NovelToon NovelToon
RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Berbaikan / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Far

Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JATUH DENGAN ELEGAN

Pagi itu dunia terasa terlalu berisik bagi Luna.

Suara notifikasi ponsel bertubi-tubi tak ia hiraukan. Ia duduk di kursi kecil apartemennya, menatap layar ponsel yang menampilkan berita fakta tentang hidupnya.

“Pegawai disebuah Bank diterima karena koneksi gelap ayahnya, mantan pejabat korup.”

Nama itu, wajah itu, semuanya adalah dirinya.

Foto Luna mengenakan seragam kerja, senyum tipis yang dulu ia anggap penuh kebanggaan, kini berubah menjadi  aib yang dipertontonkan ke seluruh negeri.

Ia membaca komentar-komentar yang muncul di bawah berita itu.

Sebagian menyebutnya “anak koruptor,” sebagian lagi menuduhnya “tidak pantas bekerja di institusi keuangan.” Tak satu pun membelanya. Dunia maya tak memberi ruang untuk penjelasan atau kebenaran.

Luna menatap layar itu lama. Tak ada air mata. Tak ada amarah.

Semua hal yang pernah ia bangun dengan susah payah runtuh dalam semalam. Walaupun ia tahu semua ini perbuatan Celine, namun tak ada niat Luna untuk marah pada Celine. Energi Luna sudah habis terkuras saat mendengar kenyataan menyakitkan kemarin.

Ia meletakkan ponsel di meja, menatap ke luar jendela. Langit kota tampak buram, abu-abu, seperti ikut merasakan beban yang menggantung di dadanya.

Dalam napas panjang yang keluar dari bibirnya, hanya ada satu kalimat yang terlintas:

“Ayah... kenapa semua harus begini?”

Tak ada jawaban. Hanya suara jam dinding yang berdetak pelan, menandai setiap detik dari kehancuran yang tak bisa dihindari.

***

Ketika Luna tiba di kantor, udara di lobi terasa berbeda.

Semua orang berhenti bicara begitu ia melangkah masuk. Suara bisik-bisik menggema pelan di antara meja-meja kerja.

“Itu dia, yang diterima karena koneksi ayahnya...”

“Pantas cepat naik jabatan... ternyata ada ‘bantuan’.”

Setiap langkah Luna terasa berat.

Sepatu haknya mengetuk lantai marmer dengan suara yang jelas, tapi tidak ada satu pun mata yang berpaling dengan ramah. Semua tatapan terasa seperti menghakiminya dalam diam.

Ia mencoba tersenyum pada resepsionis, tapi gadis itu hanya membalas dengan anggukan kaku.

Di layar televisi di lobi, berita tentang dirinya terus berulang dengan gambar, nama, dan narasi yang sama.

“Luna Anindita Santoso, pegawai, diduga diterima karena koneksi sang ayah yang terlibat kasus korupsi belasan tahun silam.”

Semua kalimat itu memukul ulu hatinya lebih keras dari apa pun.

Di ruangannya, Luna menurunkan tas, duduk, dan menatap meja kerjanya yang rapi.

Semuanya tampak biasa, tapi kini kehilangan makna.

Ia mengingat bagaimana dulu ia begitu bangga ketika pertama kali duduk di kursi ini, menandatangani kontrak kerja, mengirim pesan kepada ayahnya dengan ucapan: “Aku berhasil, Ayah. Aku diterima karena kemampuanku sendiri.”

Ayahnya sudah tidak ada, tapi dosa yang ditinggalkan masih membekas.

Tak lama, pintu ruangannya diketuk.

Kepala cabang masuk, wajahnya tampak lelah.

“Bu Luna,” katanya pelan. “Saya minta Anda ikut ke ruang rapat sebentar.”

Luna berdiri, tanpa banyak tanya.

Di ruang rapat, beberapa petinggi sudah menunggu.

Wajah-wajah serius, beberapa bahkan tak berani menatap matanya langsung.

“Bu Luna...” Kepala cabang menarik napas panjang. “Kami menghargai kontribusi Anda selama ini, tapi... Anda tahu posisi kami. Kasus ini sangat sensitif. Kami tidak bisa mempertahankan Anda di sini.”

Luna tersenyum kecil, getir tapi tulus.

“Saya mengerti, Pak. Terima kasih sudah memberi saya kesempatan sampai hari ini.”

Ia berdiri, menunduk hormat, lalu melangkah keluar tanpa menoleh lagi.

Dalam hatinya, ia berbisik pelan:

“Setidaknya aku keluar tanpa hinaan dan cacian dari mereka.”

Di sisi lain , Ares menatap layar laptop di ruang kerjanya.

Judul berita itu sama. Foto Luna sama. Tapi perasaannya berbeda.

Dadanya berdenyut hebat, ia sudah lama menahan diri untuk membela dan melindungi Luna, orang yang ia cintai. Walaupun ia tahu ini sudah terlambat, namun tidak menghentikan niatnya untuk melakukan itu.

Ia tahu siapa dalangnya.

Ia tahu siapa yang punya kekuatan dan motif untuk menghancurkan Luna seperti ini.

“Celine…” desisnya lirih, hampir seperti racun.

Ares berdiri, meraih kunci mobil. Ia tidak lagi berpikir. Tidak lagi menimbang resiko yang akan ia hadapi.

Ketika pintu rumah terbuka, suara langkah Ares menggema di ruang tamu yang mewah itu.

Celine sedang duduk di sofa, memegang segelas anggur merah, menonton televisi, berita tentang Luna sedang ditayangkan.

Ia menoleh sekilas, tersenyum dingin.

“Oh, kamu sudah lihat beritanya?”

Ares berhenti di hadapan wanita itu.

“Ini kerjaanmu, kan?”

