Seniman Jalanan Ternyata CEO

Lestari melihat lukisan sebuah pemandangan. Lestari mengamatinya dengan seksama.

"Itu aku yang lukis, tempat itu berada di Switzerland," kata Rafan.

"Indah ya," ucap Lestari tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisan itu. Rafan mengangguk.

Rafan menceritakan jika mereka sekeluarga pernah liburan ke sana sewaktu ia masih kecil.

"Orang kaya mah bebas, mau ke mana saja tinggal sebut," kata Lestari.

Namun perkataan Lestari tidak di dengar oleh Rafan, karena Rafan sudah berpindah tempat, yaitu menghampiri sang mama.

"Mama suka dengan dia, jangan lepaskan gadis sebaik itu," ucap Seruni pada Rafan.

"Jadi mama setuju? Bagaimana dengan gadis yang akan di kenalkan oleh nenek?" tanya Rafan.

"Nanti biar mama yang ngomong sama nenek mu. Lagipula zaman sekarang masih mau pakai jodoh-jodohin," jawab Seruni.

Rafan menoleh ke Lestari, Rafan mengatakan akan mengajak Lestari ke Jogja hari Minggu ini.

Seruni setuju, dia juga akan ikut ke Jogja bersama Rafan. Kebetulan sudah lama mereka tidak berkunjung ke sana.

Kini mereka berada di sebuah ruangan, Dian menyajikan makanan ringan dan minuman untuk mereka.

"Jadi kalian pacaran?" tanya Dian pada Lestari.

"Tidak kok Bu, aku dan Mas Rafan cuma berteman," jawab Lestari.

Rafan hanya diam saja, ia tidak bisa berkomentar karena takut salah bicara. Hingga sore hari, setelah selesai sholat ashar, Rafan mengantar Lestari pulang.

...****************...

Hari yang di janjikan pun tiba. Rafan menjemput Lestari pagi-pagi sekali. Sebelum jam 7 pagi ia sudah berada di kawasan rumah Lestari.

Rafan mengetuk pintu rumah, tidak lama pintu pun terbuka. Lestari ternyata sudah siap juga.

"Tidak perlu bawa apa-apa, kita hanya satu hari di sana. Nanti sore pulang," kata Rafan.

Lestari pun tidak jadi hendak membawa pakaian. Lisa yang dekat dengan rumah Lestari pun bertanya.

"Tari mau ke mana pagi-pagi?" tanya Lisa.

"Ke Jogja Mbak, mau menjenguk keluarga di sana," jawab Lestari.

Lisa melihat Lestari naik mobil mewah bersama seorang pemuda. Lisa menduga jika mereka ada hubungan.

Jika tidak? Bagaimana mungkin Lestari mau dekat dengan pemuda itu? Sementara yang mereka tahu Lestari belum pernah dekat dengan cowok manapun.

"Mas, apa hanya kita berdua saja yang pergi?" tanya Lestari.

"Tidak, oma, opa, papa dan mama juga ikut," jawab Rafan. Lestari merasa sedikit lega, tadi dia berpikir jika mereka berdua saja.

Mobil yang di kendarai pun tiba di sebuah gedung perusahaan. Lestari heran, dia menoleh ke Rafan untuk memastikan.

Namun Rafan memintanya untuk keluar dari mobil. Kemudian Rafan membawanya masuk ke dalam.

Ternyata mereka semua sudah menunggu, Mereka pun bersama-sama masuk ke dalam lift.

Walau pun sedikit bingung, namun Lestari tetap mengikuti mereka. Hingga sampai ke lantai paling atas, lalu mereka keluar dari lift dan naik tangga untuk sampai ke atap gedung.

Lestari tertegun, karena ternyata ada helikopter di atap gedung. Lestari tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Hanya dalam hatinya berkata, "Sekaya apa Rafan sehingga memiliki helikopter?"

"Sayang, ajak Lestari masuk," kata Seruni pada Rafan. Karena Seruni melihat Lestari masih bengong.

Rafan mengajak Lestari untuk masuk ke dalam helikopter. Sementara Seruni di bantu oleh Jovan.

Lestari masih terdiam, dia hanya mengamati mereka satu persatu. Saskia sengaja duduk di samping Lestari dan membelai rambutnya.

"Dengan menggunakan ini, kita bisa sampai lebih cepat," kata Saskia. Lestari hanya mengangguk sebagai jawaban.

Helikopter pun mulai terbang di udara. Untuk pertama kalinya Lestari menaiki helikopter. Ada perasaan gugup tentunya.

