NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri, Selingkuh Dengan Ayah Mertua

Balas Dendam Istri, Selingkuh Dengan Ayah Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Reinkarnasi / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pannery

Noura mati dibunuh suaminya dan diberi kesempatan hidup kembali ke-3 tahun yang lalu. Dalam kehidupannya yang kedua, Noura bertekad untuk membalaskan dendam pada suaminya yang suka berselingkuh, kdrt, dan membunuhnya.

Dalam rencana balas dendamnya, bagaimana jika Noura menemukan sesuatu yang gila pada mertuanya sendiri?

"Aah.. Noura." Geraman pria itu menggema di kamarnya. Pria itu adalah Zayn, mertua Noura yang sering menyelesaikan kebutuhan diri sambil menyebut nama menantu wanitanya.

"Kenapa dia melakukan itu sambil menyebut namaku..?" Noura harus dihadapkan mertua gilanya yang sudah duda. "Anaknya gila.. ayahnya juga lebih gila, eh tapi.. besar juga ya kalau dilihat-lihat."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pannery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur bersama mertua

Noura terhenti di tempatnya, nafasnya tercekat. Ini bukan sekadar mimpi buruk—ini bencana yang nyata.

Perlahan, Noura meneguk ludahnya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu liar. Dengan tubuh yang sedikit gemetar, ia memberanikan diri menoleh ke belakang.

“Tuan Zayn...” Ucapnya tergagap, hampir tak terdengar.

Pria itu, Zayn, mertuanya, berjalan mendekat dengan langkah yang santai namun penuh tekanan.

Sosoknya menjulang, postur tubuhnya yang tegap dan besar terlihat menakutkan dalam cahaya redup ruangan.

Wajahnya yang dihiasi janggut tipis tampak dingin, namun matanya menyimpan sesuatu yang membuat Noura bergidik.

Kemeja Zayn terbuka di bagian atas, memperlihatkan da-da bidangnya yang dihiasi bulu-bulu tipis.

“Kamu terlihat pucat, Noura,” ucapnya seraya menghampiri, suaranya berat dan dingin, namun ada nada mengejek yang samar.

Tanpa basa-basi, tangannya terulur, mengambil rambut panjang Noura yang tergerai, lalu menariknya dengan lembut.

Noura mematung. Pria di hadapannya adalah Zayn, ayah dari suaminya. Ia berusia 42 tahun dan seorang duda.

Nafas Noura tersengal, ia mencoba mencari cara untuk menjauh, namun tubuhnya seakan terpaku di tempat.

“Kamu melihat semuanya, bukan?” Zayn menunduk sedikit, menyamakan tinggi wajah mereka.

Noura tersentak, gugup. “Tidak, Tuan Zayn. aku tidak melihat apa pun...” Bohongnya dengan suara serak.

Namun Zayn hanya menyeringai kecil, langkahnya semakin mendekat hingga jarak mereka benar-benar tak nyaman.

“Yakin?” Tanyanya lagi, nadanya menekan. “Aku dengan jelas melihatmu tadi. Apa perlu kita cek CCTV rumah untuk memastikan?”

Kata-kata itu menghantam Noura seperti tamparan. Wanita itu tak bisa berbohong lebih lama.

Noura menghela nafas berat, lalu mendongak, menatap pria itu dengan mata tajam.

“Ya... aku melihatnya tadi.”

Zayn tersenyum, senyum yang sama sekali tidak ramah. Tiba-tiba, tangan besarnya terangkat, menangkup wajah Noura dengan paksa.

Sentuhannya terasa dingin, namun genggamannya cukup kuat untuk membuat Noura tak bisa menghindar.

“Bagaimana?” Tanyanya dengan nada licik. “Besar, bukan kelihatannya?”

“Hah?!” Noura bergidik ngeri, nalurinya langsung membuatnya menepis tangan Zayn dengan kasar.

Wajah Noura merah padam, campuran antara marah dan jijik.

“Jangan aneh-aneh, Tuan Zayn!” Serunya dengan keberanian yang tiba-tiba muncul.

Noura menuding pria itu dengan tangan gemetar. “Kelakuanmu sangat tidak bermoral!”