Celine memutar gelas di tangannya, seolah tak peduli.

“Aku hanya mengatakan kebenaran. Dunia berhak tahu siapa Luna sebenarnya.”

Ares mengepalkan tangan. “Kamu menyebarkan aib orang yang bahkan sudah kehilangan segalanya. Dia tidak bersalah atas dosa ayahnya.”

Celine tertawa pendek. “Bersalah atau tidak, dia tetap hasil dari dosa itu. Jangan pura-pura jadi pahlawan, Ares. Aku tahu kenapa kamu marah. Karena kamu masih peduli padanya.”

Ares menatapnya tajam. “Aku muak hidup dalam kebohongan dan kebencianmu. Aku mau berpisah.”

Gelas di tangan Celine jatuh, pecah berderak di lantai.

Wajahnya memucat, tapi matanya memancarkan kemarahan.

“Kamu pikir kau bisa meninggalkanku begitu saja setelah aku kehilangan segalanya?!”

Suara Celine meninggi, histeris.

“Kamu mau lari padanya? Pada perempuan yang sekarang bahkan tidak punya apa-apa?”

Ares tidak menjawab. Ia hanya berbalik, meninggalkan rumah dengan langkah panjang dan berat.

Celine berteriak dari belakang, suaranya serak. “Kalau aku harus kehilanganmu, Ares, dia juga harus hancur! Jangan salahkan aku kalau aku buat dunia membencinya!”

Sore itu, Luna keluar dari kantor untuk terakhir kalinya.

Di tangannya ada sebuah kardus kecil berisi barang-barang pribadinya, mug bergambar kucing, beberapa berkas, dan foto bersama tim saat acara kantor.

Langkahnya pelan tapi mantap.

Semua mata mengawasinya.

Beberapa karyawan yang dulu memujinya kini hanya menatap dengan rasa ingin tahu bercampur jijik. Tak ada satu pun yang berani menyapa.

Di depan pintu kaca besar bank, Luna berhenti.

Ia menatap pantulan dirinya ,  mata sembab, wajah lelah, bibir kering. namun di balik itu ada keteguhan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Ia menarik napas panjang dan berbisik lirih:

“Aku sudah kehilangan segalanya. Tapi aku masih punya diriku sendiri.”

Ia berjalan keluar, menatap langit biru yang kini tampak kelabu.

Kamera wartawan mulai menyorotnya, kilatan cahaya memancar.

Beberapa wartawan berteriak, menanyakan pendapatnya tentang berita itu, tapi Luna tetap diam.

Ia melangkah lurus, tak menunduk.

Untuk pertama kalinya, ia memilih tidak lari dari kenyataan.

Tepat di depan gerbang bank, Luna berhenti mendadak. Ares berdiri beberapa meter di depannya. Wajahnya sayu, tatapannya hancur. Mereka hanya saling menatap, Tak ada kata, tak ada langkah mendekat.

Dan dengan langkah yang pelan namun pasti, Luna membalikkan tubuhnya, meninggalkan gedung dan meninggalkan Ares di belakang.

Di kejauhan, Celine menatap dari balik jendela mobil hitam yang terparkir di seberang jalan.

Senyumnya tipis, matanya berkilat penuh dendam.

“Selamat tinggal, Luna,” bisiknya lirih.

“Kau menang hari ini… tapi aku belum selesai.”

1
Sunaryati
Biarkan Luna sesuai keinginannya demi menjunjung martabatnya, agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain
Sunaryati
Luna kau wanita tangguh semoga sakit hatimu segera sembuh dan hidup damai
Sunaryati
Belum sadar juga kamu, Celline
Sunaryati
Kehancuran kamu karena ulahmu sendiri Crline
cinta semu
awal baca ,dah bikin penasaran ...
cinta semu
sebenarnya yg jahat itu Ares ...Noval ,Nuri & Luna sibuk jadi detektif gadungan ...sudah banyak sinyal ...tapi mereka masih aja penasaran ...suruh Ares bicara jujur ...kalo bikin terluka mending luka sekalian daripada sok pahlawan melindungi tanpa sadar rahasia itu membunuh Luna secara pelan-pelan...
Desy Far: Iya yaa. Mending dari awal kasi tau aja gak sih rahasianya 🤭 apa kita buat ares menyesal seumur hidup ya. 😅
total 1 replies
Shusand MaiTtimu
Thor kok cerita suda sejauh ini Masi aja pemeran utama nya tersiksa,,,
aku baru Nemu cerita yg sudah eps sejauh ini pemeran utama nya masih saja tersiksa
Desy Far: Hallo kak. Maafkan aku ya kalau kamu sejauh ini masih belum harus merasakan sakit hati karena pemeran utama masih tersiksa. Sesuai judul disini menguak rahasia. Tapi kamu tenang aja. Sebentar lagi Celine akan mendapat ganjarannya kok. Semoga kamu tetap setia membaca ya 😍
total 1 replies
Ma Em
Thor ceritanya kok terlalu sadis yg selalu memenangkan Celine tdk henti2 dan Luna selalu tertindas tdk henti2 ga ada jeda masa Ares seorang suami mau melindungi Luna malah caranya yg salah masa lelaki tdk bisa melawan seorang perempuan aneh saja bisa diancam dan ditekan tdk bisa melawan jadi aneh Thor 🙏🙏
Desy Far: Nanti akan ada balasannya kok🤭
total 1 replies
LinJibongs
Thor, jangan biarin kami kelaparan. Update secepatnya 🥺
Desy Far: Kak. Sudah diupload ya bab selanjutnya. Selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Gbi Clavijo🌙
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Desy Far: Tenang aja kak. Aku bakal ajak kakak greget sama kisah Luna ini 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!