Rafan memperhatikan Lestari, andai saja mereka sudah resmi, mungkin ia lah yang ada di dekat Lestari.

Terdengar suara helikopter, Sekar tahu jika itu adalah anak dan cucunya yang datang. Dengan senyum lebar Sekar menghampiri suaminya.

"Pa, mereka datang," ucap Sekar.

"Iya, syukurlah mereka masih ingat dengan kita dan masih mau berkunjung," ujar Ridwan.

Padahal baru mendengar suara helikopter mereka sudah senang. Mereka sudah lupa jika dulu mereka yang tidak menginginkan anak kandung mereka.

Semakin lama suara helikopter semakin mendekat. Para pendukung pun keluar untuk melihat. Hingga helikopter pun mendarat di sebuah lapangan.

"Ayo turun, kita sudah sampai," kata Saskia pada Lestari.

"Aku gugup Oma, ini pertama kalinya aku naik helikopter," ungkap Lestari jujur.

"Nanti kamu akan terbiasa," hibur Seruni sambil tersenyum manis.

Saskia menggandeng tangan Lestari. Lestari merasa terharu di perlakukan seperti itu. Biasanya hanya ibu panti yang baik dan sayang kepadanya.

Mereka pun berjalan kaki menuju rumah Sekar dan Ridwan. Oh ya, Sri dan Darus sudah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit tua.

Jadi sekarang rumah itu hanya di tinggali oleh Sekar dan Ridwan. Dan usaha Ridwan sebagai juragan ayam dan telur sangat sukses. Sehingga kehidupan mereka cukup makmur.

Namun sayangnya, di saat hari tuanya tidak ada anak yang menemaninya. Ada seorang gadis yang sudah di anggap Sekar sebagai anaknya, itulah yang ingin di perkenalkan nya kepada Rafan.

"Assalamualaikum," ucap mereka serentak.

"Waalaikumsalam," balas Sekar dan Ridwan.

Sekar dan Ridwan senang bukan main ketika melihat mereka datang. Mereka pun di persilakan masuk oleh keduanya.

"Apa kabar kalian?" tanya Saskia.

"Alhamdulillah sehat," jawab Ridwan.

Sekar melihat cucunya yang kini sudah tumbuh tinggi. Terakhir dia melihat Rafan sewaktu Rafan masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Ya, karena Rafan memang tidak terlalu dekat dengan Sekar dan Ridwan. Apalagi dia pernah mendengar cerita tentang mamanya yang tidak di inginkan.

Namun Seruni selalu meyakinkan agar tidak membenci mereka. Karena setiap manusia pasti punya kesalahan.

Rafan tidak benci, hanya saja tidak suka mama nya di perlakukan seperti itu. Bagi Rafan, Seruni adalah wanita terbaik dalam hidupnya.

"Cucu nenek sudah setinggi ini," ucap Sekar lalu memeluk Rafan.

"Nenek apa kabar?" tanya Rafan.

"Nenek baik," jawab Sekar.

Sekarang giliran Ridwan yang memeluk Rafan. Ridwan merasa terharu dengan kedatangan mereka.

Lestari hanya mengalami Sekar dan Ridwan. Karena dia merasa kikuk, apalagi tatapan Sekar seperti tidak menyukainya.

"Dia siapa?" tanya Sekar.

"Lestari Bu, calon menantu ku," jawab Seruni.

Rafan tersenyum manis mendengar sang mama mengatakan jika Lestari adalah calon menantunya.

Sekar tersenyum kecut, gadis yang akan di perkenalkan oleh Sekar pun tersenyum kecut. Karena dia mendengar semuanya.

"Pekerjaan apa?" tanya Sekar lagi.

"Tanpa bekerja pun Rafan sudah mampu memberikan nafkah untuknya," jawab Jovan.

Lagi-lagi Sekar tersenyum kecut, sedangkan Ridwan tidak mau ikut campur. Ridwan sudah memperingatkan Sekar agar tidak terlalu mencampuri urusan mereka.

"Sayang sekali, aku ada calon yang tepat untuk Rafan, nama nya Ningsih, anaknya baik dan sopan juga rajin. Dia juga tidak kalah cantik," kata Sekar.

"Sudah-sudah lah Sekar, kamu lupa dengan Anita yang kita jodohkan dengan Jovan? Tapi akhirnya apa? Jovan malah menolak keras, sekuat apapun kita memaksa jika bukan pilihan hatinya maka akan kacau akhirnya," ujar Saskia.

Sekar terdiam, dia tidak lupa tentang itu. Hanya saja, jika Rafan bersama Ningsih, Sekar sangat setuju.