NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Di dalam toko kue yang wangi manisnya memenuhi udara, Aruna berdiri di meja kerja dengan penuh konsentrasi. Tangannya bergerak pelan dan telaten, memegang spatula kecil untuk meratakan krim di permukaan kue. Sesekali ia menunduk lebih dekat, memastikan setiap sisi tampak rapi dan halus.

Kotak berisi buah segar sudah ia siapkan di sampingnya. Dengan hati-hati, ia menata potongan stroberi dan kiwi membentuk pola melingkar, lalu menambahkan taburan cokelat parut di atasnya. Senyumnya samar muncul setiap kali detail hiasan itu semakin mempercantik kue.

Bagi Aruna, bukan sekadar kue yang ia kerjakan, melainkan bentuk seni yang ingin membuat pelanggan merasa istimewa saat menerimanya.

"Udah jadi belum kue nya ?" Nawa masuk menghampiri Aruna

"Udah nih". Balas Aruna saat selesai memasukkan kue yang tadi ia buat

Nawa mengambil kue tersebut lalu memberikannya pada pelanggannya.

"Terima kasih kak. Jangan lupa kasih ulasan nya di sosmed toko kami ya kak. Ditunggu juga repeat ordernya." Ucap Nawa ramah setelah memberikan pesanannya kepada pelanggan.

"Baik kak, terima kasih."

Setelah pelanggan tersebut keluar dari toko. Nawa kembali melakukan aktifitasnya menata kue di etalase agar menarik pengunjung.

Nawa yang sedang asik menata kue-kue terhenti saat melihat seorang wanita tua masuk ke dalam toko. Wanita tua itu berpenampilan elegan dengan rambut putih keperakan yang ditata rapi bergelombang, memberi kesan klasik. Di wajahnya, garis usia memang terlihat, namun terpoles lembut oleh make up tipis yang menonjolkan kecantikannya yang anggun. Ia mengenakan blus sutra berwarna pastel dipadu dengan kalung mutiara besar yang menempel di leher jenjangnya.

Kacamata berbingkai emas tipis bertengger di wajahnya, sementara tas branded kecil berwarna krem menggantung manis di lengannya. Sepasang sepatu hak rendah yang berkilau melengkapi penampilannya, membuat langkahnya tetap berwibawa. Meski sudah berusia lanjut, pesonanya tidak luntur—ia justru memancarkan aura kemewahan dan kelas seorang perempuan berpengaruh yang tahu cara menjaga diri dan tampil modis di setiap kesempatan.

"Selamat siang, apa ada yang bisa saya bantu nek ?" Tanya Nawa saat wanita tua tersebut berdiri di depan meja kasir.

"Panggil saya Oma."

"Ya. Oh ya, Oma. Anda menginginkan kue apa ?"

"Saya tidak mencari kue. Saya kesini mau bertemu dengan Aruna. Bisa tolong panggilkan dia sekarang." Ucap nya pada Nawa, tanpa berpikir lebih Nawa mengangguk.

"Baik Oma, tunggu sebentar saya panggilkan Aruna." Nawa masuk ke dalan pantry, untuk mencari Aruna.

Di pantry. Terlihat Aruna sedang menyiapkan bahan adonan kue yang akan dibuatnya.

"Runa.. Ada yang cari tuh di depan." seru Nawa

"Siapa.?" balas Aruna tanpa menoleh ke arah Nawa

"Nenek-nenek. Gue kira mau beli kue, ternyata cuma nyariin lo."

Aruna menoleh dengan tatapan bingung, "Nenek-nenek. Siapa sih ?"

Nawa mengendikkan bahu, "Ya mana gue tahu. Eh tapi sepertinya dia nenek konglomerat deh. Dari pakaian nya aja udah terlihat banget bukan pakaian murahan."

Siapa ? Apa mungkin Oma. Tapi ngapain dia datang kemari, dan tahu dari mana juga kalau dirinya bekerja disini. Batin Aruna saat mendengar ucapan Nawa kalau nenek itu seorang wanita tua yang kaya.

Aruna melepas apronnya, lalu berjalan keluar pantry. Disusul Nawa di belakangnya. Ia melihat seseorang duduk dengan menghadap ke arah luar.

"Oma.." Seru Aruna saat dirinya sampai di meja. Ia terkejut ternyata yang datang ke tempat kerja nya memang Oma Sita.

Oma Sita menoleh. "Aruna.. Sini duduk dulu." Ucapnya sembari menarik Aruna untuk duduk di kursi depan dirinya duduk.

"Oma kok disini? Ada yang Oma butuhkan?" Tanya Aruna heran

Oma Sita mengangguk, "Oma bosan di rumah. Oma itu baru aja sampai di indonesia lagi setelah sekian lama. Tapi kalian dengan teganya meninggalkan Oma sendiri dirumah. Karena bosan jadi Oma datang aja ketempat kerja mu ini."