Zayn terkekeh, "Kalau itu tidak bermoral, kenapa kamu melihatnya begitu lama, Noura?" Tanya Zayn, suaranya terdengar santai, namun penuh dengan sindiran tajam.

Noura terdiam. Ia berusaha mencari kata-kata, tapi hanya udara kosong yang terhirup.

Semua orang di rumah ini gila, pikirnya. Noura tidak bisa bertahan lebih lama, ia harus pergi.

Dengan langkah cepat, Noura berbalik, tetapi belum sempat berjalan, Zayn menarik pergelangan tangannya.

"Apa lagi, Tuan Zayn?" Tanya Noura dengan nada kesal, matanya memancarkan amarah yang bercampur ketakutan. “Lepaskan tanganku!”

Zayn mendekat, wajahnya kini hanya beberapa inci dari wajah Noura. "Kamu tidak bersama suamimu malam ini?" Tanyanya dingin, suaranya rendah namun menghantam seperti tamparan.

"Bukankah ini malam pertama kalian?"

Kata-kata itu membuat tubuh Noura bergetar hebat. Nafasnya tersengal, matanya melebar. Ketakutan terpancar jelas di wajahnya, seperti kaca yang retak, memecahkan usahanya untuk tetap terlihat tegar.

Zayn memerhatikan setiap perubahan ekspresinya dengan cermat, dan senyum kecil terulas di wajahnya.

"Apa ada yang salah, Noura? Kalian bertengkar?" Tanyanya ingin tau.

CKLEK!

Di tengah suasana sunyi dan menegangkan, tiba-tiba suara pintu terbuka membuyarkan semuanya.

"Sayangkuu.. Noura.. aku pulang~"

Darrel, suami Noura, sudah pulang. Langkahnya terdengar berat, penuh rasa tidak sabar.

Noura langsung menarik tangannya dari genggaman Zayn dan berlari ke arahnya.

"Tuan Zayn," bisik Noura dengan suara gemetar.  "Kumohon... sembunyikan aku," Pintanya penuh kepanikan, air mata mulai membasahi pipinya.

Zayn menatapnya, senyum licik perlahan kembali muncul di wajahnya. "Oh? Kamu ingin aku menolongmu sekarang?" katanya, mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat.

"Kalau begitu mulai sekarang, panggil aku Daddy."

Noura tercengang. Tubuhnya gemetar, namun ia tau ia tidak punya pilihan lain. Zayn, adalah satu-satunya harapan Noura saat ini.

Dengan harga diri yang remuk, Noura menggigit bibirnya, menahan isakan.

Mata Noura menatap Zayn dengan penuh permohonan, "Daddy Zayn... tolong bantu aku."

Senyum Zayn melebar, ia tampak sangat puas dengan situasi itu. "As you wish," jawabnya dengan nada penuh kemenangan. "Ikut aku."

Noura hanya bisa mengikuti, air mata terus menetes, sementara hatinya penuh dengan ketakutan dan penyesalan.

...***...

Tangan Noura ditarik dengan tegas oleh Zayn, membawanya menuju kamar pria itu.

Kamar yang menyimpan jejak-jejak kegilaannya barusan, kini menjadi tempat berlindung sementara bagi Noura.

Zayn membimbingnya duduk di sofa yang empuk. "Duduklah, kamu aman di sini," ucap Zayn sambil menatapnya penuh keyakinan.

Namun, ketakutan di mata Noura tak kunjung pudar.

Di luar, suara Darrel menggema di seluruh rumah. "Noura! Sayang! Kamu di mana?!" Teriaknya dengan nada marah bercampur mabuk.

PRANG!! 

Suara barang pecah berderai memenuhi udara, membuat Noura menggigil. Napasnya terengah-engah, dan air mata mulai mengalir tanpa bisa ia kendalikan.

"Noura!" Suara itu semakin mendekat, membawa kembali bayangan kelam di benaknya.

Noura teringat saat-saat Darrel pernah berlaku kasar padanya, memukul dan melempar barang ke arahnya saat mabuk.

Tubuh Noura semakin gemetar, ketakutan jelas terlihat di wajahnya.

Zayn, yang mengamati keadaan itu, berjongkok di hadapan Noura. Tangannya perlahan menepuk punggung wanita itu dengan lembut, mencoba menenangkan.

