NovelToon NovelToon
Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:38.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reni Juli

Setelah dua tahun menikah, Laras tidak juga dicintai Erik. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan cinta suaminya tapi semua sia-sia. Laras mulai lelah, cinta Erik hanya untuk Diana. Hatinya semakin sakit, saat melihat suaminya bermesraan dengan Dewi, sahabat yang telah dia tolong.
Pengkhianatan itu membuat hatinya hancur, ditambah hinaan ibu mertuanya yang menuduhnya mandul. Laras tidak lagi bersikap manja, dia mulai merencanakan pembalasan. Semua berjalan dengan baik, sikap dinginnya mulai menarik perhatian Erik tapi ketika Diana kembali, Erik kembali menghancurkan hatinya.

Saat itu juga, dia mulai merencanakan perceraian yang Elegan, dibantu oleh Briant, pria yang diam-diam mencintainya. Akankah rencananya berhasil sedangkan Erik tidak mau menceraikannya karena sudah ada perasaan dihatinya untuk Laras?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Kejutan Menanti

Pagi itu, aroma kaldu hangat tercium di dapur. Erik berdiri di depan kompor, tangannya cekatan mengaduk bubur yang ia buat sendiri. Wajahnya tampak serius, seolah setiap gerakan sendok adalah bagian dari tekad barunya.

Dia menata bubur itu di dalam mangkuk, menambahkan potongan ayam suwir dan taburan bawang goreng.

Erik meletakkannya ke atas meja. Di sampingnya ia letakkan segelas air putih dan obat, lengkap. Seolah ingin membuktikan bahwa dirinya bukan lagi Erik yang dingin dan hanya memikirkan selingkuhannya.

Dia tampak puas, melihat hasil kerjanya. Sekarang waktunya membangunkan Laras dan memintanya untuk sarapan. Dia harap Laras sedikit menaruh simpati dengan apa yang dia lakukan.

Erik bergegas menuju kamar dan dengan hati-hati, ia mengetuk pintu.

“Laras, apa kau sudah bangun? Bagaimana dengan keadaanmu?” Dia terdengar cemas.

Hening. Tidak ada jawaban. Erik kembali mengetuk pintu, “Laras, aku akan panggil dokter jika keadaanmu belum membaik!” Dia mencoba membuka pintu. Namun, masih terkunci.

“Laras, ayolah. Aku mengkhawatirkan dirimu.”

Pada saat itu pintu terbuka. Laras menatapnya tajam dan dingin. Erik tersenyum, melihat keadaan yang tampak baik-baik saja.

“Aku buatkan bubur untukmu. Ayo makan dulu, kau butuh tenaga,” Erik menyentuh tangannya. Tapi Laras segera menepis.

“Luar biasa. Aku tidak menduga kau akan melakukannya!”

“Aku sedang berusaha untuk memperbaiki diri, Laras. Kemarilah!” Erik meraih tangannya dan menariknya menuju ruang makan. Dia tidak peduli meskipun Laras memintanya untuk melepaskan tangannya.

“Erik, lepaskan tanganku!”

“Tidak, dan lihat?” Erik mendorong Laras dengan lembut menuju meja makan, “Aku bangun lebih pagi untuk membuatkannya. Aku ingin kau tahu, aku benar-benar ingin berubah dan memperbaiki semuanya.”

Tatapan Laras tajam, menusuk. Ia menoleh ke bubur yang mengepul, lalu kembali memandang suaminya dengan dingin.

“Aku tidak butuh semua ini, Erik.”

“Laras, setidaknya coba dulu. Aku melakukannya dengan tulus.”

“Tulus?” Laras tertawa sinis. “Kau begitu tulus sampai-sampai membandingkan aku dengan Dewi.”

Tubuh Erik membeku. Rahangnya mengeras. Laras kembali tertawa sinis melihat ekspresinya.

“Jangan terkejut seperti itu. Sudah aku katakan, aku tahu apa saja yang kau lakukan dengan Dewi dan apa saja yang kau katakan tentangku padanya. Aku tak menduga kau akan berbicara seperti itu. Tidak heran Dewi memandang rendah aku!"

“Tidak, Laras. Jangan mempercayai apa yang Dewi katakan,” Erik memegangi bahunya, “Aku telah mengakhiri hubungan kami. Dia hanya ingin mengadu domba kita berdua karena dia tidak bisa menerima keputusanku!”