"Oma tahu dari mana kalau Aruna kerja disini ?"

"Raka yang bilang. Oma ingin ajak kamu jalan-jalan, kamu mau kan ?"

Aruna terlihat bingung saat mendengar ucapan Oma Sita. Karena nggak mungkin juga ia ijin lagikan, padahal dia baru saja masuk setelah ijin libur seminggu lebih.

"Kok diam. Kamu nggak mau ya menemani Oma." Ucap Oma Sita dengan air muka yang mendadak sedih saat tak kunjung mendengar jawaban darinya.

"Em.. Gimana ya Oma. Aruna masih jam kerja, saya juga masih ada pesanan beberapa kue yang harus jadi hari ini juga." ucap Aruna sedikit ragu, takut Oma Sita tersinggung.

"Oma tungguin. Kamu lanjut kerjakan saja tugasmu. Setelah selesai kamu ikut dengan Oma." Aruna menatap tak percaya saat Oma Sita mau menunggu nya hingga ia selesai mengerjakan semua tugasnya.

"Oma yakin? Tapi Aruna nggak enak kalau Oma haru senunggu."

"Nggak papa. Lagian toko ini nyaman, jadi Oma tidak keberatan. Kamu masuk saja selesaikan tugasmu."

Aruna pun mengangguk, Lalu berjalan masuk. Tetapi tiba-tiba Aruna kembali berjalan keluar menuju meja Oma Sita dengan membawa nampan berisikan cheesecake dengan toping buah-buahan. Tak lupa juga minuman hangat untuk Oma Sita.

"Ini kue dan minuman buat Oma." ucap Aruna sembari menaruh kue dan minuman di meja.

"Loh, tapi Oma ini tidak.."

"Oma tenang kuenya less sugar kok. Jadi Oma nggak usak khawatir." potong Aruna sebelum Oma Sita menyelesaikan ucapannya.

"Makasih loh. Ini buatan kamu sendiri ?" Aruna mengangguk

"Semoga Oma suka yah. Maaf Aruna masuk dulu." ujar Aruna lalu pergi masuk ke dalam pantry.

Oma Sita mengamati cheesecake buatan Aruna di depannya. Kue nya terlihat cantik dengan hiasan buah di atasnya, tanpa menunggu lagi Oma Sita mengambil sendok lalu mencicipi cheesecake dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Nawa yang sejak tadi melihat interaksi antara keduanya, dengan cepat masuk menyusul Aruna yang berjalan ke dalam pantry.

"Jadi itu neneknya Pak Raka, Run ?" Aruna hanya mengangguk.

"Wah.. Pantas saja Pak Raka mempunyai paras yang tampan seperti itu. Ternyata dari bibitnya aja udah bagus. Gue yakin anak kalian nanti tak kalah tampan dan cantik. Secara bibitnya aja bagus-bagus, cantik dan tam .....Auuuww sakit. Apaan sih". Gerutu Nawa saat mendapat tampolan spatula dari Aruna di keningnya.

"Nggak usah kejauhan deh ngomongnya. kebiasaan banget lo ya kalau ngomong itu ngelantur."

"Ck.. Emang ada yang salah dari ucapan gue barusan ?" Tanya Nawa yang masih mengusap keningnya.

"Jelas salah. Hubungan gue sama Mas Raka itu belum tentu sampai ke arah sana. Alurnya aja masih belum jelas." Ucap Aruna sembari memasang apronnya lagi.

Nawa menatap Aruna dengan pandangan menelisik. "Apa Pak Raka masih memikirkan mantan kekasihnya yang sudah menelantarkan dirinya itu ?".

Aruna hanya mengendikkan bahunya, seakan enggan untuk berkomentar lebih.

"Ck.. Bodoh banget sih kalau iya. Lagian ngapain juga udah menyakiti hati masih aja di cari. Tenang bestie, gue yakin Pak Raka akan lebih milih lo si daripada mantannya itu. Lo nggak usah khawatir."

"Apa sih. Udah, lo kembali ke depan aja. Nanti kalau Mbak Amel lihat bisa kena semprot lagi."

Nawa menepuk bahu Aruna, lalu berjalan ke depan. Saat Nawa sudah menghilang dari padangannya, ia menghentikan tangannya saat sedang mencampurkan adonan kue. Aruna terdiam setelah mendengar ucapan Nawa, ia hanya pasrah saja kepada takdir Tuhan. Ia hanya berharap, jika memang Raka akan kembali kepada Mesya setelah wanita itu ditemukan. Semoga saja perasaannya terhadap Raka belum terlalu jauh. Agar dirinya tidak terlalu sakit untuk melepaskan.

* * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!