Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

Rasa sesak itu kembali datang, bukan karena Dania menangis tersedu. Tapi tentang pernyataan Agastya yang mengatakan alasan status pernikahan disembunyikan karena Agastya ingin melindungi dirinya.

"Aku merasa dilindungi sekaligus dicintai. Baiklah tak apa pernikahan ini disembunyikan, asal Mas Agas tidak selingkuh atau rujuk dengan Mantannya." Ucap Dania menenangkan dirinya sendiri.

Setelah mencuci wajahnya supaya bekas air matanya hilang, Dania pun memoles ulang dengan makeup tipis yang selalu ada di tasnya. Hingga suara beberapa langkah kaki terdengar mendekat memasuki kamar mandi.

"Eh... Ternyata ada Sekretaris baru. Kamu siapanya Tuan Agastya? Kenapa bisa masuk tanpa melalui HRD?" Tanya seorang staff berpakaian ketat.

"Oh... Aku hanya kenalan lamanya, yang kebetulan bertemu di Korea. Karena katanya Mas Agas butuh Sekretaris, maka aku mengajukan diriku. Ternyata kriteriaku sesuai dengan kemauannya, makanya aku dibawa masuk Perusahaan. Apa ada yang salah Bu?" Tanya Dania karena staff itu menatap Dania dari ujung rambut hingga kaki seolah sedang menilai.

"Tidak salah kalau kamu menggunakan ijazah untuk bisa menjadi Sekretaris. Bukan menyodorkan tubuh untuk menggoda Tuan Agastya supaya terikat denganmu." Ucap Staff bernama Kinan Maharani.

"Kalaupun aku mau menggoda, itu bukan urusan kamu Bu Kinan. Artinya Mas Agas tertarik denganku. Toh kami sudah saling kenal, sebelum aku dijadikan Sekretaris pribadinya."

"Sombong! Kamu tidak tahu, mantan Istri Tuan Agas seorang Dokter. Dibandingkan dia, kamu tidak ada apa-apanya. Bagaikan langit dan bumi yang jauh sekali perbandingannya." Ucap Kinan semakin memprovokasi Dania.

"Hanya mantan? Artinya barang bekas yang sudah dibuang. Sedangkan aku, wanita yang sekarang ada di dekat Mas Agas setiap hari."

Setelah mengatakan kalimat balasan menohok, Dania melangkah dengan dagu terangkat.

Benar, dia adalah Dania Eleanor Wijaya. Nyonya Agastya Wijaya yang SAH dan punya buku nikah. Apa yang ditakutkan lagi olehnya, karena kelemahannya hanya karena disembunyikan. Tapi, dia punya kuasa dan wewenang besar di Perusahaan ini. 25% saham cukup menjadikannya kuat.

Tiba di ruangan Agastya, Dania langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Entah kesambet atau karena apa, Dania mengunci pintu lalu duduk di pangkuan Agastya sambil tangannya dirangkulkan ke tengkuk leher suaminya.

"Hubby... Aku barusan adu mulut dengan Bu Kinan di toilet. Dan aku keceplosan bilang ingin menggoda kamu." Ucap Dania jujur.

"Mungkin benar kata Bu Kinan, aku bisa menjadi Sekretaris pribadi karena menggunakan tubuh bukan ijazah. Kalau begitu kenapa tidak aku realisasikan saja tuduhan Bu Kinan. Tak apa kan menggoda suami sendiri, supaya kamu tidak balikan sama mantan yang meresahkan itu." Ucap Dania memberanikan diri mengecup bibir Agastya yang langsung disambut.

"Kata mereka aku hanya Jalang, baiklah Apa Tuan Agastya suka dengan Jalang ini?" Dania semakin hilang kendali, membuat Agastya tertegun.

Dania semakin berani menggoda Agastya. Sikap agresif pertama yang ditunjukkan Dania bahkan dulu dengan Adnan dia seorang Istri yang pasif. Mungkin itulah penyebab mantan suaminya berpaling dengan Sasha yang liar.

"Katanya seorang pria akan setia pada wanita yang mampu memuaskannya. Jadi aku harap, Hubby tidak meninggalkanku karena aku sudah berusaha bersikap agresif dan liar melayanimu." Ucap Dania sudah melepas kancing kemeja Agastya tapi gerakannya dihentikan.

"Stop Dania, kamu tidak perlu merendahkan dirimu demi memintaku setia." Ucap Agastya perlahan merengkuh Istrinya.

