"Apa yang mereka lihat itu tidak benar. Aku tidak melakukan apapun dengan dia di kamar hotel itu. Mereka salah sangka, aku tidak ingin menikah dengannya!"
Pernikahan bahagia dengan pasangan yang dicintai adalah sesuatu yang diimpikan setiap manusia begitu juga Bianca, tetapi impian itu kandas setelah dia terjebak di sebuah pernikahan yang tidak dia inginkan.
Menikah dengan pengusaha kaya, tetapi melalui sebuah peristiwa yang tidak sengaja, terekspos media mereka tidur berdua di kamar hotel.
Entah mereka akan dapat saling mencintai atau malah berpisah di meja pengadilan, hati memang tidak bisa diperkirakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Posesif
Hay readers sebelum baca please donk yes kasih author
• Like
• Comment
• Rate 5
• Vote
Sebagai penyemangat yaa buat author ini... 😁 Makasih yang udah sukaa n mengikuti cerita ini, Salam sayang dari Bianca...
🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃
Siang itu Bianca telah selesai menyikat toilet hotel. Untung saja hanya toilet umum untuk karyawan. Bukan setiap kamar tamu hotel.
Fyuhh ....
Gadis itu menyeka peluh di keningnya. Untunglah fisiknya kuat, meski habis sakit. Ingin sekali Bianca membalasnya, tapi diurungkan niat buruk itu. Bisa saja dia melakukan penggembosan ban, atau pemberian minuman asin. Namun, dia tidak mau melakukan itu. Ada hal yang ingin dia sampaikan suatu saat nanti pada sang manager.
Setelah semua toilet bersih, Bianca menuju ke ruang istirahat karyawan dan membeli makan di kantin. Laura mendekati Bianca yang sedang duduk kelelahan di sana.
"Gimana, Bi? Kamu diapain?" tanya Laura sedikit cemas melihat sahabatnya nampak lelah.
"Diperkosa!"
"Eh, beneran??"
"Ya ngga, lah!"
"Kamu sih, sudah kusuruh bilang kalau kamu adalah istri Tuan Key."
"Pssst, sudah tadi aku hanya dihukum bersihin toilet kok," ujarnya santai.
"Haa??"
"Tidak perlu membelalak gitu, jelek."
"Ih, orang jelek ngatain jelek. Kapan ya, kita bisa perawatan di klinik yang mahal?"
"Eh by the way, nanti sore aku ada janji sama Key."
"Ke mana?"
"Klinik kecantikan."
"Wow .... Berapa milyar habis untuk permak wajahmu ya, kira-kira?"
"Sialan."
"Hahahaha ...."
Sore itu nampak cerah, para karyawan wanita telah bersiap pulang digantikan oleh karyawan pria di malam hari. Mobil yang ditunggu-tunggu oleh Bianca belum datang.
Masih kurang lima menit.
"Nungguin siapa kamu?" Suara khas menyebalkan dari orang yang menyuruhnya membersihkan toilet terdengar di belakangnya.
"Jemputan."
"Pacar? Masa punya?" kelakarnya.
Ish, dia kira aku jomlo kayak dia??
Mobil datang sebelum gadis itu menjawab pertanyaan si manager yang sedang terkejut tingkat dewa melihatnya.
"T-tuan Key??" gumam Dody, manager baru itu.
Dia kaget melihat pengusaha nomor satu itu telah berada di depan hotelnya. Lebih gusar lagi, ketika melihat Bianca masuk ke mobil dibukakan pintu oleh orang kepercayaannya, Felix.
Bianca melangkah masuk ke mobil, lalu melirik si manager. Dia ingin tertawa terbahak melihat muka manager barunya.
"Siapanya Tuan Key ya, Bianca itu?" Dody bergumam sendiri. Gusar.
Manager baru itu mulai menanyai para karyawan dan pucatlah mukanya. Dia telah berani menyuruh istri pengusaha nomor wahid itu untuk membersihkan toilet!
Seketika pria itu stress. Lalu setelah berpikir lama, dia merancang pertemuan lagi dengan Bianca untuk meminta maaf.
Aku harus bersiap jika hari ini ada telepon untuk menyuruhku mengundurkan diri! Aaarghh!!
Namun, Bianca bukanlah sependendam itu pada managernya. Ia tahu, tak lama pasti si manager baru akan mengetahui hal ini, bahwa dia istri Tuan Key.
Sementara di mobil,
"Siapa itu yang mengantarmu di depan pintu utama hotel?" tanya Key datar.
"Manager baru."
"Hmmm ...."
Apa hal, cuma ham hem doang? Batin Bianca.
Manager barunya tampan juga. Apa jadinya kalau aku membuat Bianca cantik di hadapan manager itu dan ...."
"Felix, kita tidak jadi ke klinik kecantikan. Kita ke salon saja!"
Bianca kaget dengan keputusan yang dadakan itu, tapi tidak dengan Felix. Pria itu telah terbiasa bertahun lamanya melayani pergantian rencana dadakan seorang Key.
