NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

"Reysha...!". Ryo memanggilnya setelah ia lama menunggu Reysha kembali dari bengkelnya.

Reysha terkejut akan kehadirannya yang tanpa di undang.

"Loe kenapa tiba-tiba datang kesini? Ada apa?". Ia bertanya sembari melihat ke sekelilingnya tidak ada orang lain selain Ryo.

"Ada yang mau gue omongin ke loe. Ini mengenai soal kematian Anya". Ryo langsung mengucapkan maksud kedatangannya itu.

Mata Reysha terbelalak seketika karena tiba-tiba Ryo ingin membicarakan soal itu.

"Jangan di sini. Sebaiknya loe ikutin gue". Kemudian mengajaknya ke tempat yang jauh dari rumahnya dan juga jauh dari keramaian setelah ia memastikan tidak ada yang melihat mereka berdua.

Ryo mengikuti Reysha bersama motornya dari belakang sekaligus memastikan Reysha tidak kabur darinya.

Ryo memarkirkan mobilnya setelah tak lama mereka tiba ke salah satu villa kosong nan angker. Ryo mengerutkan dahinya sambil melirik ke sekitar yang tak berpenghuni sempat ia memikirkan hal yang buruk akan terjadi padanya mengingat kasus kematian Anya yang sangat mengenaskan.

"Kenapa dia bawa gue kesini? Apa jangan-jangan dia mencoba untuk berbuat jahat ke gue karena dia sudah ketahuan sama gue soal kematian Anya ada hubungannya dengan dia?". Batin Ryo bertanya-tanya dengan kecemasan nya namun tetap mengikuti langkah Reysha yang terus masuk ke dalam villa itu.

"Loe kenapa bawa gue kesini?". Ryo berani bertanya padanya ketika Reysha berhenti tepat di ruang tengah villa itu.

"Kenapa? Loe takut kalau gue bakalan berbuat jahat ke loe?". Reysha bertanya balik pada Ryo seolah-olah ia bisa membaca pikiran Ryo.

Ryo mulai semakin mencemaskan dirinya apalagi di saat Reysha tiba-tiba ingin mengambil sesuatu dari dalam laci sebuah bufet lemari yang tak jauh dari mereka.

"Loe mau ngapain Reysha?". Ryo bertanya lagi dengan kewaspadaannya. "Loe jangan macam-macam ya Reysha! Gue tau kalau kematian Anya ada hubungannya dengan loe bahkan kematian Chiko juga. Gue juga punya semua bukti-bukti kalau itu semua loe dalangnya termasuk loe menjebak Briana sebagai pelakunya padahal sebenarnya elo pelakunya. Iya kan?". Ucap Ryo dengan lantang.

Reysha tertawa geli mendengarnya sembari mendekati Ryo dengan perlahan.

"Loe simpan pikiran kotor loe itu terhadap gue nanti yang ada jatuhnya fitnah. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan". Reysha menoyor kepala Ryo lalu menyodorkan beberapa map dokumen pada Ryo.

Ryo sempat tercengang keheranan sambil melihat isi dari map-map itu. "Apa ini?".

"Itu bukti-bukti yang sudah gue kumpulin selama pencarian gue mencari pelaku pembunuhan Chiko sekaligus pembunuhan Anya". Jawab Reysha begitu ia duduk di kursi yang sedikit usang.

"Jadi bukan loe pelakunya?". Ryo mengerutkan keningnya.

"Ya bukan lah! Sembarangan loe asal nuduh gue. Kalau gue pelakunya masa iya gue nyari diri gue sendiri. Aneh loe". Ucapnya.

"Kalau bukan loe pelakunya terus kenapa semua bukti yang gue dapat tertuju ke loe bahkan gue ngeliat sendiri kalau loe berada di lokasi sebelum kejadian kematian Chiko?". Ryo masih bingung. Lalu ia menunjukkan semua bukti miliknya mengarah ke Reysha.

Reysha pun melihat bukti yang menunjukkan dirinya lah pelakunya.

"Memang benar gue berada di lokasi yang ada di dalam foto dan video ini, tapi bukan berarti gue pelakunya dan loe juga enggak bisa ngasal nuduh kalau loe cuma punya bukti yang kurang akurat seperti ini". Reysha menyangkal semua bukti itu termasuk bukti video ia menyelinap ke rumah Briana.