Agastya tahu jika Dania rapuh, trauma kehilangan itu jelas terlihat. Tapi kenapa? Apa artinya Dania juga sudah merasakan cinta untuknya.

Agastya menghapus setetes air mata, lalu mengecup lembut bibir Dania. Posisi Dania masih duduk mengang kang di pangkuan sang Suami.

"Tanpa kamu melakukan hal gila, aku tidak akan berpaling meninggalkanmu."

"Kamu tahu... Alasan aku mengikatmu dengan tali pernikahan yang SAH? Karena aku telah jatuh cinta, aku jatuh dengan pesonamu Dania. Aku mencintaimu, dan itu nyata. Kamu akan selalu menjadi milikku. Hanya kita berdua, tidak akan ada poligami yang akan terjadi. Mungkin terlalu cepat untukmu memahamiku, tapi aku sungguh dengan janjiku."

"Untuk apa aku berikan saham, karena itu adalah nyawa perusahaanku. Kalau aku berkhianat kamu bisa melawanku dengan kekuatan saham milikmu. Tapi akan aku pastikan aku setia hanya denganmu hingga mati. Percayalah, aku tidak mungkin mengkhianatimu. Kita sama-sama pernah merasakan sakitnya dikhianati oleh pasangan, tidak mungkin aku meniru perbuatan mereka."

"Sekarang bersiaplah, kita akan meeting. Lawan mereka yang berani merendahkanmu. Kebenaran status pernikahan kita berdua, asistenku, kepala HRD, dan beberapa pemegang saham sudah aku beritahu. Jadi kamu hanya aku sembunyikan pada karyawan yang tidak penting. Ingat kamu adalah Nyonya Wijaya, jangan pernah mau diinjak-injak. Kamu jangan pernah mau kalah!"

"Baik, dan aku juga tidak akan mau mengalah terhadap siapa pun termasuk mantan Istri Hubby. Jangan ada drama dengan dalih demi anak-anak, Hubby bersikap lemah dan mengesampingkan perasaanku sebagai seorang Istri SAH." Ucap Dania.

"Tapi, kamu harus pelan-pelan mencuri hati anak-anakku terutama si sulung yang keras kepala."

"Kapan-kapan kita dinner bersama, dengan alasan kamu adalah Sekretarisku. Biar pelan-pelan mereka bisa mengenalmu lebih dekat." Ucap Agastya.

"Baik Hubby, maaf sikap impulsifku. Dan aku harap Hubby bisa mengambil sikap tegas dengan karyawan. Jangan ada senioritas di Perusahaan ini yang digunakan untuk membully." Ucap Dania sambil merapikan pakaiannya.

Tok

Tok

Tok

"Sepertinya Hendry sudah datang untuk mengingatkan kita.

"Biar aku yang buka, sekalian aku ambil berkasnya." Ucap Dania.

Cekleekkk

"Nyonya Dania, apa Tuan Agastya sudah siap pergi meeting?" Tanya Hendry melirik ke dalam.

"Kami tidak melakukan apa-apa, jangan buat Istriku takut melihatmu." Ucap Agastya kemudian melangkah keluar.

Tapi sebelum benar-benar keluar, mantan duda itu mencuri kecupan di depan sang asisten yang melongo melihat bos muka datar sekarang bisa bersikap lebih ekspresif.

"Apa benar itu Tuan Agastya? Sejak kapan beliau bisa romantis." Gumam Hendry pelan tapi masih terdengar membuat pipi Dania memerah karena malu, sedangkan Agastya...

PLAK

"Jangan buat Istriku malu karena perkataanmu yang tidak masuk akal. Aku bersikap romantis dan manis untuk wanita yang aku cintai. Dania, sekarang kamu percaya kan? Bahwa aku sejak dulu tidak pernah mencintai sekalipun dengan Sherly. Hanya kamu dan satu-satunya. Maaf untuk sementara kamu masih harus aku sembunyikan." Ucap Agastya.

"Iya, aku sudah paham Hubby. Asal setiap malam, Hubby menjengukku." Ucap Dania seolah memberi kode.

"Apakah karena semalam?" Bisik Agastya.

"Benar, aku tidak mau melewatkan satu malam pun bercinta denganmu. Aku ingin Hubby terikat denganku, aku tidak mau mengalah dengan siapa pun termasuk anak-anakmu." Balas Dania sambil mengedipkan matanya.