“Hng!” Laras menepis tangannya dan melangkah mundur, “Tidak perlu menipu. Aku lebih mempercayai Dewi dibandingkan dirimu. Lagi pula semangkuk bubur itu, apakah kau pikir cukup untuk menarik perhatianku?”

Erik terdiam, wajahnya menegang. “Memang tidak berarti, tapi aku sedang mencoba memperbaiki diri. Seharusnya kau menerimanya, dan memberikan kesempatan padaku. Apa kau mau aku menyerah begitu saja?”

“Kau boleh menyerah atau bertahan, itu urusanmu,” jawab Laras datar. “Tapi jangan harap aku akan kembali percaya hanya dengan omong kosongmu yang manis.”

Nada suaranya menampar Erik. Ia mengepalkan tangan, menahan amarah yang menggelegak. “Kau benar-benar tidak tahu berterima kasih! Aku berusaha mati-matian menunjukkan perhatianku, tapi kau—”

“—sudah terlalu banyak menyakiti aku,” potong Laras tajam, “Hanya karena aku menolak semangkuk bubur darimu, kau sudah merasa begitu tersakiti. Sedangkan aku? Dua tahun, Erik. Dua tahun kau menolak makanan yang aku siapkan, pagi dan malam. Apakah kau pikir hatiku tidak sakit setiap kali kau menolak? Rasanya sakit, Erik." Suaranya bergetar, menandakan berapa sakit hatinya selama ini karena perlakuan Erik.

Erik diam, tak dapat memjawab. Laras mengatur nafas, senyuman sinis kembali melengkung di bibir. Setiap kali mengingat apa yang dia lakukan selama ini, dia merasa dirinya adalah wanita paling bodoh.

“Tidak apa-apa,” Laras merapikan rambutnya, “Aku sudah tidak melakukan hal itu lagi, dan kau pun tak akan bisa menyakiti hatiku mulai sekarang.”

“Laras, aku?”

“Tidak perlu meminta maaf. Aku rasa ada yang lebih menarik dibandingkan perdebatan ini. Sekarang, lebih baik kau pergi ke kantor. Ada kejutan menantimu di sana, jangan sampai kau melewatkannya.”

“Kejutan apa?”

“Kejutan yang luar biasa, Erik. Sebaiknya kau tidak melewatkan tontonan menariknya!” Laras melangkah pergi, meninggalkan dirinya tanpa menyentuh bubur itu.

Dia tidak butuh, sedikitpun dia tidak akan memberikan harapan pada Erik karena dia sudah terlanjur kecewa dan sakit hati. Seharusnya Erik tidak membandingkan dirinya dengan Dewi, karena itu menambah rasa sakitnya.

Erik tertegun, bingung dengan nada misterius Laras. Namun ia memilih tidak membantah lebih jauh. Dengan wajah kesal, ia meninggalkan dapur.

Entah kejutan apa yang dimaksudkan oleh Laras, sebaiknya dia segera pergi ke kantor. Mungkin saja Laras berhasil mendapatkan kerja sama dengan klien lain, dan menjadikan hal itu sebagai kejutan.

***

Di sisi lain, Dewi melangkah penuh percaya diri memasuki gedung kantor. Pagi itu, gaun formalnya tampak sempurna, senyum angkuh menghiasi bibirnya. Malam tadi Erik sempat berkata bahwa besok ia akan mendapat hadiah dan Dewi yakin, inilah saatnya ia memamerkan kemenangan pada Laras.

Namun langkahnya terhenti begitu melihat kerumunan karyawan di lobi. Mereka berdesakan, berbisik-bisik dengan ekspresi tercengang, sebagian terkejut, sebagian menahan tawa sinis.

Dewi mengernyit. “Ada apa ini?” tanyanya, berusaha mendekati kerumunan.

Namun begitu dia mendekat, semua karyawan melihatnya dengan tatapan jijik. Beberapa dari mereka tampak berbisik-bisik.

“Lihatlah, rupanya dia hanya wanita murahan!”

“Pantas saja dia bisa mendapatkan proyek itu. Rupanya dia menggunakan cara yang kotor!”

“Tidak heran. Dia tidak memiliki kemampuan, tentu saja dengan cara seperti itu saja dia bisa mendapatkannya.”

Bisik-bisik itu membuat telinga Dewi panas. Dia menerobos kerumunan dan begitu melihat layar besar televisi dekat resepsionis, kedua matanya terbelalak. Tubuhnya membeku dan nafasnya tercekat.

