NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Dewa Jahat

Sistem Kultivasi Dewa Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Toko Interdimensi
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.

Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.

Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32 Biografi Dunia

Langit malam memayungi kediaman keluarga Wang dengan damai, seperti selimut biru gelap yang bertabur bintang. Angin malam berembus pelan melewati taman belakang dan kolam teratai, membawa aroma dedaunan yang baru disiram embun.

Di tengah kemegahan kediaman bangsawan paling berkuasa di Wilayah Utara, terdapat satu tempat yang jarang disambangi—perpustakaan utama keluarga Wang.

Pintu kayu jati besar itu terbuka perlahan, mengeluarkan suara berderit ringan. Di dalamnya, lilin-lilin menyala tenang, memantulkan cahaya keemasan ke rak-rak buku yang menjulang tinggi.

Dan di tengah ruangan, duduk seorang pemuda tampan berpakaian hitam elegan, rambut panjangnya digelung setengah, sorot matanya tajam meski diselimuti bayangan.

Wang Cheng.

Pemandangan itu cukup untuk membuat beberapa pelayan yang lewat berhenti sejenak, mengucek mata, memastikan bahwa mereka tidak sedang berhalusinasi.

Tuan Muda Kelima... membaca buku?

Tidak lama, seorang gadis muda masuk dengan langkah ringan namun penuh hormat. Pelayan pribadi Wang Cheng—Lishan, mengenakan pakaian pelayan berwarna biru tua, membawa setumpuk buku tebal ke hadapan tuannya.

“Permisi, Tuan Muda,” ucapnya sambil meletakkan buku-buku itu dengan hati-hati di meja batu giok. “Ini semua adalah permintaan Anda… topik seputar sejarah Dinasti Yanlong, struktur politik, serta peta peradaban dunia. Tapi… boleh saya bertanya?”

Wang Cheng tidak mengangkat kepalanya dari buku yang sedang ia baca. “Bertanyalah,” ucapnya santai.

Lishan menggigit bibirnya sejenak. “Mengapa Tuan Muda tiba-tiba ingin membaca semua ini? Bukankah... Anda tidak pernah tertarik pada hal-hal seperti ini sebelumnya?”

Akhirnya Wang Cheng menutup buku di tangannya dan menatap Lishan dengan senyum tipis. “Aku hanya ingin tahu... seberapa rusaknya dunia ini sebelum aku memperbaikinya.”

Lishan sempat terdiam, tak tahu apakah kalimat itu serius atau sekadar omongan puitis. Ia pun membungkuk sopan. “Kalau begitu, saya akan undur diri. Silakan menikmati malam Anda.”

Saat pintu kembali tertutup, suasana ruangan tenggelam dalam keheningan yang dalam.

Wang Cheng bersandar sedikit, membuka buku geografi yang tampak berusia tua. Debu tipis beterbangan dari halamannya.

“Aku tidak punya ingatan detail tentang dunia ini… pemilik tubuh sebelumnya terlalu sibuk mengejar ambisinya sehingga tak pernah peduli dengan dunia luar. Itu bodoh.”

Wang Cheng, sebagai mantan seorang mafia tentu tahu jika informasi adalah hal yang tidak jauh lebih penting seperti kekuatan. Dengan informasi, Wang Cheng bisa tahu wilayah kekuasaannya dengan detail, musuh-musuhnya, dan dimana saja tempat yang strategis untuk mengembangkan bisnisnya.

Ia membalik halaman demi halaman. Goresan kuas tinta hitam menjelaskan bahwa dunia ini luas, jauh lebih kompleks dari yang ia kira.

Dinasti Yanlong. Pusat kekuasaan besar yang berdiri di tengah dunia ini. Diperintah oleh Raja Long Yuanzi, pemimpin dengan kekuatan luar biasa dan ambisi yang dikenal luas karena relasi keluarganya dengan para Naga.

Di bawah kekuasaan sang raja, ada empat bangsawan tingkat 1 yang menguasai keempat wilayah kerajaannya. Keluarga Wang yang menguasai Wilayah Utara, Keluarga Lin Wilayah Barat, Keluarga Zhang Wilayah Timur, dan Keluarga Yuan Wilayah Selatan.

Mereka bukan sekadar bangsawan biasa. Masing-masing menguasai puluhan kota besar, serta memiliki angkatan militer pribadi.

Di bawahnya, terdapat bangsawan tingkat 2 yang memimpin setiap kota besar. Lalu bangsawan tingkat 3 yang memimpin kota kecil ataupun desa yang jumlahnya mencapai ratusan.

Yang membuat Wang Cheng lebih tertarik adalah peta kekuatan spiritual. Ada banyak sekte beladiri yang tersebar di berbagai wilayah, namun hanya 4 yang paling besar dan mendominasi. Masing-masing dari mereka menggunakan nama wilayah yang ada, seperti: Sekte Utara, Sekte Barat, Sekte Timur, dan Sekte Selatan.

Mereka bukan sekadar lembaga pelatihan, melainkan kekuatan politik yang berdiri sendiri. Bahkan beberapa pemimpin sekte memiliki pengaruh yang menyamai bangsawan.

Halaman terakhir menjelaskan tentang peradaban dan teknologi.