"Tapi, Tuan sudah membuat perjanjian dengan klinik?"
"Nanti kamu cancel."
"Baik. Uang satu milyar yang telah anda siapkan untuk merenovasi wajah Nona akan saya kembalikan ke laporan keuangan."
Apa?? Satu milyar? Merenovasi? Ughh .... Kosakatamu itu Felix! Tidak sekalian merekonstruksi total?
***
Salon Rambut
"Tuan Key datang!"
"Hah, secepat ini??"
"Dia bilang akan agak petang!"
"Ayo, persiapkan ruang khusus!"
"Hey, Mbak rambutku gimana ini?"
"Sebentarr, penting!!"
"Steam-nya kepanasan, Mbak!"
"Ditiupin dulu! Bentar ada orang penting!!"
"Ditiupin???"
Semua kapster salon itu mendadak sibuk, jadwal kedatangan Tuan Key yang seharusnya empat jam lagi, ternyata malah datang saat ini. Benar-benar tuan muda!
Felix turun dari mobil, lalu menemui si pemilik salon.
"I-iya Tuan Felix. Salon akan siap dalam waktu lima menit."
Salon terkenal langganan kelas atas menyediakan ruang khusus yang diperuntukkan bagi Tuan Key, tapi saat itu mendadak mereka harus mempersiapkan semua peralatan yang baru, bersih dan rapi.
Lima menit kemudian.
"Sudah, Tuan."
Felix berbalik ke mobil lalu mempersilakan tuan dan nonanya untuk keluar menuju ke salon. Mereka melangkah masuk disambut semua kapster yang berdiri di kiri dan kanan sambil menunduk mengabaikan para pelanggan yang terpaksa harus diam selama ceremony itu.
Bianca memandang ruang khusus yang begitu lengkap dan bersih.
"Silakan, Nona." Seorang hair stylist mempersilakan duduk di kursi khusus.
"Mau dirapikan seperti apa rambutnya?" tanya dia sopan.
Bianca mengatakan sesuatu pada si hair stylist. Di lain tempat Felix juga membisikkan sesuatu pada pemilik salon. Lalu, pemilik salon memberitahukan ke hair stylist.
"Tuan Key ingin agar rambut Nona dipotong."
"Tapi, Nona ingin agar rambutnya dibiarkan panjang dan diluruskan."
"Baiklah, aku akan bilang ke Tuan Key."
Hair sylist itu masih menunggu.
"Kenapa belum dimulai?" tanya Bianca.
"Maaf, sebentar, Nona." jawab hair stylist itu sopan.
Pemilik salon masuk kemudian mengangkat bahu tanda permintaan Nona tidak bisa dipenuhi.
"Nona, maaf kita harus menuruti kata Tuan Key, jika harus memotong rambut anda."
"Lho, apa masalahnya dengan orang itu? Aku tidak mau rambutku dipotong pendek!"
"Tapi, Nona ..., hmmm, baiklah." Pemilik salon berbalik kembali lalu mencoba bilang pada Felix agar menawar Tuan Key.
Dia kembali dengan tangan kosong, sia-sia. Kembali mengangkat bahu.
Kedua orang itu, pemilik salon dan hair stylist mengangkat bahu. Lalu, pemilik salon mengatakan tentang dua minggu pada Bianca.
"Tuan Key mengatakan dua minggu dan tidak pulang rumah pada anda, Nona. Saya tidak tahu maksudnya."
Sialan, dia mengancamku.
"Baiklah, potong sesuai kehendaknya saja!"
Kedua orang itu bernapas lega. Sangat lega. Dengan sigap dia mencuci rambut Bianca, memijat kepala, lalu mulai memotongnya.
Kres! Kres! Kres!
Pendek amat! Apa maunya orang itu??
Gadis itu merasa curiga. Dia pasti mengerjaiku!
"Maaf, Nona. Kami menuruti model yang dicontohkan oleh Tuan Key."
Harusnya hair stylist ini menuruti orang yang punya rambut, bukan si tuan muda itu! Huh, uang bisa membeli kemauan juga ternyata.
Karena kesal, gadis itu pasrah kemudian mengambil sebuah majalah dan menutupi kaca dengan membaca majalah itu agar tidak melihat wajahnya sendiri. Setengah jam hair stylist itu menyelesaikan pekerjaannya. Memotong lalu mengeringkan rambut Nona Bianca. Membuka penutup badan dan membersihkan sisa rambut dari lehernya.
"Sudah, Nona."
Bianca menurunkan majalah fashion itu.
Seorang gadis dewasa dengan potongan rambut gaya tokoh kartun anak dengan ranselnya mengikuti arah peta.
Uuuuuuuugghh!!!
"Terima kasih," ucap Bianca kesal pada hairstylist yang sedang tersenyum puas dengan pekerjaannya.
tapi niatmu jahat.