Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
...Happy Reading...
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
Greland memutuskan untuk mencari baju yang lebih baik dan layak pakai. Ia pun berjalan masuk ke dalam rumah, mencari tempat yang tepat untuk menemukan pakaian yang sesuai. Namun, saat ia hendak masuk ke dalam rumah, Ranti langsung membentaknya dengan kasar.
"Eh! Ngapain kamu masuk ke dalam rumah ini lagi! Pergi kamu dari sini!" ucap Ranti dengan nada yang tinggi dan tidak sabar. Ia terlihat tidak suka dengan kehadiran Greland dan ingin menyingkirkannya.
Tapi Greland tidak peduli dengan bentakan Ranti. Ia malah berjalan mendekati Ranti, tidak menunjukkan tanda-tanda takut atau cemas. "Aku hanya ingin mencari baju yang lebih baik," kata Greland dengan nada yang datar, tidak menunjukkan emosi apa pun.
Ranti terlihat semakin kesal dengan sikap Greland yang tidak peduli. Ia mengangkat tangan, seolah-olah ingin memukul Greland. "Kamu tidak punya hak untuk masuk ke dalam rumah ini! Pergi! Pergi dari rumah ini!" teriak Ranti dengan marah.
Greland tersenyum sinis, ia terus mendekat, dengan cekatan ia meraih tangan Ranti. "Hey! Apa-apaan ini! Lepaskan tangan ku!" teriak Ranti mencoba menarik tangannya, tapi tidak bisa.
"Kau... terlalu berisik!" ucap Greland dengan pelan tapi menekan, ia menarik tangan Ranti dan melemparkan ke arah televisi. Brukkk! "Akhhhh!" teriak Ranti kesakitan.
Televisi berjatuhan ke lantai dan pecah. Greland menatap Ranti yang kesakitan itu dengan tatapan dingin, lalu ia pun berjalan menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Ranti masih terbaring di lantai, menahan rasa sakit dan kemarahan. Ia tidak bisa percaya bahwa Greland bisa berlaku seperti itu.
Saat di kamar, Greland mulai mencari di lemari dan menemukan beberapa baju, tapi satu pun baju tidak ada yang bagus. "Serius nih, nggak ada baju yang lebih baik dari kain lap?" tanya Greland tak habis pikir, sambil menggelengkan kepala.
"Astaga," keluh Greland, sambil membuang-buang baju yang ada di lemari. "Baju pembantu saja lebih baik dari semua baju yang ada di kamar ini," omel Greland, sambil menatap baju-baju yang kusam dan tidak menarik.
Greland terus mencari-cari, berharap menemukan sesuatu yang lebih baik, tapi apa yang ia temukan hanya baju-baju yang sudah usang dan tidak layak pakai. Ia merasa kesal , tidak mengerti mengapa pemilik tubuh asli ini tidak memiliki baju yang lebih baik.
Ranti berusaha untuk bangun, tapi pinggangnya terlalu sakit untuk berdiri. "Mama! Mama kenapa?" tanya Gemini berlari menghampiri ibunya yang terbaring di antara televisi yang pecah itu.
"Aduhhh! Cepat tolong Mama!" rintih Ranti kesakitan, sambil menahan rasa sakit di pinggangnya. Gemini terlihat khawatir dan takut, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Papa! Papa! Tolongin Mama Papa!" teriak Gemini yang sedikit takut melihat pecahan kaca televisi itu, jika dia menolong ibunya, pasti ia juga akan terluka. Gemini berlari keluar dari ruangan, mencari Yanto yang sedang berada di kamar.
Yanto yang mendengar teriakan Gemini, keluar dari kamar dengan wajah yang penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Yanto, sambil melihat anaknya itu terburu-buru.
"Mama kesakitan, Papa! Tolongin Mama!" kata Gemini, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh harapan.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹☘️☘️☘️❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
semangat up banyak"ceritanya bagus