NovelToon NovelToon
SISTEM PILIHAN UTAMA: KEKAYAAN TAK TERBATAS

SISTEM PILIHAN UTAMA: KEKAYAAN TAK TERBATAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Kaya Raya / Harem
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Dikhianati cinta. Ditindas kemiskinan. Ditinggalkan bersimbah darah di gang oleh kaum elit kaya. Mason Carter dulunya anak orang kaya seperti anak-anak beruntung lainnya di Northwyn City, sampai ayahnya dituduh melakukan kejahatan yang tidak dilakukannya, harta bendanya dirampas, dan dipenjara. Mason berakhir sebagai pengantar barang biasa dengan masa lalu yang buruk, hanya berusaha memenuhi kebutuhan dan merawat pacarnya-yang kemudian mengkhianatinya dengan putra dari pria yang menuduh ayahnya. Pada hari ia mengalami pengkhianatan paling mengejutkan dalam hidupnya, seolah itu belum cukup, ia dipukuli setengah mati-dan saat itulah Sistem Kekayaan Tak Terbatas bangkit dalam dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SELAMAT

Mason akhirnya menerima dua puluh satu juta dolar malam itu, dengan pesonanya meningkat pesat sebanyak lima belas poin. Dia tidak tahu kenapa efek gelar itu tidak mempengaruhi atribut lainnya, tetapi dia tidak berani mengeluh setelah kemajuan besar ini.

Gelar itu sendiri terasa canggung, dan Mason tidak bisa menahan diri untuk mempertanyakan sistem.

Namun...

[Gelar ini berlaku untuk tindakan dan momen yang jujur, Tuan. Jelas sekali Anda adalah seorang Penggoda Suster dan Penipu.]

“Kau yang menyuruhku menggoda dia!” seru Mason.

[Iya, benar. Demi kebaikan Anda sendiri.]

Suster Luna tertidur pulas selama berjam-jam tanpa keinginan, karena ia benar-benar kelelahan. Akibatnya, dia harus bermalam di rumah Mason, karena Mason tidak berniat membangunkannya.

Keesokan harinya...

Mata Mason perlahan terbuka karena sinar hangat cahaya pagi yang menembus melalui tirai yang setengah terbuka. Dia meregangkan tubuhnya sedikit, merasakan nyeri tumpul di anggota badannya—pengingat akan malam yang liar sebelumnya.

Sekilas dia menoleh ke samping, lalu dia mengulurkan tangan untuk menyentuhnya...

Luna langsung terlonjak bangun.

“Oh Tuhan!”

Mason mengedipkan mata, terkejut. “Luna?”

Luna melihat sekeliling ruangan dengan panik. “A... aku masih di sini?! Aku tidur di sini?!”

Mason mencoba duduk. “Ya, kau pingsan setelah...”

“Aku terlambat! Aku terlambat!” Luna meloncat dari tempat tidur, meraih gaun kusutnya dari lantai.

“Tidak, tidak-tidak... Aku seharusnya bertugas shift malam. Bosku akan membunuhku!”

Mason mengusap pelipisnya. “Tenang saja. Cukup telepon saja dan...”

“Aku tidak bisa!” potong Luna sambil mengenakan bajunya secepat mungkin. “Dia pasti sudah sampai disana sekarang. Dia selalu mengecek sistem absensi pertama kali di pagi hari.”

“Luna, setidaknya pelan-pelan dan...” Mason mencoba menenangkannya...

Tapi Luna tidak mendengarkan. Dia memasukkan satu kaki ke celananya, sedikit tersandung, lalu menyerah memakai sepatu sama sekali dan hanya menggenggamnya di tangan.

“Aku akan menghubungimu nanti!” teriaknya sambil berlari keluar rumah tanpa alas kaki.

Mason berdiri sebentar, masih terkejut oleh badai kecil yang baru saja lewat.

“Dia benar-benar pergi tanpa alas kaki?”

Sambil tertawa kecil, Mason bangkit dan mulai berpakaian. Dia baru saja mengancingkan pakaiannya ketika terdengar bunyi notifikasi dari ponselnya di meja samping tempat tidur.

{Notifikasi: CRYVEN.}

{CRYVEN COIN telah melonjak! Nilai saat ini: $11 per koin.}

Mason menatap, bibirnya terbuka. “Sebelas dolar? Itu peningkatan yang cukup besar dalam seminggu,” senyumnya melebar.

Dia harus yakin bahwa CRYVEN Coin tidak seperti yang lain yang akhirnya membuat orang rugi.

Sekali lagi, sistem telah membuktikan bahwa dia dapat sepenuhnya dipercaya dan diandalkan.

[Sistem: Tetap tenang, Tuan Rumah. Anda tidak boleh berpikir untuk menjualnya. Ini baru awal dari kenaikan.]

Mason menyeringai. “Kau memang tahu cara memberi kejutan saat aku tidak mengharapkannya.”

Sementara itu, di seberang GreenRise Elite University, Luna bergegas masuk melalui pintu samping rumah sakit, mengenakan sepatu hak tingginya sambil berjalan. Rambutnya acak-acakan, dan dia belum sempat berganti seragam. Dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan tatapan heran rekan-rekannya.

Dia sampai di pintu ruang perawatan tepat saat atasannya, Matron Bernard, sedang menutup laporan jaga malam.

“Luna Cooper.”

Luna membeku.

Tatapan dingin Bernard terangkat dari papan catatan, alisnya mengerut. “Kau bahkan tidak berpikir untuk menelepon?”

“Aku... aku ada keadaan darurat. Ponselku mati...”

“Shift-mu dimulai jam delapan malam. Sekarang hampir jam sembilan pagi. Apakah kau pikir ini lelucon?" tanya Hugo dengan tajam.