"Kamu akan aman selama bersamaku," ucapnya dengan nada tenang namun tegas. "Percayalah padaku."

Meski suara keras dari luar terus membuatnya cemas, Noura mencoba menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.

Tok! Tok! Tok! 

Namun, ketukan keras di pintu kamar Zayn membuat Noura kembali tersentak. Tubuhnya mengejang, dan ia secara refleks menutup wajahnya dengan kedua tangan, air mata mengalir deras.

Zayn bangkit berdiri, matanya menyiratkan ketenangan yang dingin. "Aku akan mengurus ini," ucapnya singkat sebelum membuka pintu.

Di depan pintu, Darrel berdiri dengan mata merah dan tubuh sempoyongan.

Aroma alkohol yang menyengat segera memenuhi ruangan. "Di mana istriku?!" Bentak Darrel dengan suara serak, matanya liar menatap Zayn.

Zayn tetap tenang, meski rahangnya mengeras menahan amarah. "Aku tidak tau," jawabnya tegas. "Pergilah. Jangan membuat keributan, ini sudah malam."

Darrel mencoba masuk, tetapi Zayn dengan sigap mendorongnya kembali ke ambang pintu. "Berhenti bersikap seenaknya, Darrel. Rumah ini masih milikku."

Zayn meraih kerah baju Darrel dengan satu tangan. Dalam satu gerakan, ia mendorong pria itu dengan kasar hingga terseret menjauh dari pintu.

Zayn menyeret Darrel kembali ke kamarnya, meskipun pria itu terus mengumpat sepanjang jalan.

Setelah memastikan Darrel terjebak di kamarnya sendiri, Zayn kembali ke kamar, menutup pintu dengan tenang.

Noura masih terduduk di sofa, tubuhnya lemas. Namun, suara-suara mengganggu dari luar akhirnya berhenti, dan keheningan mulai merayap masuk ke kamar.

Untuk pertama kalinya malam itu, Noura bisa bernafas lega meski hatinya masih dihantui ketakutan.

Beberapa saat kemudian, Zayn kembali masuk ke kamar. "Dia sudah kukunci di kamarnya. Kamu aman sekarang."

Noura menghela nafas lega, meskipun tubuhnya masih sedikit gemetar. Air matanya yang sempat mengalir mulai diseka dengan tangan gemetar.

"Terima kasih, umm... Daddy," ucapnya terbata-bata. Kata itu terdengar asing di telinganya, dan ia merasa aneh mengucapkannya.

Namun, Zayn hanya tersenyum samar, seolah menikmati panggilan tersebut.

Melirik jam di dinding, Zayn mulai berpikiran licik, "Sekarang sudah larut. Tidurlah di sini."

"Apa?!" sergah Noura. Tubuhnya segera menegang. "Tidak, aku tidak mau tidur di sini! Aku tidak nyaman tinggal bersama orang gila seperti tuan—"

"Panggil aku daddy Noura," potong Zayn, mendekat dan menutup pintu di belakangnya.

"Tenang saja. Meskipun aku melakukan hal tidak bermoral sebelumnya, aku janji tidak akan melakukan apa-apa padamu."

"Tapi, Daddy—"

Zayn tiba-tiba menariknya dengan paksa, membuat Noura terduduk di tepi tempat tidur.

Mata Zayn menatapnya dengan tajam namun tetap terkendali. "Tidur di sini," ucapnya dengan nada tegas, "Atau aku akan membiarkan Darrel keluar dan menangkapmu."

Noura terbelalak, tubuhnya kembali mengejang. "Daddy Zayn, kau mengancamku?!" Serunya dengan nada yang sedikit meninggi, menatap pria itu dengan marah.

Zayn tersenyum kecil,  "Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan," bisiknya pelan.

"Tidurlah disini Noura. Kamu tidak ingin menghabiskan malam dengan Darrel, bukan?" Ucap Zayn lagi dengan nada rendah yang penuh tekanan.

Bagaimana mungkin Noura bisa merasa tenang jika tidur dengan pria yang berpikiran kotor tentangnya?

'Semua orang disini gila..'  Batin Noura kesal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!