebra cross.

Baru Gatra sepenuhnya sadar saat pria itu mendengar suara gebrakan dan di depannya pria itu melihat tubuh seorang perempuan berhijab melayang dan terpental sejauh lima meter dari posisi semula.

Lantas Gatra menginjak rem mobil dengan sekuat tenaga sehingga menimbulkan suara decitan yang memekakkan telinga serta meninggalkan jejak ban mobil di aspal itu.

Gatra turun dari mobilnya lalu berlari dengan langkah tergesa ke arah perempuan itu. Gatra berjongkok menatap sang korban yang kepalanya sudah mengeluarkan banyak darah, tetapi dia masih sadar, matanya belum tertutup.

Tangan kurus gadis itu terangkat pelan-pelan seakan-akan ingin meraih wajah Gatra, tapi tak bisa. "Tolong aku...," ujarnya putus asa dengan deru napas yang terengah-engah, gadis itu mengeluarkan air mata lalu sesaat kemudian matanya tertutup sempurna.

Tentu saja Gatra panik, takut, dan khawatir yang bercampur menjadi satu. Tanpa berpikir panjang, pria itu menggendong si gadis dan membawanya ke mobil lalu melaju menuju rumah sakit terdekat.

***

Waktu kota Jakarta dan kota Perth hanya berbeda satu jam saja di mana waktu Jakarta lebih lambat. Dan selama empat jam lebih mengudara, Endria dan kawan-kawan akhirnya sampai di Jakarta jam empat pagi.

Dari yang terlihat di wajah mereka, tidak ada sama sekali rasa lelah atau mengantuk sedikitpun karena di pesawat mereka berlima dilayani dengan baik dan tidur semalaman penuh.

Karena masih pagi sekali, otomatis kendaraan online masih belum ada yang beroperasi maka Louis juga menyiapkan sopir untuk mereka ke rumah masing-masing terutama Endria dan rekannya, Marry.

Sekitar ada dua mobil dan sopir yang Louis siapkan.

Di mobil pertama, diisi oleh Endria, Adrian, dan Anindya karena rumah mereka bertiga satu arah. Begitupun Dim dan Dania. Sedangkan Marry, wanita paruh baya itu tinggal di apartemen dekat kantor.

Di dalam mobil, Endria kembali mengaktifkan handphone-nya dan banyak sekali notifikasi masuk secara beruntun. Dan ada nomor Utami yang mengiriminya sebuah pesan.

Mama Utami

Kalau kamu sudah ada di Jakarta, ayo ketemu di cafe mindang jam sepuluh pagi.

Chat tersebut dikirim untuknya pada jam delapan malam waktu Jakarta kemarin. Dahi Endria mengernyit bingung, tumben ibu dari dua orang putra itu mengiriminya chat. Ya, mereka memang jarang saling mengirim chat.

Maka Endria membalas, menyetujui ajakan Utami untuk bertemu.

***

Sedari tadi Utami tak henti-hentinya menelepon Gatra dan Geswa bergantian, tapi tak satu pun dari mereka yang mengangkat telepon. Sebagai seorang ibu, ia memiliki rasa khawatir pada anak-anaknya karena belum ada yang pulang setelah habis berkelahi kemarin.

Bahkan Antonello yang sudah berada di masa pensiunnya ini yang hanya disibukkan berkebun di halaman belakang mansion yang luas, mengatakan dengan nada dan raut santai kalau mereka berdua sudah dewasa dan masing-masing dari Gatra dan Geswa memiliki uang. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Antonello juga mengatakan pada sang istri bahwa Geswa dan Gatra butuh waktu untuk menenangkan diri.

Mendengar perkataan sang suami, Utami pun berhenti meneleponi mereka berdua, lalu wanita itu bersiap-siap untuk pergi ke cafe, bertemu dengan Endria.

Setengah jam di perjalanan, akhirnya Utami sampai di cafe mandang. Cafe yang terletak di pusat kota itu menyusung tema seperti di perkantoran, di mana di setiap meja yang hanya diperuntukkan satu sampai tiga orang diberi sekat, seperti kubikel di perkantoran?

"Selamat pagi, selamat datang, apakah sebelumnya Anda sudah reservasi?" sambut seseorang pada Utami.

Utami mengangguk. "Meja atas nama Ni Nyoman." Wanita itu tak memberitahukan nama lengkapnya.

Seseorang itu membuka buku catatannya lalu mengecek nama Utami, dan pada akhirnya dia mengangguk. "Baik, mari saya antar ke mejanya," ajaknya sopan.

Lalu Utami pun mengikutinya berjalan dari meja ke meja, yang tak ia tahu siapa saja berada dalam sana.

Sesampainya di meja yang sudah dipesan, Utami masuk dan Endria belum juga datang maka Utami mendudukkan dirinya.

Satu menit

Dua menit

Lima menit

Sampai sepuluh menit wanita itu menunggu, tetapi keberadaan Endria belum juga terlihat membuatnya jenuh sekaligus kesal.

"Di mana dia?" desis Utami marah, ia berkali-kali mengecek jam tangan mahalnya. Ini sudah lewat dari waktu janji temu mereka.

Dan lima menit kemudian baru Endria menampakkan dirinya dengan raut wajah bersalah.

"Maaf Ma, aku terlambat. Jalanan Jakarta memang benar-benar nggak pernah sepi," kata Endria sesaat setelah ia sampai di sini.

Utami mengangguk singkat. "Silakan duduk," suruhnya tanpa ekspresi.

Kening Endria mengernyit, gadis itu heran akan sikap Utami yang tak biasa, seperti yang kalian tahu kalau mereka berdua bertemu pasti akan saling memeluk lalu mencium pipi, tapi kali ini kebiasaan itu tak terjadi membuat Endria sedikit merasa sedih dan bertanya-tanya dalam hati.

Tanpa menunggu diperintah untuk kedua kalinya, Endria pun mendudukkan dirinya. Mereka saling berhadapan dengan tatapan Utami yang menajam emosi.

"Mama ada apa?" tanya Endria gadis itu merasakan suasana saat ini berubah menjadi mencekam.

"Dasar wanita murahan!"

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!