"Ok! Mungkin bukti gue masih kurang, tapi kenapa semua bukti yang ada di tangan loe dan yang ada di tangan polisi tertuju ke Briana? Dan bukti-bukti itu sama persis. Itu artinya loe yang sudah menjebak Briana dengan melaporkannya ke polisi dengan bukti-bukti itu?". Ryo langsung menuduhnya sembari melemparkan bukti milik polisi kepada Reysha.

Alis mata Reysha mengerut begitu ia melihat bukti itu.

"Aneh banget. Polisi dapat darimana ya semua bukti-bukti yang sama dengan yang gue punya? Gue saja dapat bukti-bukti itu berdasarkan dari pencarian gue selama gue berteman dengannya termasuk pencarian gue menyelinap ke rumahnya. Dan semua bukti-bukti ini memang ada di dalam kamarnya Briana". Ucapnya dengan serius.

"Loe yakin kalau semua bukti itu loe dapatkan dari kamar Briana?". Ryo masih meragukannya.

"Gue yakin banget. Semua bukti ini ada di dalam laci meja belajar milik Briana". Jawabnya.

Ryo terkejut lalu ia pun mengingat di saat ia menggeledah meja belajar milik Briana tiba-tiba Briana memukul nya dari belakang hingga ia pingsan.

"Enggak mungkin". Batinnya menyangkalnya.

"Padahal gue belum menceritakan sama siapapun soal ini bahkan ke Anya sekali pun enggak tau kalau gue mencari kasus kematian Chiko. Gue masih menyimpan rapat-rapat semua bukti ini sampai gue benar-benar menemukan pelaku yang sebenarnya. Karena gue enggak yakin kalau semua ini Briana yang ngelakuin". Reysha berkata yang awalnya bernada tinggi hingga merendahkan nadanya karena kecewa jika semua bukti itu benar tertuju pada Briana.

Ryo mengusapkan wajahnya hingga mengacak rambutnya karena frustasi menghadapi kasus serumit ini.

"Enggak! Enggak mungkin Briana pelakunya. Gue yakin ! Bukan Briana pelakunya. Karena di saat kematian Chiko dan Anya gue yang menemukan Briana sudah tidak sadarkan diri di bawah mayat mereka. Kalau dia pelakunya otomatis dia bakalan kabur kan setelah membunuh mereka? Enggak mungkin dia pingsan di lokasi kejadian. Gue yakin pasti ada orang lain yang jadi pelakunya terus dia mencoba untuk menjebak Briana karena Briana tau siapa pelakunya. Karena seingat gue, dia pernah bilang ke gue kalau dia melihat pelakunya tapi dia selalu merasa sakit kepala dan terguncang setiap kali ia ingin menceritakan semuanya ke gue sampai akhirnya gue enggak mau memaksakannya lagi karena dia benar-benar shock berat setiap kali mengingat kejadian itu".

Reysha pun terdiam sembari mengingat perilaku Briana yang sering terguncang setiap kali mereka membahas soal pembunuhan ataupun kematian Chiko.

"Sepertinya kita harus bekerjasama untuk memecahkan kasus ini. Karena gue enggak mau Briana yang menanggung atas perbuatan keji orang lain. Kita harus mencari pelakunya sampai dapat". Ucap Ryo dengan semangat dan membara.

"Ya... Gue juga enggak akan membiarkan Briana tersakiti oleh siapapun dan semampu gue akan melindungi Briana". Ujar Reysha sehingga membuat Ryo melihatnya dengan rasa curiga.

"Bukannya itu harusnya jadi perkataan gue ya? Kan gue pacarnya. Kenapa jadi loe yang ngomong kayak gitu?". Ucap Ryo.

"Ya... Gue kan... Bilang kayak gitu karena gue menganggap Briana itu sahabat gue. Terus juga karena Briana kan sudah baik banget sama adik gue he he he. Loe mikir apaan sih he he he". Reysha terlihat gelagapan menjawab Ryo sembari menyikut perut Ryo.

Namun begitu Ryo masih menaruh rasa curiga dan masih tetap waspada terhadapnya.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!