Di sana, terpampang jelas rekaman dirinya, adegan intimnya dengan Pak Roby yang dia lakukan semalam. Tawa genitnya, sentuhan mesra dengan Pak Roby, bahkan foto-foto memalukannya. Semuanya ditayangkan terang-terangan, tanpa sensor, di depan seluruh karyawan.

“Tidak…” Dewi berteriak, “Matikan, cepat matikan!” Dia mendorong beberapa karyawan untuk mematikan televisi itu.

“Siapa yang melakukan hal ini, cepat matikan!” Dia kembali berteriak, panik.

“Jangan lihat, jangan melihatnya!" Dewi berusaha menutupi layar televisi, Tapi semua orang sudah melihat video kotor itu.

“Dasar wanita murahan. Rupanya dia menjual tubuhnya pada pak Roby."

“Benar-benar tidak tahu malu dan lihatlah, dia menggoda pria tua itu dengan tidak tahu malunya!”

“Wanita murahan seperti dirinya, kenapa bisa dipercaya oleh pak Erik?”

Bisik-bisik itu semakin membuat telinga Dewi panas. Rasa malu membakar wajahnya. Lututnya lemas, langkahnya goyah. Semua mata kini benar-benar tertuju padanya, tapi bukan dengan tatapan kagum lagi, melainkan jijik karena perbuatan kotornya ketahuan.

“Matikan, cepat matikan!” Teriak Dewi, putus asa.

“Ada apa ini, kenapa kalian berkerumun?”

Dewi terkejut, semua melihat ke arah pintu di mana Erik dan Laras telah datang.

1
Ma Em
Semoga Laras segera tau siapa yg menabrak Laras .
Dewi Ariyanti
Erick kau mendekati Laras hanya ingin memberikan ibumu cucu nanti setelah itu kau pasti kau berselingkuh lagi ck ck itu tidak akan mungkin terjadi karena laras akan pergi meninggalkan mu sebelum usahamu tercapai
Ikoh Jenggung
Erik mungkin penasaran aja karna belum mencicipi laras makanya mau melakukan apapun
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Erik pede sekali bisa bobo n menghasilkan cucu buat emaknya 🤣
hayuu Erik n Ratna cemuuuunguut utk tujuan kalian yg bersebrangan 🤣🤣
Sunaryati
Segera Laras jangan sekedar rencana
Sunaryati
Mintalah pada Laras pasti dikasih
mery harwati
Ayo Ratna berusahalah lebih keras lagi untuk mengambil buku nikah Erik & Laras agar rencanamu semakin mulus untuk mengesahkan perceraian Erik & Laras 💪😛
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Laras seakan memberikan Erik sayap utk terbang tinggi ternyata sayapnya rapuh, Erik jatuh lagi gubrak 🤣🤣
semangat utk mendapat luka Erik 🤣
Lianty Itha Olivia
kasihan juga lihat perjuangan Erik KLO SDH begini
Ikoh Jenggung
ssekarang biarin Erick terbang nanti hempaskan sampai titik paling dalam
Dewi Ariyanti
💪💪💪Laras biarkan Erick merasa terbang tinggi dan berbunga bunga dan setelah itu kau hempaskan seperti angin biar dia merasakan apa yang kau rasakan dulu
🌈Yulianti🌈
nanti pas s Diana datang mana janji mu mana sumpah mu yg pernah kau ucapkan dahulu pokoknya mpreet lah kau erik
Ma Em
Laras emang kamu yg terbaik biarkan si Erik berusaha sendiri untuk berubah dan perbaiki dirinya paling nanti lama2 selingkuh lagi .
Susan Susanti
semangat briant 💪
mery harwati
Istri orang lebih menantang Briant 😄
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Go go pebinor🤣🤣👍👍
lyani
istri org lebih menggoda y bre
lyani
sedangkan kau suami tak tahu berterima kasih Rik,dah capek kak Reni cariin istri sebegitu sempurna masih aja cari selingkuhan...heran dehhh
🌈Yulianti🌈
istri orang memang sebuah tantangan briant tp sayang Laras juga blm tentu memilih kamu bisa jd Laras juga trauma akan sebuah penghianatan dan perselingkuhan
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
masalah nya Laras ogah memperbaiki n itu menjadi peluang buat Briant 🤭
hayuuu Briant gaskeun 😁
buat Erik kebakaran jenggot 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!