Luna berdiri tegak. “Aku bersumpah tidak berniat...”

“Aku sudah memeriksa laporan. Kau tidak ada disini. Dan tidak ada panggilan. Itu kelalaian. Kau meninggalkan posmu,” raut wajah Bernard semakin gelap.

“Aku hanya...” dia terbata-bata. “Aku benar-benar meminta maaf. Tolong, biarkan aku menjelaskan...”

Raut wajah Luna berubah dari gugup menjadi waspada seketika, tangannya sedikit bergetar—tanda jelas dari rasa takut yang memuncak.

“Tidak perlu.” Bernard menyelipkan pena ke papan catatan dan berbalik sepenuhnya ke arahnya. “Kau dipecat. Mulai berlaku dari saat ini.”

Napas Luna tercekat.

“Tunggu—apa? Begitu saja?”

“Begitu saja.” Suara pria itu tajam seperti baja. “Serahkan tanda pengenal dan seragammu. Lebih baik kau pergi secepatnya atau keamanan akan mengantarmu keluar.”

Luna berdiri terpaku beberapa detik, matanya berkedip tak percaya. Dunia terasa berputar, dan anggota tubuhnya mendadak lemas.

Baru ketika dia menemukan dirinya duduk di bangku luar gedung, dengan tanda pengenal dalam amplop tertutup, kenyataan menghantamnya sepenuhnya. Dengan tangan gemetar, dia meraih ponselnya dan menekan nomor.

“Mason?” suaranya tegang.

“Halo, Luna. Semuanya baik-baik saja?”

“Tidak,” potongnya cepat. “Kau... kau mengalihkan perhatianku! Sekarang aku kehilangan pekerjaanku! Apa yang harus aku lakukan?! Aku... aku memiliki tagihan! Sewa rumah! Dan Biaya sekolah adikku—”

Mason terdiam sejenak.

“Luna.”

“Apa?!” dia membentak.

“Kirimkan nomor rekeningmu.”

“Apa?”

“Sudah kirimkan saja.”

Masih kesal dan bingung, dia ragu sejenak lalu memutuskan untuk mengetiknya nomor rekeningnya dan mengirimkannya. Dia bahkan belum sempat bertanya kenapa ketika ponselnya bergetar dengan bunyi notifikasi.

{Pemberitahuan Kredit: $1.000.000,00. Dari: Mason Carter}

Dia terkejut dan matanya melebar.

“Mason...? Ini salah kirim, kan?”

“Tidak,” jawab Mason santai. “Anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih untuk tadi malam dan rencana cadangan untuk hari ini.”

“Tapi ini... maksudku... kenapa kau—?”

Rasanya hampir seperti dia sedang bermimpi.

“Luna, aku sudah katakan. Aku ada di belakangmu. Kau tidak berhutang apapun padaku.”

Dada Luna terasa sesak. Amarah yang sejak tadi dia pendam mulai runtuh, mengalir keluar saat matanya terasa panas.

“Kau tidak perlu melakukan ini...” ucapnya dengan suara bergetar.

“Tapi aku melakukannya. Dan aku tulus.”

Luna kembali terdiam. Kali ini, diamnya dipenuhi lebih dari sekadar keterkejutan. Ada rasa syukur. Kekaguman. Mungkin juga... sesuatu yang lebih dalam.

“Aku tidak tahu harus berkata apa.”

“Kau tidak perlu berkata apa-apa,” jawab Mason lembut. “Cukup tarik napas. Biarkan aku yang akan menangani sisanya.”

Selama beberapa saat, dia hanya duduk di sana, telepon masih menempel di telinganya bahkan setelah panggilan berakhir.

Di suatu tempat dalam dirinya, tembok yang sudah lama ia bangun mulai runtuh.

Di sisi lain...

[Anggota harem Suster Luna Cooper mengalami pembaruan pada bilah Kasih Sayang.]

[Kasih Sayang: 84%]

[Anda mendapatkan +3 Pengaruh dan +2 Karisma.]

Mason melihat pembaruan itu muncul di hadapannya... Itu adalah peningkatan besar lainnya dalam bilah kasih sayang Luna, dan sepertinya Luna adalah satu-satunya yang memiliki bakat besar untuk fitur harem itu.

Dan bagi Mason, itu sama sekali bukan masalah.

“Dia sangat manis,” gumamnya pada dirinya sendiri sambil kembali merebahkan diri di tempat tidur dengan tawa lembut namun tulus.

Saat itu juga, ponselnya kembali berdering, dan itu adalah sesuatu yang hampir dia lupakan.

“Jangan katakan kau melupakan tentang kencan kita. Aku menelepon untuk mengingatkanmu, Tuan Berbahaya,” kata Giselle di seberang sana, membuat senyum terbentuk di wajah Mason.

“Aku tidak lupa. Aku akan mengirimkan alamatnya lewat pesan teks sekarang juga," kata Mason.

“Senang mendengarnya... Sampai jumpa, Mason,” ujar Giselle lalu mengakhiri panggilan.

“Fiuh...” Mason menghela napas lega.

Itu hari Sabtu, dan kalau dia jujur, dia hampir lupa... Untungnya, Giselle sudah mengingatkannya.

Dia baru saja menyelamatkannya dari mengecewakan Giselle untuk kedua kalinya.

1
laba6
up
queen
up thor
cokky
update
Jacky Hong
crazy up thor
Lacoste
update thor
express
up
corY
update
Coutinho
💥👍💥👍💥👍
bobbie
👍👍
Dolphin
lanjut thor
laba6
up
sarjanahukum
update
oppa
up
queen
update
queen
up
cokky
update thor
cokky
update
🦍
update thor
okford
update
Billie
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!