Dunia ini mirip dengan era Tiongkok kuno di dunia Wang Cheng, tanpa listrik atau mesin, namun penuh dengan artefak spiritual. Beberapa artefak bahkan bisa menggantikan fungsi alat modern, dari komunikasi, hingga teleportasi—asal memiliki cukup Qi atau energi roh untuk mengaktifkannya.

Wang Cheng menghela napas. Banyak informasi yang perlu dicerna, namun satu hal menjadi jelas.

Suara lembut dari lembaran buku yang ditutup perlahan terdengar begitu jelas di dalam ruangan sunyi itu.

Wang Cheng bersandar di kursinya, menatap kosong ke arah lilin yang mulai meleleh. Matanya tak benar-benar melihat cahaya, melainkan memikirkan satu hal: "Situasi politik di dunia ini jauh lebih rumit dari yang aku bayangkan," gumamnya pelan.

Ia menarik napas dalam, mencoba mencerna apa saja yang baru ia baca.

Dinasti Yanlong, meski terlihat megah dan kuat, ternyata seperti rumah yang kayunya sudah lapuk dimakan rayap. Tinggal menunggu waktu sebelum semuanya runtuh.

Pusat pemerintahan dikuasai Raja Long Yuanzi, seorang pemimpin kuat yang pernah memimpin perang besar melawan ras iblis lima puluh tahun lalu.

Tidak ada kemenangan, tapi diskusi diantara kedua belah pihak hingga terjalin perdamaian. Sebuah prestasi yang membanggakan, tapi justru karena itu banyak pihak yang mulai tidak puas.

Beberapa alasan cukup jelas.

Pertama, Long Yuanzi malah menjalin hubungan baik dengan ras iblis. Ia menolak membalas dendam. Menolak membakar jembatan komunikasi. Katanya, "perdamaian lebih mahal dari kemenangan." Tapi tidak semua orang bisa menerima gagasan tersebut.

Dendam masih hidup di hati banyak orang.

Dan ketika rakyat menyimpan luka, para bangsawan menyulutnya menjadi api. Api besar yang membakar hutan.

Keluarga Zhang di Timur dan Keluarga Yuan di Selatan sudah lama menentang kebijakan sang Raja. Mereka menganggap perdamaian sebagai kelemahan. Menurut mereka, manusia harus menguasai dunia ini, bukan berbagi tempat tinggal dengan iblis.

Hanya Keluarga Wang dan Keluarga Lin yang sepaham dengan ideologi Sang Raja. Namun saat ini, Keluarga Lin di Barat sedang dalam kondisi kacau balau. Sebagian kota mereka dikuasai pemberontak yang entah didukung siapa. Jika mereka jatuh, keseimbangan kekuasaan akan rusak.

Wang Cheng menyatukan kedua tangan di depan wajahnya.

“Jika tiga dari empat bangsawan tingkat satu berbalik arah… maka tahta Raja akan digulingkan. Dan pangeran pertama, yang terkenal membenci iblis, akan naik sebagai penguasa baru.”

Bukan sekadar spekulasi. Di dalam salah satu buku yang tadi ia baca, tercatat bahwa Raja Long Yuanzi mulai kehilangan dukungan dalam istana sendiri.

Anak-anaknya pun berselisih soal siapa yang paling layak menggantikan tahta. Bukan hanya pertarungan pengaruh, tapi juga fisik dan politik. Masing-masing memiliki pendukung sendiri—para jenderal, bangsawan, bahkan pemimpin sekte beladiri.

“Tempat ini seperti tong mesiu,” desis Wang Cheng pelan. “Satu percikan saja bisa meledakkan semuanya.”

Ia berdiri, berjalan pelan ke arah jendela besar perpustakaan yang menghadap taman dalam. Angin malam berembus, membawa suara kodok dan dedaunan.

“Kalau aku hanya duduk diam, aku akan hancur bersama rumah ini. Tapi kalau aku bergerak sekarang…”

Matanya menyipit.

“Aku bisa menjadi orang yang membangun rumah baru di atas puing-puingnya.”

1
sangtaipan
kerennn sangat boskku
pembaca gabut
lanjutt thorr adik nih 🔥🔥🔥
pembaca gabut
anjay 🗿 otak cerdik
pembaca gabut
kira kira kenapa ya si lishan ? kok kga membenci mc 🤔
pembaca gabut
gue suka nih wheehehe biasa nya gue baca novel sistem yg kehidupan awal nya ketua mafia juga pas mau mati pasti menyesal TPI ini kgaa anjer whahah malah tambah brutal
abyman😊😊😊
Ianjut kan.....
sangtaipan
kerennnnn parahhh
Baby Bear
lanjut ka semangat💪💪💪
Arman Jaya
lanjjjuuuuttttt
sangtaipan
uwayoooo keren lah sangattt
sangtaipan
ditunggu chapter selanjutnya sobat🔥
sangtaipan
mantap thor, tetap semangat
sangtaipan
keren parah sih
Baby Bear
bagus
Baby Bear
lanjut ka semangat 💪💪💪💪💪
sangtaipan
bagusss bangettt
sangtaipan
keren parahhh
Andi Liu
bagus
Andi Liu
lanjutkan
sangtaipan
hahaha sadiss membunuh jiwa dan raga tanpa menyentuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!